Syarat lanjut extra part harus follow wp ku.
Pencet => follow => extra part menyusul 🥰
500 komen + follow = up extra part
Happy ending guys ❤️
Dinda membuka matanya perlahan, matanya mengerjap menyesuaikan cahaya lampu.
Tangan Dinda terangkat mengusap perutnya. Ia menyerngit kala merasakan nyeri yang begitu luar biasa.
"To..long!" Lirih Dinda menahan sakit.
Salah seorang suster mendekat ke arah ranjang Dinda. "Iya bu?"
"Pe-rut saya kena-pa sa-kit?"
Suster itu memejamkan matanya sebelum menjawab. "Maaf Bu, ibu baru saja mengalami keguguran hingga kami terpaksa mengangkat janin serta rahim ibu."
Dinda terdiam kaku, pandangannya langsung kosong kala itu.
Jika janin nya sudah tidak ada, apakah Air kecewa? Karena calon anak kedua mereka pergi begitu saja meninggalkan mereka serta Altair.
Ditambah perkataan suster tadi bahwa Rahim nya juga sudah di angkat. Apa Air nanti bakalan cari istri baru karena mengingat Dinda sudah tidak punya rahim?
Ekspresi Dinda berubah, ia terkekeh kecil. Merasa bahwa suster ini bercanda. "Sus, jangan bercanda?" Ucapnya yang menjerumus seperti pertanyaan.
Suster itu menggeleng kaku. "Saya tidak bercanda."
"Dinda!"
Sania berlari langsung memeluk Dinda saat itu juga. Tubuh Dinda sedikit terhuyung, mata Dinda kembali menyerngit kala merasakan kaki kirinya tidak bisa bergerak sama sekali.
"Bun.. sakit.."
Sania melepaskan pelukannya, ia menangkup wajah Dinda. "Mana yang sakit?" Tanya Sania khawatir.
Dinda menggeleng. Ia baru teringat sesuatu. "Altair sama Air mana?" Tanya Dinda.
Sania menunduk tidak tahu harus menjawab apa.
Dinda baru saja keluar dari ruangan operasi dua jam yang lalu. Sedangkan Altair masih di tangani oleh beberapa dokter karena luka yang ia dapati dari Ratu membuat Altair harus mendapatkan penanganan lebih lama.
Sedangkan Air sudah dari dua jam yang lalu dipindahkan ke ruang mayat. Air dan Dinda sama-sama masuk ruang operasi yang berbeda, keluar dari ruangan operasi juga sama, bedanya Dinda di bawa ke ruang rawat dan Air di bawa ke ruang jenazah.
Dinda belum mengetahui itu semua, kecuali kegugurannya.
Melihat Sania tidak ada respon Dinda kembali berkata.
"Bun, Dinda keguguran." Lirih Dinda.
Sania mengangkat wajahnya menatap Dinda.
"Anak aku sama Air pergi ninggalin kami. Adiknya Alta pergi, Bun. Rahim aku diangkat, pasti nanti Air bakalan kecewa banget karena udah nggak bisa punya anak dari Dinda. Bun, Dinda nggak mau Air kecewa. Dinda nggak mau Air, pergi nanti kalo tau Dinda nggak bisa hamil lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
1. DINDAIR || Nikah Muda [SELESAI]
Teen Fiction🚫SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW DULU KALO MAU BACA 🚫 "Din..." "Apa?!" "Mau nyusu. Boleh?" Air menunjukkan wajah imutnya. Dinda menggeleng cepat. "Engga!" "Janji Din cuma nyusu aja nggak lebih!" "Awshh!" Pekik nya ketika Air tak sengaja m...