Bagian 5

48.6K 2.5K 313
                                    

Bagian 5 : Dipermalukan

Aaaa seneng bgtt udah 1k dibaca🥺❤️
Kagum bgt dengan ke antusiasan kalian 🥰
Gapapa engga di vote, setidaknya ada yg baca itu aja dh bikin seneng 🥰

Happy reading guys ❤️

DINDAIR, 2020

Air turun ke bawah untuk meredakan emosinya. Jangan sampai ia melampiaskannya kepada Dinda.

Air berjalan menuju dapur bersih ia mengambil lima teh kotak sekaligus. Hanya dengan ini meredakan emosi Air.

Jika ada Mami nya disini, mungkin Air sudah menangis dan bermanja-manja dengan sang Mami.

Sudah lima kotak ia minum dengan waktu dua menit. Emosi Air benar-benar mereda setelah minum teh kotak.

Ck, Air jadi tidak tega setelah membentak Dinda.

Menghilangkan ego nya Air kembali ke kamarnya untuk membujuk Dinda. Tadi Air sempat mendengar tangisan Dinda sebelum ia turun ke bawah.

Ceklek

Dan benar saja Dinda menangis sesegukan dengan mata dan hidung yang memerah.

Air merangkak ke atas kasur, ia duduk di hadapan Dinda.

"Din,"

Dinda tidak menyahut sama sekali. Ia masih menangis sesegukan.

Air memegang tangan Dinda. "Dinda!"

Dinda menatap Air wajahnya sudah basah dan merah.

"A-apa Air?" tanya Dinda.

"Kenapa nangis hmm?" tangan Air bergerak mengusap air mata Dinda.

Dinda menarik ingusnya dalam.

"Maaf Air.." cicitnya.

"Gue yang seharusnya minta maaf karna udah bentak lo tadi. Maafin gue ya?"

Dinda menggeleng.

"Lo nggak maafin gue?" tanya Air tak percaya.

"B-bukan.. Dinda yang salah disini."

Air tersenyum manis segera ia membawa Dinda ke dalam pelukannya.

"Jangan nangis lagi hm?"

Dinda mengangguk cepat dalam pelukan Air.

Setelah Dinda tenang Air menguraikan pelukan nya. "Tadi di kantin kenapa nangis hmm?"

Dinda menggeleng pelan. "Air liat?"

Air mengangguk.

"Nggak papa." Dinda memalingkan wajahnya dari Air.

"Jangan boong."

"Dinda nggak boong!" Kekehnya tidak menatap Air.

Air menggenggam tangan Dinda erat. "Jangan boong, Din. Nggak ingat kata Bunda lo untuk sama sama jujur hm?"

Ini Air kenapa selalu mengakhiri dengan hm hm? Dinda kan jadi baper.

"K-kamu pacaran sama Ra-tu?" Tanya Dinda hati-hati.

Air tergelak. Ia melepaskan genggaman tangan nya.

"Kata siapa?"

"Ratu!"

"Jangan percaya elah, Din! Ratu itu mah suka ngehalu. Ratu halu dia nya. Mana mau gue sama dia."

Dinda menghela nafas lega. Ia sudah berpikir macam-macam tentang Ratu dan Air.

1. DINDAIR || Nikah Muda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang