Bagian 21

21.1K 1.3K 222
                                    

Asli komentar kalian mood ku bangett 😭

Semua komentar kalian aku baca tapi bingung mau bales apa😭😭

Bagian 20 : penyesalan

Happy reading guys ❤️

DINDAIR, 2021

Dinda sudah pergi jauh dari Air. Ini semua hasil dari kebodohan dirinya sendiri.

Air tidak tahu harus marah kepada siapa lagi selain dirinya sendiri.

Air benar-benar dibuat gila oleh Dinda.

Baru saja Dinda meninggalkan nya beberapa menit yang lalu, Air sudah seperti orang gila yang mengamuk kepada apapun yang ada di sekitarnya.

Dengan segala rasa penyesalan Air pulang ke rumah nya dan Dinda dengan kebut-kebutan.

Air merindukan Dinda..

Air tahu bahwa ini semua salahnya. Apa tidak bisa memberikan dirinya sekali kesempatan saja?

Bukankah Allah selalu memberikan kesempatan kepada hamba nya untuk bertaubat. Lalu kenapa Dinda tidak memberikan Air kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka?

Air memang tidak tahu diri. Ia merasa dirinya yang tersakiti, padahal disini Dinda lah yang disakiti.

"ARGGHHHHH BANGSATT!"

"Gue jahat sama Dinda! Ya. Gue jahat! Pantes Dinda pergi dari gue.." Air meraung-raung.

Air terdiam beberapa

"Gue nggak mau jauh dari Dinda.. balikin Dinda gue! Balikinn!" Teriaknya kembali.

Air benar-benar menyesali perbuatannya.

Tidak ada yang di sesali sekarang. Sekalipun ingin balik, itu semua tidak mudah. Jadi, hargailah seseorang selagi masih bertahan dengan sikap mu. Jangan pernah memberi keputusan hanya dengan menggunakan mata, tanyakan penjelasan orang itu terlebih dahulu.

***

Belanda.

Dinda tersenyum tipis ketika sudah turun dari pesawat.

Pesawat Dinda lepas landas tepat pukul 11 malam. Jarak jakarta ke Amsterdam 14 jam.

Dinda di tunggu oleh Dhimas di bandara Schiphol Amsterdam. Bandara utama yang ada di Belanda.

Dinda memeluk Dhimas melepas rindu nya.

"Nggak mau lanjut kuliah disini?" Tanya Dhimas.

Dhimas sudah semester 5. Yang artinya sudah dua setengah tahun ia menempuh pendidikan di Belanda.

Dinda tersenyum tipis. "Liat dulu nanti gimana ke depannya."

Dhimas merangkul Dinda keluar dari bandara. Keduanya terlihat seperti sepasang kekasih, bukan saudara.

"Gimana keadaannya?" Tanya Dhimas terarah pada kandungan Dinda.

Dinda mengelus perutnya lembut. "Baik banget."

1. DINDAIR || Nikah Muda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang