Seharusnya Tinggal Bersama

519 96 81
                                    

Awas typo!!

~||~

Disebuah apartemen yang tidak terlalu mewah, Rey berdiri menatap keindahan luar melalui jendela kaca sampai suara Dinda mengusiknya.

"Kak"

Rey membalik tubuhnya dan segera memeluk Dinda, dipeluknya erat tubuh ramping Dinda. Dinda membalas pelukannya dengan perasaan sedih sekaligus gusar.

"Kak"

"Hm??"

"Apa kamu lelah??" tanya Dinda yang membuat Rey melepaskan pelukannya.

"Maksudmu??"

"Aku lelah" lirih Dinda yang berjalan menuju ranjang besar yang berada disamping mereka.

Rey menghela nafas lega mengetahui tubuh Dinda yang lelah bukannya lelah untuk memperjuangkan hubungan mereka, hampir saja perkataan Dinda membuat Rey salah paham.

Melihat Dinda yang tidur diatas ranjang Rey ikut membaringkan tubuhnya disamping Dinda, membawa tubuh Dinda kedalam dekapannya.

Dinda tersenyum dengan mata terpejam tidur diatas dada bidang Rey yang menurutnya tepat paling nyaman untuk tertidur. Tangan Rey menggenggam tangan Dinda dan tangan satunya mengusap rambut Dinda dengan lembut.

"Aku berharap bisa menghentikan waktu" ucap Rey dengan kesedihan yang mendalam.

~||~

Disebuah kamar apartemen terdapat sepasang kekasih yang sedang tertidur lelap diatas ranjang. Suasana sunyi berganti dengan rintihan dari salah satu penghuninya. Mimpi buruk seperti biasa sedang menghampirinya, membuat wanita itu tidur dengan gusar.

"Kak Rey"

"Kak Rey"

"Lesti"

Rizky yang tidur disamping Lesti merasa terusik mendekatkan dirinya, mengusap lembut pipi Lesti yang masih ketakutan dengan mata terpejam.

"Tidak apa apa" bisik Rizky ditelinga Lesti.

Tubuh Lesti perlahan mulai tenang kembali, memutar tubuhnya kesamping masuk kedalam dekapan Rizky. Mereka berdua kembali tertidur lelap sampai sinar mentari pagi tak bisa mengganggunya.

Tapi sunyinya kamar terpecah oleh suara deringan salah satu ponsel yang tergeletak diatas meja. Dengan mata terpejam Lesti mengambilnya dan menerima panggilan telepon tersebut tanpa memeriksanya terlebih dahulu.

"Halo"

"Halo, Kak Rizky"

"Hemm, siapa ini??"

Rara yang menelepon dibuat panik sendiri mendengar suara Lesti yang mengangkat teleponnya.

"Kak Lesti!!" pekik Rara keras.

"Itu kamu kan??"

"Hah?? Rara, ada apa??" tanya Lesti yang belum sadar.

Rara yang bingung melihat kembali layar ponselnya untuk memastikan dia tak salah menelepon.

"Emm tidak ada. Kak Rizky tadi malam tidak pulang kerumah. Tapi jika dia bersamamu aku tidak perlu khawatir" ucap Rara seraya menahan teriakannya.

"Baiklah, silahkan kalian lakukan apapun yang kalian mau"

Mendengar kalimat panjang dalam satu tarikan nafas dari Rara membuat Lesti membuka kedua matanya sempurna. Menjauhkan ponsel yang dia pegang dan ekspresinya berubah seketika melihat ponsel Rizky yang dia pegang.

Red Thread Of Destiny || Leslar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang