Btw, hppy 500k Dindair 😛Ku nunggu ini dari kemarennnn, awogawog.
Setuju sequel nya menjelajahi masa depan?
Yang setuju sini =>
Yang nggak setuju sini gelud =>
Happy Extra part 1!!
"Bunda lagi ngapain?"
Dinda mengalihkan perhatian nya dari figura, tangannya melipat figura tersebut hingga menghilang. Ia beralih ke arah Altair yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. "Nggak lagi ngapa-ngapain. Kamu baru datang? Queen mana?" Mata Dinda melirik ke belakang Air lalu tersenyum ketika melihat Queen berada disana.
Sekarang sudah tahun 2046, yang jelas teknologi sudah tidak seperti dahulu kala.
Setiap benda yang kita pegang, jika kita ingin menghilangkan nya, maka hanya dengan melipat benda tersebut akan hilang.
Jika ingin dikembalikan, maka kita bisa menggunakan laser handphone, maka benda yang tadinya menghilang akan timbul kembali dengan adanya laser handphone.
"Hallo Bunda. Maaf baru jengukin Bunda lagi, soalnya Air rewel."
Altair dan Queen mendekati Dinda lalu menyalimi nya.
Altair sekarang sudah memiliki keluarga. Queen ialah istrinya dan Air ialah anaknya. Mereka baru saja menikah dua tahun yang lalu, dan sekarang umur Air baru saja menginjak satu tahun.
Dinda mengambil alih Air dari gendongan Queen. "Hallo cucu Oma." Sapanya.
Tak terasa waktu sudah jauh berjalan. Kepergian Air sudah 23 tahun berlalu. Tapi kesedihan itu masih terasa hingga saat ini.
Dinda benar-benar setia pada Air hingga sekarang. Sudah banyak dulu laki-laki yang datang melamarnya selain Dion dan Axel, Dinda tidak menerima satupun lamaran itu. Yang ada di hati Dinda sampai sekarang hanyalah Air.
Walaupun sekarang Dinda sudah jadi nenek dari cucu nya bernama Air, jelas keduanya berbeda. Sebanyak apapun sayang Dinda pada Air -cucunya- tidak akan bisa menggantikan sayangnya pada Air -almarhum suaminya-
"Keluar yuk, Bun. Diluar udah ada Oma, Opa, nenek sama kakek." Ajak Queen menggandeng tangan Dinda.
Dinda mengangguk seraya berjalan berdampingan dengan Queen dan Altair di sisi kanan dan kirinya.
Di ruang keluarga sudah ada para orangtua yang kulitnya sudah terlihat keriput dan wajahnya tidak secerah dulu lagi, orangtua Air berada di kursi roda karena sudah tidak kuat untuk jalan seperti dulu kala.
Dinda menyalimi Sania dan Dino bergantian pada Mia dan Arkan.
"Bunda sama Ayah apa kabar?" Tanya Dinda.
"Allhamdulillah sehat, kenapa nggak main ke rumah lagi? Ayah sama Bunda mah udah nggak sekuat dulu lagi, jadi nggak bisa ke rumah kamu terus. Ini aja dijemput Alta dulu baru bisa Ayah kesini."
Dino memang tidak duduk di kursi roda, tapi tenaganya untuk bepergian sudah tidak sekuat dulu.
Mia merentangkan tangannya meminta Air untuk ia gendong. "Sini sayang, sama Oma buyut." Lirih Mia.
Dinda berjalan ke arah Mia memberikan Air ke dalam pangkuan Mia yang tengah duduk di kursi roda.
Wajah Air cucu mereka sangat mirip dengan Air anak mereka. Tidak ada beda sedikitpun. Bahkan seperti Reinkarnasi Air.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. DINDAIR || Nikah Muda [SELESAI]
Teen Fiction🚫SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW DULU KALO MAU BACA 🚫 "Din..." "Apa?!" "Mau nyusu. Boleh?" Air menunjukkan wajah imutnya. Dinda menggeleng cepat. "Engga!" "Janji Din cuma nyusu aja nggak lebih!" "Awshh!" Pekik nya ketika Air tak sengaja m...