28

890 105 11
                                    

Warning! Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Dimohon kebijaksanaan pembaca agar tidak dikaitkan dengan dunia nyata. Dilarang keras untuk menduplikasi dan/atau menyebarkan sebagian atau seluruh isi cerita ini tanpa izin penulis.

.

.

Mark mendengus tertawa ketika bertemu tim advisory yang di-hire management Taeyang dari Konsultan Keuangan Woori. Ia tersenyum miring melihat Kim Je No di sana menjadi manager tim yang menangani masalah merger dan akuisisi Taeyang.

"Jadi kau?" tanyanya sinis.

Jeno tidak menanggapi. "Senang bertemu dengan Anda."

Anggota timnya saling pandang melihat client mereka yang tampak begitu menakutkan. Lami dan Hyeongjun saling sikut di belakang.

"Tuan Jung kenal dengan Manager Kim?" tanya Kim Wooseok, Partner yang menangani proyek ini.

Mark masih belum melepaskan pandangannya dari Jeno yang menatapnya tanpa takut. "Ya, dia juniorku di SMA."

Ia sudah tahu kalau pria bermarga Kim itu juga tahu kalau mereka berbagi ayah. Sampai matipun Mark tidak akan sudih mengakui Jeno sebagai adiknya. Bagi Mark, Jeno hanyalah lalat pengganggu di hidupnya.

Mark muncul sebagai perwakilan Taeyang. Di usia muda, ia sudah menjabat sebagai wakil direktur utama. Dalam rencananya menguasai Taeyang, dia bergerak cukup agresif terhadap orang-orang di sekitarnya.

Sebagian besar orang menganggapnya sebagai singa lapar karena dia tidak sungkan memecat orang-orang yang tidak sejalan dengannya. Ia berpikiran sangat modern dan sedang berusaha membawa Taeyang yang agak tradisional mengikuti perkembangan jaman. Orang-orang memilih menghindar jika berurusan dengannya dan sifatnya yang perfeksionis. Di belakang itu semua, mereka membandingkan gaya kepemimpinan Jaehyun dan Mark.

Tapi Mark tidak peduli. Baginya, ia hanya fokus memajukan Taeyang yang sudah ketinggalan jaman.

Ia sudah memaparkan rencana jangka panjang Taeyang dalam lima tahun ke depan di depan direksi dan semua mengakui Mark jenius dalam strategi bisnisnya dan mereka menaruh ekspektasi besar di pundaknya.

"Taeyang berencana mengakuisisi marketplace dan perusahaan jasa angkut Shina. Alih teknologi akan dilakukan dalam satu tahun dan adaptasi sistem dilakukan secara perlahan," jelas Mark. "Pihak Shina menawarkan nilai sebesar 278 milyar won untuk seluruh saham yang ada."

Jeno membaca seluruh proposal yang ditawarkan Taeyang pada Shina. Hingga hari ini, belum ada pembahasan lebih lanjut dari Shina dan Taeyang. Sedangkan tugas Jeno di sana memastikan bahwa Shina layak untuk dibeli dengan nilai yang ditawarkan.

"Aku mengharapkan hasil yang terbaik," kata Mark. Ia lalu meninggalkan ruang meeting karena ada pertemuan di lain tempat.

"Astaga... aku tidak bisa bernapas di depannya," desah Hyeonjun begitu Mark tak lagi terlihat.

"Manager Kim," panggil Lami, salah satu staff di bawahnya. "Dia benar-benar seniormu di SMA?"

Seluruh kepala mendadak menoleh pada Jeno dengan penasaran. "Iya," jawab Jeno tanpa mengalihkan perhatian dari dokumen yang sedang ia baca.

"Apa dia memang semenyeramkan itu?"

Jeno tahu jelas, tatapan permusuhan itu jelas hanya diarahkan padanya. Tapi seluruh tim sepertinya bisa merasakan aura tidak bersahabat yang dikumandangkan Mark terang-terangan. Kalau bisa menolak, dia mau menolak proyek ini. Masalahnya ia terlalu tidak enak hati pada Partner Kim karena beliau yang sejak awal percaya pada Jeno dan selalu bilang Taeyang sebagai perusahaan yang sulit hingga akhirnya mau ditangani Woori.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang