Warning! Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Dimohon kebijaksanaan pembaca agar tidak dikaitkan dengan dunia nyata. Dilarang keras untuk menduplikasi dan/atau menyebarkan sebagian atau seluruh isi cerita ini tanpa izin penulis.
.
.Jaemin membiarkan waktu berlalu dengan keheningan. Telefonnya masih bersambung. Ia bisa mendengar suara napas Jeno yang menjadi teratur. Ia bisa menebak kalau lelaki itu sudah jatuh. Ia mengulum senyum. Laki-laki itu seperti bayi yang jatuh tertidur setelah jam 11 malam.
Selalu seperti ini, ia membiarkan Jeno tertidur tanpa mengakhiri pembicaraan karena ia terlalu takut untuk mengakui apa yang ia rasakan. Ia ingin bersama Jeno, tapi tidak tahu dengan lelaki itu. Apa hubungan pertemanan mereka akan berubah ketika ia mengakui perasaannya? Bagaimana jika iapun ditolak seperti Minji. Ia tidak ingin kehilangan Jeno.
"Jeno...?" bisik Jaemin tanpa mendapat jawaban. Gadis itu mengulum senyum. "... selamat tidur."
Ia menunggu beberapa saat dengan tanpa jawaban sebelum menutup panggilan.
Biar perasaan ini jadi urusannya sendiri.
.
.
."Untukmu." Jaemin meletakkan sebuah paperbag coklat di meja Jeno tepat ketika lelaki itu datang dan baru akan meletakkan bukunya di meja sebelah Jaemin.
Tahun ajaran baru dimulai. Jaemin dan Jeno kembali sekelas di mata pelajaran Mandarin Dasar 2 dan Sejarah Dunia 2. Bukan hanya itu, mereka akan memiliki homeroom class yang sama untuk satu tahun ke depan.
"Oh, thankyou," jawab Jeno dengan senyum di wajahnya yang membuat hati Jaemin menghangat.
"Halo, halo!" sapa Karina begitu menyadari kalau tahun ini mereka akan sekelas.
Gadis itu mengambil satu tempat di depan Jaemin. Tangannya membawa tote bag biru besar lalu mengeluarkan dua kotak dari sana dan dibagikan pada Jaemin dan Jeno.
"Kamu liburan ke Swiss?" tanya Jaemin sambil membuka kotak berisi coklat tersebut.
"Nah, aku ke Paris." Karina menggeleng. "Kamu ke mana saja, Jaemin?"
"Aku hanya diam di rumah nenekku. Sesekali saja sepupu pihak ayah mengajak aku pergi jalan-jalan," kata Jaemin. Ia membuka tasnya, memberikan sebuah paperbag putih untuk Karina yang diterima gadis itu dengan senang.
Karina melirik Jeno dengan jahil.
"Apa?" tanya Jeno sadar Karina melempar pandang. "Aku tidak ke mana-mana kalau itu yang kamu ingin tahu."
"Ei... masa? Tidak kencan dengan Minji?"
Jeno mendengus. "Jangan memulai gosip. Aku tidak punya hubungan apa-apa dengannya."
"Yang waktu Valentine itu? Jadinya ditolak?" tanya Karina. "Yah... sayang sekali."
"Kenapa kamu yang kecewa?" Dahi Jeno mengerut.
"Kalau kamu jadian kan jumlah kita jadi genap kalau mau pergi jalan," canda Karina. "Banyak promo kalau kita pergi berenam."
Lelaki berkacamata itu memutar mata. Tentu saja Karina itu ratunya promo. Entah bagaimana gadis itu suka mendapat kupon gratis dari berbagai macam restoran. Ia dan teman-temannya jadi kecipratan untung. Tapi sering kali promo yang ada adalah beli 2 gratis 1.
"Kamu saja yang jadian dengan Senior Jungchan," ledek Jeno balik mengingat bagaimana rekan satu timnya di panahan itu begitu gencar mendekati Karina.
Karina memanyunkan bibir kesal. Lalu berbalik memunggungi Jeno yang sudah tertawa geli. Gadis itu kesal sekali kalau sudah diungkit masalah Jungchan. Padahal kan dia sudah jelas-jelas menolak, tapi senior yang satu itu tetap saja gigih mengejarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/288685977-288-k764267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
Lãng mạn[END] Ini cerita mereka yang terlilit benang takdir karena satu kesalahan Jaehyun. Jeno yang datang seperti petir di siang hari. Mark yang selalu jadi pahlawan bagi Jaemin. Siapa yang Jaemin pilih? . . . Book 1 of 3 Warning ⚠️ : GS, slowpace, mature...