34

986 111 20
                                    

Warning! Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Dimohon kebijaksanaan pembaca agar tidak dikaitkan dengan dunia nyata. Dilarang keras untuk menduplikasi dan/atau menyebarkan sebagian atau seluruh isi cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

Suara bising memekakkan telinga menambah kesemarakan malam. Permainan lampu menambah kemeriahan klub malam tersebut. Lautan orang berkumpul di lantai pesta, berjoget sambil tertawa di bawah pengaruh alkohol.

Mark duduk di sofa, menikmati minumannya sambil menonton kegilaan teman-temannya. Saling mencekoki satu sama lain, membuat sebanyak mungkin orang mabuk malam itu.

"Mark!" Jeongwoo datang dan duduk di sebelahnya.

Perempuan cantik itu mengecup pipi Mark lalu melingkarkan lengannya di lengan kanan Mark. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Mark. "Kamu tidak mau turun?"

Mark menyesap kembali minumannya. Ia melirik Jeongwoo lalu tersenyum miring. "Kau saja. Aku malas bergerak."

Jeongwoo merengut. Ia meniupi leher Mark, membuat lelaki itu merinding lalu menjauhkan lehernya dari jangkauan Jeongwoo.

"Percuma kamu menggoda dia. Mark sudah cinta mati pada Jaemin," kata Lucas yang baru datang sambil membawa sebotol Martell ke meja.

Jeongwoo tidak peduli. Ia masih menempeli Mark seperti lintah.

Lucas mengisi gelas Mark yang sudah kosong dengan cairan bening kecoklatan itu. "Minum lagi. Sayang sekali kalau kamu datang dan tidak mabuk sama sekali."

Mark tersenyum miring.

Hari ini pesta ulang tahun Jeongwoo diadakan di Blowfish, salah satu club hits di Seoul. Satu klub disewa hanya untuk acara Jeongwoo. Teman-teman yang dia undang pun sebagian besar adalah public figur yang berkecimpung di dunia entertainment. Banyak sekali wajah-wajah yang tidak asing berlalu-lalang di hadapan Mark. Beberapa dari mereka terang-terangan menggoda Mark.

Mark melirik ke sebelah, Jeongwoo sudah duduk di pangkuan Lucas sambil saling melumat bibir. Lebih mirip saling memakan bibir sebenarnya. Mark hanya menggelengkan kepala, tidak terlalu heran melihat kelakuan keduanya.

Jeongwoo memang punya image yang polos dan menggemaskan di depan layar, tapi sebenarnya dia tidak ada bedanya dengan anjing betina. Gadis itu punya hidup liar bersama Lucas.

Katanya sih mereka tidak pacaran. Tapi bukan sekali dua kali Mark melihat Jeongwoo dan Lucas saling berciuman. Bahkan pernah Mark mendapati Jeongwoo di apartemen Lucas memakai kaos temannya itu dan tanpa bawahan. Entahlah, Mark juga tidak paham hubungan macam apa yang Jeongwoo dan Lucas jalani.

Mark masih memandangi keduanya yang sudah diliputi nafsu.

"Get a room, please," sindir Mark.

Lucas tertawa. "Ada yang kepanasan."

Jeongwoo melirik Mark, lalu ikut tertawa. "Mau kukenalkan dengan temanku tidak? Tadi Hyewon minta dikenalkan padamu. Siapa tahu kamu bisa kepanasan bareng dia," katanya jahil.

Mark tahu, Kang Hyewon seorang aktris papan atas, lawan main Jeongwoo di drama terbarunya. "Tidak," tolak Mark.

"Mark tidak asik," gerutu Jeongwoo.

Lucas terkekeh melihat wajah imut Jeongwoo lalu mencuri satu ciuman lagi dari bibir merah merona itu.

Kadang, kalau boleh jujur, Mark iri pada Lucas. Hubungannya dan Jaemin boleh jadi punya status yang jelas, tapi kelihatannya punya hubungan tidak jelas seperti Lucas dan Jeongwoo lebih menyenangkan daripada hubungannya sendiri yang dingin. Mark menghela napas, lalu tertawa sendiri mengingat bagaimana Jeno dengan mudah mengacak-acak hidupnya yang sudah tertata. Harusnya ia dan Jaemin bisa sepanas itu seandainya Jeno tidak pernah ada.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang