Sunghoon selalu menatap sosok Heeseung dengan penuh kekaguman. Sosok tampan lelaki itu memiliki segalanya, mulai dari rupa fisik, intelegensi dan bakat, bahkan status sosial yang tinggi. Namun, sosok nyaris sempurna itu tidak sungkan untuk berteman dengannya, ia selalu membagi tawa dan hal-hal menarik di setiap kunjungannya. Hal itu pun lambat laun membuat Sunghoon selalu menantikan kunjungan Heeseung.
Jay memang selalu memanjakan Sunghoon, baginya lelaki itu adalah sosok kakak terbaik yang ia punya. Namun, Heeseung berbeda. Sunghoon awalnya menganggap Heeseung sama seperti Jay, tapi perlahan-lahan perasaannya terhadap lelaki itu berbeda. Ia tak mengerti perbedaan yang dirasakannya tersebut, katakanlah Sunghoon tak paham mengenai cinta. Lagipula perasaan semacam ini baru pertama kali dialaminya.
Keramahan, kelembutan dan kenyamanan yang Heeseung berikan pada Sunghoon begitu membuainya. Sunghoon bahkan suka tiap kali Heeseung menatapnya, begitu lembut dan fokus saat mendengar ia berbicara. Perilaku Heeseung begitu manis padanya, lelaki itu pun akan menyentuhnya dengan pelan seakan ia adalah benda yang mudah pecah. Bagi Sunghoon sosok Heeseung layaknya pangeran idaman semua orang termasuk dirinya.
Heeseung sudah mengaku pada Jay bahwa ia menyukai Sunghoon Hanya tinggal menunggu waktu sampai ia menyatakan perasaannya pada sosok manis itu. Ia ingin mendekati Sunghoon secara perlahan, mengenalkan sosok dirinya dan membuai lelaki manis itu dengan pesonanya. Ia ingin mengenalkan cinta pada Sunghoon, cinta yang berbeda dari yang diberikan Jay padanya.
"Kau menyayangi Jay?" Tanya Heeseung saat mereka sedang bersantai dari kegiatan membaca.
"Tentu saja aku menyayangi Kak Jay. Dia segalanya bagiku. Tuan Park juga baik padaku, tapi Kak Jay yang selalu ada untukku. Aku selalu merasa dilindungi olehnya," jawab Sunghoon sambil mengenang wajah Jay yang sedang tersenyum padanya.
"Lalu bagaimana denganku? Apa kau juga menyayangiku?" Tanya Heeseung lagi.
"Ya, aku juga menyayangimu. Kau seperti kakak kedua untukku. Bersamamu selalu menyenangkan," jawab Sunghoon tersenyum.
"Hm, aku cukup senang mendengarnya. Tapi aku tidak ingin menjadi kakakmu, Sunghoon. Aku ingin menjadi lebih dari itu. Rasa sayangku padamu bahkan lebih tinggi dari Jay," ujar Heeseung sambil tersenyum misterius.
Sunghoon awalnya tidak begitu mengerti ucapan Heeseung tersebut. Baginya lelaki itu kadang suka bertindak misterius. Namun, seiring waktu berlalu akhirnya ia memahaminya. Perasaan yang dimilikinya untuk Heeseung adalah cinta, berbeda dengan cinta dan rasa sayangnya pada Jay. Ia merasa terlalu lamban dalam menyadari hal tersebut padahal Heeseung sudah dengan jelas menunjukkan ketertarikannya padanya.
"Bagaimana aku tidak ingin menggodamu kalau kau semanis ini? Kau hal terindah yang selama ini kudambakan," kata Heeseung menatap Sunghoon dengan lembut.
Saat itu Heeseung dan Sunghoon sedang melukis bersama. Sunghoon selalu kagum dengan hasil karya Heeseung yang indah. Semua lukisan yang dibuat oleh lelaki itu adalah sosok Sunghoon hingga hal itu menimbulkan pertanyaan baginya. Heeseung menjawabnya dengan tenang bahkan hingga menggodanya. Sunghoon takkan pernah menduga dari pembicaraan kali ini Heeseung justru menyatakan perasaan padanya.
"Kalau kau bertanya kenapa aku hanya melukismu jawabannya tentu sudah jelas," ujar Heeseung.
"Apa?" Tanya Sunghoon penasaran.
"Tentu saja karena aku menyukaimu, Sunghoon," jawab Heeseung tulus. "Apa kau juga menyukaiku?"
Sunghoon tentu terkejut dengan pernyataan cinta tiba-tiba dari Heeseung. Sesaat ia sempat meragu, namun setelah berpikir beberapa saat ia akhirnya telah memutuskannya. Sunghoon juga tertarik pada Heeseung, perasaannya untuk lelaki itu begitu besar dan ia yakin itu adalah cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Singkat-Kisah Kita
Romansa"Hanya berbagai macam cerita seputar Heeseung dan Sunghoon" 🦌🐧