Cerita Singkat-Kisah Kita

Pertemuan yang Salah

Sunghoon pertama kali bertemu dengan Heeseung di suatu kafe tanpa disengaja. Saat itu Sunghoon mengunjungi kafe tersebut atas saran dari temannya, Jake. Ia baru mengetahui bahwa kafe bernuansa klasik tersebut milik pamannya Jake saat pemuda ramah itu memberitahunya. Jake pun ternyata bekerja sambilan disana untuk tambahan biaya hidupnya yang tinggal jauh dari orangtua. Hari itu Jake diberi izin oleh pamannya untuk lebih cepat menyelesaikan jam kerjanya karena kedatangan Sunghoon.

Sunghoon mengamati kembali kafe tersebut. Nuansa klasik yang dimiliki kafe ini membuat nyaman, perabotan disesuaikan dengan konsep kafe serta berbagai macam lukisan, foto dan miniatur berbau Eropa terlihat menghiasi ruangan. Selain itu terdapat dua meja biliard serta permainan papan dart yang terdapat di bagian belakang kafe. Meja-meja yang tersedia ada yang di luar beserta di dalam ruangan. Selain itu juga terdapat panggung mini yang digunakan selama live music cafe berlangsung yang hanya diadakan pada malam hari.

Sunghoon melihat ke arah live music yang sedang dimainkan di kafe tersebut. Musik akustik terdengar mengalun yang diiringi oleh para pemain musik beserta penyanyi wanita bersuara merdu tersebut. Ia pikir Jake bekerja di kafe yang sangat bagus dan nyaman apalagi kafe ini juga milik kenalan keluarganya. Menurutnya Jake seharusnya memberitahunya sejak awal sehingga ia akan sering mengunjungi kafe ini.

"Kafe ini sangat bagus, Jake. Aku suka suasananya," puji Sunghoon.

"Syukurlah kalau kau menyukainya. Ah, kuharap kau menyukai pertunjukan live music di sini. Kau tahu, di kafe ini ada penyanyi yang sangat dinantikan penampilannya oleh para pengunjung," kata Jake ceria.

"Hm, benarkah? Lalu dimana penyanyi itu?" Tanya Sunghoon penasaran.

"Sebentar lagi dia akan tampil. Kuyakin kau pasti akan menyukainya, selain jago menyanyi dia juga tampan," kata Jake bermaksud menggoda Sunghoon. "Ah, dia sudah muncul," seru Jake melihat ke arah panggung live music.

Sunghoon mengikuti arah pandangan Jake. Ia dapat melihat seorang pemuda yang sedang bersiap-siap untuk bernyanyi sambil bermain gitar. Suara petikan gitar mulai mengalun dan mengiringi nyanyian pemuda tersebut. Suara merdu dan lembutnya membuat Sunghoon terpana dan ikut terhanyut dibuatnya. Ia merasa seakan dinyanyikan lagu pengantar tidur yang menentramkan hatinya hingga membuatnya memejamkan mata untuk meresapinya.

Sebelum lagu berakhir Sunghoon sempat membuka matanya sesaat dan mendapati pemuda yang tengah bernyanyi itu seakan sedang melihat ke arahnya. Hal itu hanya berlangsung sesaat hingga ia merasa telah salah melihat dan kembali memejamkan matanya. Tak lama kemudian lagu tersebut berakhir dan Sunghoon segera membuka matanya. Ia ikut bertepuk tangan dengan para pengunjung lainnya yang juga terlihat terpesona pada penampilan pemuda tersebut. Lagu selanjutnya kembali dimainkan dan membuai semua pengunjung.

"Dia keren sekali, nyanyiannya sangat merdu. Siapa dia?" Tanya Sunghoon penasaran. Sejak pertama kali melihat sosok pemuda tersebut sudah membuat Sunghoon penasaran padanya.

"Tentu saja, dia penyanyi terkenal di kafe ini. Namanya Lee Heeseung. Bagaimana, kau suka nyanyiannya?" Tanya Jake yang terlihat seperti seorang ayah yang membanggakan anaknya.

"Suaranya bagus, merdu dan juga lembut. Aku merasa seperti mendengar lagu pengantar tidur," puji Sunghoon sambil tidak berhenti menatap penampilan pemuda bernama Heeseung tersebut.

Tak lama kemudian Heeseung telah menyelesaikan penampilannya dengan empat buah lagu. Saat ia menuruni panggung Jake terlihat melambaikan tangan padanya dan ia segera menghampiri meja yang juga ditempati Sunghoon tersebut. Heeseung menyapa Jake dan menoleh ke arah Sunghoon yang terlihat salah tingkah begitu berhadapan dengan sosok Heeseung yang sejak tadi dilihatnya dari jauh.

"Kak Heeseung, ini temanku, Sunghoon," ujar Jake sambil memperkenalkan keduanya.

"Namaku Lee Heeseung, salam kenal, Sunghoon," kata Heeseung sambil mengulurkan tangannya disertai senyumannya yang membuat Sunghoon terpesona.