Prolog : Harian Kim Do Young

3K 158 1
                                    

February 1, 1996

Aku ingin tertawa pada hidup. Rasanya seperti dipermainkan.

Tidak cukup dengan jatuh miskin, orang tua meninggal, dan hidup yang seperti sampah, aku harus jadi mandul juga?

PCOS.

Penyakit itu datang seperti petir di siang hari yang terik.

.
.
.

July 18, 1999

Rasanya malas sekali ikut reuni SMA. Kalau bukan  karena paksaan si judes Jihoon, rasanya aku enggan untuk datang. Dia merayuku dengan sejumlah nama teman-teman yang sudah hilang kabarnya.

Apa kabar Jihoon, Kun, Wonwoo, dan Jaehyun? Lama sekali aku tidak mendengar kabar mereka.

.
.
.

July 27, 1999

Aku jijik pada diriku sendiri.

Berapa kalipun aku mandi, tetap saja tidak bisa membuat tubuhku bersih. Aku kotor. Bekasnya tidak mau hilang.

Berhari-hari aku menangis, tapi sesak di dadaku tidak juga bisa hilang.

Rasanya ingin mati saja.

.
.
.

December 5, 1999

Musim dingin tiba. Hanya 20 hari sebelum natal dan aku seperti mendapat mukjizat.

Aku hamil.

Kandunganku sudah 20 minggu. Katanya dia laki-laki. Aku sudah berpikir beberapa nama untuknya, tapi belum memutuskan sama sekali.

Dia kuat sekali, ya?

Padahal aku makan tidak teratur dan banyak sekali menangis selama ini. Tapi dia kuat di dalam sana. Dia juga tidak rewel atau membuatku muntah-muntah seperti ibu hamil pada umumnya.

Perkiraan dokter, anakku akan lahir di musim semi tahun depan. Rasanya seperti menanam bunga dan menunggu hingga mekar.

Haruskah aku memberitahu Jaehyun?

.
.
.

January 20, 2000

Di pemeriksaanku yang pertama, aku melihatnya.

Aku melihat Jaehyun bersama seorang wanita dan bayi dalam gendongannya. Itu istrinya.

Sesaat aku iri. Di saat aku harus menutup telinga rapat-rapat dari cemooh karena perutku yang tidak dapat lagi kututupi, dia malah hidup senang bersama istri dan anaknya.

Anakku juga membutuhkan ayahnya.

Tapi aku tidak berani untuk jadi lebih jahat dan merusak rumah tangga orang. Aku sudah jahat ada di antara mereka. Aku tidak ingin anakku menanggung karma perbuatanku.

Maafkan Ibu ya, Nak. Karena Ibu, kamu harus menghadapi kesulitan semacam ini.

.
.
.

April 23, 2000

Rasanya mendebarkan sekali. Sebentar lagi ibu akan segera melihatmu.

Aku menyayangimu, Kim Je No.

.
.
.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang