Sang Calon Pengantin

604 31 1
                                    

Sunghoon pernah berharap untuk tak dapat bertemu Heeseung lagi, namun pada kenyataannya ia selalu bertemu lelaki itu secara tak terduga. Selain itu penggemar rahasianya masih tetap rutin memberikannya mawar hitam. Sunghoon berusaha tak ambil pusing lagi dengan tindakan penggemar rahasianya tersebut, setidaknya tak ada hal buruk yang terjadi padanya.

Pertemuan tak terduganya dengan Heeseung awalnya tak begitu disukainya, namun perlahan-lahan ia mulai terbiasa. Menurutnya lelaki itu sebenarnya cukup menarik saat diajak mengobrol, ia humoris meskipun tak luput juga untuk menggodanya. Sunghoon pikir kebersamaannya dengan lelaki itu berangsur-angsur mulai menyenangkan dan tanpa sadar ia menikmati kenyamanan yang tersaji.

"Aku tak menduga kau mau bertemu denganku lagi. Aku masih ingat ekspresimu tiap kali bertemu denganku," kekeh Heeseung.

"Oh, diamlah. Itu sudah berlalu," sahut Sunghoon cemberut. "Lagipula kau sendiri selalu muncul entah darimana. Aku bahkan pernah berpikir mungkin saja kau adalah penguntitku."

"Hm, harusnya kau merasa senang memiliki penguntit tampan sepertiku," ujar Heeseung.

"Ah, ucapanmu yang narsis itu selalu terdengar menyebalkan," gerutu Sunghoon. "Meskipun kau narsis, tukang rayu, dan terkadang menyebalkan, entah kenapa aku masih bisa menahannya. Kupikir di balik semua hal menyebalkan itu kau adalah teman yang lumayan menyenangkan," katanya yang kini tersenyum.

"Aku tahu kau akan menyukaiku," balas Heeseung percaya diri. "Aku pun juga menyukaimu, Sunghoon."

"Apa barusan kau menyatakan perasaanmu padaku?" Sunghoon terkekeh.

"Kupikir begitu. Aku selalu berdebar-debar tiap kali bertemu denganmu. Mungkin kita bisa mulai berkencan." Heeseung tersenyum cerah atas pernyataan tiba-tibanya.

"Apa kau sudah mulai lelah dicampakkan teman kencanmu sehingga mulai mengincarku?" Balas Sunghoon.

"Kupikir begitu. Lagipula mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu. Mungkin lebih baik aku mendekatimu dan membuatmu jatuh cinta padaku," kata Heeseung yang membuat Sunghoon tersipu.

"Mulutmu selalu manis ya, Tuan Lee. Aku nyaris jatuh dalam jebakanmu," ujar Sunghoon yang berusaha tenang. Lagipula ucapan sarat godaan semacam ini telah sering didengarnya tiap kali pertemuan mereka.

"Aku akan merasa senang kalau kau sungguhan jatuh dalam jebakanku. Kupikir jika bersama kita akan menjadi pasangan yang luar biasa," balas Heeseung sambil mengedipkan matanya.

Seperti itulah obrolan yang kadang dilakukan Heeseung dan Sunghoon. Heeseung tak pernah bosan untuk menggodanya hingga ia yang pada awalnya jengah mendengarnya kini telah menjadi terbiasa. Bahkan tak sekali dua kali Sunghoon menimpali kalimat rayuan yang dilontarkan Heeseung. Sunghoon pikir Heeseung tak serius merayunya, hanya sekedar bercanda hingga pada akhirnya kadang mereka tertawa bersama.

Sunghoon pikir mulut manis Heeseung memang terbiasa merayu seseorang yang dianggap menarik baginya. Namun, bukan berarti ia menaruh hati terhadap sosok yang dirayunya. Sunghoon menanam pemikiran itu dalam benaknya agar ia pun tak terpedaya akan pesona Heeseung. Mereka bukanlah teman, hanya sekedar kenalan yang kebetulan dapat saling menyambung dalam mengobrol. Selagi semuanya berjalan netral ia akan meladeni lelaki tampan yang terkesan misterius itu.

Kabar kedekatan keduanya tentu telah sampai di telinga Jungwon dan Sunoo. Keduanya bahkan menuntut penjelasan pada Sunghoon saat mereka memergoki ia dan Heeseung sedang bersama. Sunghoon menjawab Heeseung hanyalah sekedar kenalan, tak ada hubungan lebih seperti dugaan keduanya. Mereka sempat tak mempercayai Sunghoon apalagi melihat bagaimana Heeseung memperlakukan lelaki manis itu.

"Aku yakin dia sebenarnya menyukaimu, hyung. Seratus persen yakin," kata Sunoo seakan pernyataannya mutlak.

"Aku setuju dengan Sunoo. Lagipula akhir-akhir ini kalian ternyata sering bertemu. Padahal sebelumnya hyung selalu mengeluh betapa narsis dan menyebalkannya Lee Heeseung itu," kata Jungwon yang mengingatkan keluhan Sunghoon terhadap Heeseung.

Cerita Singkat-Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang