Bagian 9

40.2K 2.2K 283
                                    

Ada adegan berbahaya 🚫 mending menjauh deh bagi yang belum dewasa. Takutnya nanti nggak bisa jaga komentar dan lebih parahnya lagi bisa-bisa ditiru sama bocil!

🔞

Bagian 9 : Manja

Happy reading guys ❤️

DINDAIR, 2020

Semalam Dinda dan Air tidur di rumah orangtua Air. Itupun atas dasar permintaan Mia, ah lebih tepatnya paksaan dari Mia.

Sekarang mereka sudah akan kembali pulang ke rumah mereka.

Mia menatap Dinda memelas. "Nanti aja pulang nya ya?"

Dinda menatap tak enak Mia. Semalam ia tidak jadi masak dengan Mia karena Air tidak membolehkan Dinda keluar kamar.

Bisa saja Dinda keluar tapi ancaman Air tidak main-main.

Selangkah saja Dinda keluar kamarnya maka saat itu juga ia akan memperawani Dinda. Dinda belum siap alhasil ia hanya menuruti ucapan Air tanpa membantah.

"Maaf banget kemaren nggak bisa masak bareng Mami. Dinda di kamar di kurung Air. Ngga dibolehin keluar." Ucap Dinda tak enak sekaligus mengadukan Air kepada Mia.

Mia menatap ke arah Air tajam. "Kamu ya!"

"Air nggak bisa jauh dari aku, Mi." Adu Dinda.

"Dulu aja dianya nggak bisa jauh dari Mami. Sekarang mentang-mentang udah punya istri jadi durhaka ke Mami!" Sindir Mia.

Air terkekeh kecil ia memeluk Mia dari samping. "Air udah gede, Mi. Nggak mungkin manja ke Mami lagi."

"Baru sadar kamu heh?!" Sindir Arkan.

Air tertawa ngakak.

Dinda mengusap kepalanya tidak tau harus ikut serta atau tidak.

"Yaudah deh kalo itu mau kamu. Pulang aja kamu sendiri! Biar Dinda disini sama Mami nanti Mami antarin pulang Dinda nya."

"Enak aja! Nggak ya nggak bisa!" Bantah Air.

"Pi! Anakmu kenapa jadi bantah Mami sih?! Biasanya nurut nggak kayak gini!" Adu Mia.

Biasanya Air sangat lembut dan tidak bisa membantah ucapan Mami nya.

Sekarang karena sudah ada pawang Air jadi seenaknya kepada Mia.

"Udah lah, Mi.. biarin aja mereka. Lagi anget-angetnya itu pengantin. Mending Mami minta cucu aja!" Jengah Arkan.

Istrinya sebelas dua belas dengan Air. Sama-sama suka merengek. Tapi Air lebih parah.

Air tersenyum senang karena mendapat pembelaan dari Papi nya. Bukan Dinda yang hanya diam saja tidak membela Air sama sekali.

"Yaudah deh! Mami yang nyuruh bawa Dinda kesini kenapa Mami yang nggak bisa main sama Dinda!" Gerutu Mia tak rela.

Air menyalimi tangan Mami dan Papi nya cepat di ikuti Dinda sebelum Mami nya berubah pikiran.

"Air sama Dinda pergi dulu! Assalamualaikum!"

"Dinda pamit dulu, assallamualaikum Mi, Pi."

"Waallaikumussallam sayang! Hati-hati bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut Air!" Peringat Mia.

Air mengacungkan jempolnya.

Skip di rumah.

Setibanya di rumah Dinda langsung berjalan ke arah kamar mereka yang ada di lantai dua di ikuti Air.

1. DINDAIR || Nikah Muda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang