Bagian 20

22.3K 1.5K 318
                                    

Bagian 20 : Lembaran baru

Walaupun komentar kalian ga ku bales, tapi ku baca semuanya dari bawah, asli mood bgt😭

Happy reading guys ❤️

DINDAIR, 2021

Air meraung-raung di dalam kamarnya setelah menerima bukti-bukti bahwasanya Dinda tidaklah salah.

Benar kata Mami nya bahwa ia pasti akan menyesali keputusan nya.

Sekarang ia tidak bisa membawa Dinda kembali. Keduanya sudah resmi bercerai dimata hukum dan agama. Beberapa jam lagi sidang perceraian akan segera dilakukan.

Mia sudah memanggil Air dari tadi, tapi tidak ada jawaban dari Air. Hanya ada bunyi benda-benda yang berjatuhan dari dalam kamar Air.

Ceklekkk

"Bangun kamu Air!" Sentak Mia.

Air menatap Mia sendu. "Mamiii... Dinda Mii.."

"Air nye--"

"Diam kamu! Sekarang bersih-bersih lagi! Turun ke bawah kita mau ke persidangan!"

Mia benar-benar muak mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Air. Apalagi ia mengatakan menyesal.

Mia sudah dari awal memperingati Air. Ia juga tidak akan membantu Air untuk kembali pada Dinda. Lebih baik Dinda lepas dari orang seperti Air.

Air bersujud di kaki Mia. Wajahnya sudah acak-acakan penuh dengan air mata. "Mamii.. Air mohon.. tolongin Air Mami.. Air minta maaf.." mohonnya terisak.

"Jangan seolah-olah kamu yang jadi korban. Playing victim, Mami benci orang seperti itu. Seolah-olah tersakiti!" Ketus Mia. 

Mia membawa Air berdiri. "Ngapain minta maaf sama Mami?" Tanya Mia setelah Air berdiri di depannya.

"Jujur, Mami kecewa berat sama kamu. Mami nggak mau lagi ngungkit yang udah lalu. Tapi Mami nggak bisa bohong kalo kamu benar-benar keterlaluan sama Dinda."

"Kamu tahu? setelah Dinda keluar dari rumah sakit, ia dilarikan ke rumah sakit jiwa."

Air menatap Mia kaget. "Ke-napa?"

Air memang belum mengetahui perihal Dinda yang pernah di rawat di RSJ. Karena Air saat itu tidak memperdulikan gimanapun keadaan Dinda lagi.

"Dia depresi, depresi karna kamu talak saat dia dinyatakan hamil anak kamu. Perempuan mana yang nggak depresi saat suaminya sendiri menalak nya, bukannya memberikan ucapan kebahagiaan, malah tangisan yang ia dapat."

Air kembali menangis. Ia meratapi kebodohan nya sendiri.

"Sampai-sampai kamu bilang bahwa anak Dinda anak haram, anak hasil perselingkuhan. Istri mana yang tidak sakit, Air? Mami benar-benar merasa gagal mendidik anak satu-satu Mami."

Mia menunduk menahan tangis. "Sekarang bukan waktunya menyesali yang telah lalu. Apa yang kamu tanam, terima hasilnya, seberapa jelek pun hasilnya tetaplah itu hasil penanaman kamu sendiri. Lepasin Dinda, dia butuh kebahagiaan. Dan kebahagiaan Dinda bukan kamu."

1. DINDAIR || Nikah Muda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang