Kencan Pertama??

472 60 16
                                    

~||~

Minggu pagi yang cerah tapi sangat berisik disalah satu kamar apartemen yang membuat tetangganya terganggu dan tetangga yang terganggu itu adalah Lesti. Wanita mungil tersebut mencoba untuk tidak mendengar suara bisik dari kamar tetangganya tersebut.

"Heyy bodoh!! Bagian ini disini bukan disitu"

"Salah lagi salah lagi. Kerjaan gue salah mulu"

"Woyy kenapa lu potong!!"

"Aku tidak tahu"

"Dasar kurang ajar"

"Oh astagaa.. " gerutu Lesti mengacak rambutnya frustasi.

"Apa kita harus membuatnya dari awal lagi??"

"Aku sudah tidak punya uang untuk membelinya lagi"

"Lalu bagaimana??"

"Biarkan saja, bantu aku membereskannya sekarang"

"Sialan rencanaku bangun siang gagal" lirih Lesti yang sudah mendudukkan dirinya diatas ranjang.

"Masih jam 6 pagi" ujar Lesti dengan lesu.

Lesti lantas beranjak dari atas ranjangnya berjalan mendekati meja yang berada disudut ruangan. Lesti mengambil memo dan bolpoin untuk menuliskan sesuatu yang sejak lama ingin dia lakukan.

'Tolong pelankan suaramu.

Dari kamar 802.'

Lesti berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar sampingnya untuk menempelkan memo tersebut dipintu tetangganya, diketuk pintu tersebut dan bergegas pergi dari sana untuk melanjutkan tidur paginya yang sempat terganggu. Belum juga Lesti membaringkan dirinya diatas ranjang pintu apartemennya diketuk oleh seseorang. Dengan malas Lesti membukanya dan dia tidak menemukan seorangpun disana, ada dua paper bag yang tergantung dipintu. Lesti melihat apa isi dari paper bag tersebut.

"Cemilan??" bingung Lesti.

Tangan Lesti terangkat untuk mengambilnya dan membawanya masuk kedalam apartemennya.

'Maaf sudah mengganggumu.

Dari kamar 081.'

Lesti tersenyum lebar membaca sebuah memo yang tertempel disalah satu paper bag tersebut. Lesti meletakkan paper bag tersebut diatas meja dan bergegas untuk kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang untuk mimpi kembali.

Belum juga lima menit Lesti memejamkan matanya, ponsel yang tergeletak diatas meja kecil disamping ranjangnya bergetar. Dengan malas Lesti mengambilnya, ingin sekali mengumpati orang yang pagi pagi buta sudah menelponnya. Matanya membola lebar ketika membaca nama orang yang sedang menelponnya sekarang. Keinginan untuk mengumpat sirna seketika dan tergantikan dengan rasa senang sekaligus terkejut karena Rizky menelponnya sepagi ini.

"Halo Kak Rizky"

"Kenapa nada bicaramu terkejut seperti itu??"

"Ahh.. tidak.. Hanya heran kenapa Kak Rizky menghubungiku sepagi ini"

"Oah.. Apa kamu ada waktu siang ini?? Aku ingin mengajakmu makan siang direstoran temanku. Dia menyuruhku datang untuk acara pembukaan restoran barunya"

"Tentu, dengan senang hati aku menerimanya"

"Haha.. Hanya dengan nada bicaramu saja aku bisa menebak bagaimana ekspresi wajahmu sekarang"

Red Thread Of Destiny || Leslar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang