Bagian 14

26.8K 1.3K 222
                                    

Bagian 14 : Dinda manja

Happy reading guys❤️

DINDAIR, 2021

Ujian kelulusan tinggal seminggu lagi. Air dan Dinda sudah sibukkan oleh pelajaran. Keduanya sekarang jarang sekali untuk banyak berbincang.

Masalah jatah perjatahan juga sudah jarang saat ini. Air lebih fokus ke pelajaran, tidak lagi meminta jatah. 

Dinda juga sama sibuk nya dengan Air. Kedua pasutri yang pintar di atas rata-rata itu benar-benar serius dalam belajar.

Bahkan keduanya bertemu saat Maghrib. Itupun hanya untuk sholat Maghrib dan Isya. Setelah itu keduanya juga dilanjutkan belajar.

Hanya sesekali mereka berinteraksi. Dinda juga sudah dibolehkan oleh Air membawa mobil sendirian. Jadilah seminggu sebelumnya Dinda berangkat sendiri, begitu juga dengan Air.

Tidak bisa dikatakan renggang, tapi keduanya saling jauh.

Bukan karena kemauan, tapi karena impian kedua nya yang sama-sama tinggi.

Air juga tidak bisa bermain-main lagi, setelah lulus ia akan lanjut kerja. Air lebih memilih kerja dibandingkan kuliah. Karena otaknya masalah perkantoran sudah bisa di bilang tidak usah kuliah.

"Pulang nya sendirian aja dulu ya? Gue nggak bisa iringi dari belakang soalnya nanti ada pertemuan sama klien di kantor. Nggak papa kan?" Ucap Air.

Selama seminggu belakangan ini Dinda memang sering pulang sendiri. Air juga bertambah sibuk semenjak ia memilih mengurus kantor sembari menyibukkan diri dengan pelajaran.

Dinda tersenyum manis. "Iya, enggak papa. Kamu nya jangan terlalu kecapekan ya? Ujian udah senin besok."

Air mengangguk, tangannya mengusap rambut Dinda. "Hati-hati pulangnya!"

Dinda mulai masuk ke dalam mobil pajero sport miliknya. Sedangkan Air juga sudah memasuki mobil miliknya sendiri.

Keduanya sama-sama meninggalkan parkiran sekolah menuju masing-masing tujuan.

Setibanya di rumah Dinda segera membersihkan badannya. Ia naik ke lantai atas untuk mengganti seragamnya.

Sekarang hari Sabtu. Seharusnya Air tidak ada urusan di kantor di hari ini. Tapi tiba-tiba saja ada telepon mendadak dari Papi nya mengenai klien dari Singapura. Jadi lah Air terpaksa harus ke kantor.

Dinda juga tidak mempermasalahkan, lagi pula seminggu ini ia dan Air juga jarang berinteraksi. Hanya sedikit.

Setelah mengganti seragamnya dengan pakaian santai, Dinda berjalan ke arah meja belajar. Ia kembali mengulang pelajaran nya di sekolah tadi.

Begitulah anak pintar, berbeda sekali dengan saya :) tersenyum dengan elegan.

Dinda memahami lembar demi lembar apa yang ia tulis di buku catatan nya tadi.

Setelah 2 jam mengulang pelajarannya, Dinda meregangkan otot-otot tangannya yang terasa kaku.

Dinda menoleh ke arah jam dinding. Sudah pukul 6 malam. Dinda segera mandi dan mengambil wudhu dengan buru-buru. Saking semangat nya belajar sampai-sampai Dinda tidak mendengar suara adzan Maghrib.

"Astaghfirullah." Ucapnya.

Setelah melakukan kewajiban sebagai seorang muslim. Dinda sekarang berada di dapur, untuk melakukan kewajiban nya sebagai istri.

Dinda sudah pintar memasak. Tidak lagi asin. Masakan nya yang asin dulu juga Dinda tidak tahu, pasalnya Air tidak pernah memberitahu Dinda.

Dinda menghidangkan makan malamnya di meja makan.

1. DINDAIR || Nikah Muda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang