Kakek tertjintah

2.7K 379 69
                                    

Seorang alpha lansia menatap layar televisi. Kumis yang sudah berubah putihnya bergetar. Tak lama setelah itu dia tertawa.

"Mah! Mah!! Sini liat!!"

"Gak perlu teriak, ada apa?"

Si kakek menunjuk televisi lalu nenek yang duduk di sampingnya ikut tersenyum.

"Beraninya dia... Sudah berpa lama dia tidak pulang?"

"Hmm entahlah.. terakhir dia kesini saat peringatan kematian Mayumi."

"Baiklah mari kita suruh dia pulang."

"Ide bagus."

.
.
.
.

"Begitulah rinciannya."

Komori menjelaskan kejadian yang di alami sakusa sebagai perwakilan karena sakusa tidak mungkin mau bertemu dengan pengacara.

"Baiklah Komori-san, kau bisa menyerahkan bukti nya padaku aku akan langsung mengajukan ini ke kantor polisi."

"Terimakasih enoshita-san."

Sang pengacara enoshita mengangguk sambil tersenyum lalu mengambil barang bukti berupa flashdisk berisi berita hoax atsumu dengan sakusa.

"Aku tidak percaya ada orang yang berani menyinggung itachiyama group. Ini pasti akan menarik media, ah tapi disini kenapa hanya atlet atsumu yang kena skandal?"

Komori menggaruk kepalanya lalu dia tersenyum canggung.

"Itu karena direktur kami tidak pernah tampil di depan media."

"Begitu, baiklah."

Enoshita menganggukkan kepalanya. Dia membereskan barangnya lalu beridiri.

"Saya akan langsung ke kantor polisi sekarang, sampai jumpa Komori-san."

"Sampai jumpa, ah iya. Untuk selanjutnya sebaiknya anda langsung menghubungi sakusa-sama saja. Nomor telepon nya akan saya kirim melalui email."

"Tidak masalah."

.
.
.
.

Wartawan semakin berkumpul di pekarangan gedung apartemen. Mereka menunggu atsumu turun dari rumahnya.

"Mereka keras kepala."

Gumam sakusa sambil menatap tajam ke bawah. Benar kata sakusa, para wartawan itu keras kepala.

Sudah hampir tiga kali mereka di usir sekuriti namun itu hanya berlaku sepuluh menit. Mereka kembali berkumpul dan bahkan bertambah banyak.

Tring-tring-tring.

Suara ponsel membuat sakusa berbalik dari jendela. Dia menatap meja yang ada di ruangannya.

"Tamatlah riwayatku."

Gumam sakusa ketika melihat isi pesan yang baru saja masuk ke ponselnya.

Sakusa mengurut keningnya lalu dia membalas pesan itu Dengan kalimat singkat dan penuh penekanan.

"Tidak akan pernah, teruslah bermimpi."

Sakusa menjatuhkan tubuhnya di kursi sambil terus memandangi pesan yang baru saja dia balas.

"Haahh..."

Sakusa menghela nafas lalu memejamkan mata sesaat.

Gak media gak kakek tua itu semuanya sama aja, ganggu.

"Atsumu pasti lagi cemas sekarang, apa gua kesana aja ya."

Sakusa bangun lalu berjalan ke balkon, awalnya ia ingin meloncati balkon seperti biasa namun begitu dia membuka gorden wartawan langsung menatap kearahnya.

[sakuatsu omegaverse] So You'r A Weasel Or Cats? (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang