Pertemuan Pertama

2K 63 10
                                    

~||~

Sepasang kekasih memasuki sebuah kamar apartemen yang masih terlihat kosong. Barang yang didalam apartemen hanya sebuah sofa panjang, satu buah televisi, satu ranjang besar, satu laci kecil dan meja.

Mereka berdua memasuki apartemen dengan keadaan basah kuyup serta air mata yang dari tadi berlinang. Mereka berdua duduk saling berpelukan disofa panjang dengan air mata yang terus saja mengalir.

"Tidak apa apa Din"

"Jangan tinggalkan aku Rey"

"Tapi Din, perkataan Ayahmu benar keluargaku buruk. Ayahku seorang mafia pajak" ucap seorang pemuda yang duduk bersebelahan dengan seorang wanita yang bernama Dinda.

"Aku tidak peduli siapa Ayahmu yang terpenting kamu tidak seperti dia Rey" lirih Dinda menatap wajah Rey dengan berlinang air mata.

"Sekuat apapun kita mempertahankan hubungan ini kedua keluarga kita tidak akan merestui kita Din. Ayahku menginginkan aku untuk mewarisi usahanya"

"Jangan tinggalkan aku Rey"

"Maaf Din. Aku cinta padamu"

"Ingatlah itu, aku sangat mencintaimu Din" lanjutnya.

"Jangan bicara seperti ini hikss.. jangan bicara seakan akan kamu akan meninggalkan aku"

"Kita akan tetap bersama, aku akan selalu bersamamu Rey" lanjutnya.

"Maaf Din" lirih Rey.

"Reyy-"

Ucapan Dinda terhenti ketika seseorang membuka pintu apartemen mereka dengan keras. Kedua tangan Rey dan Dinda semakin berpegang dengan erat.

"Sudah aku bilang jauhilah Dinda!!" ucap pria paruh baya itu dengan marah.

"Daddy aku mencintai Rey" ujar Dinda yang bersembunyi dibelakang tubuh Rey.

Pria paruh baya itu lantas menarik tubuh Dinda menjauh dari jangkauan Rey. Pria paruh baya itu mendekap tubuh Dinda dengan kuat agar anaknya itu tidak lepas untuk berlari mendekati Rey lagi.

Rey menjatuhkan tubuhnya dengan kedua lututnya sebagai tumpuan tubuhnya. Hatinya terasa sangat sakit ketika melihat Dinda yang masih saja memberontak dari dekapan ayahnya dengan air mata yang semakin berlinang.

"Paman saya sangat mencintai Dinda" ujar Rey.

"REYY!!"

Seorang pria paruh baya lain memasuki kamar apartemen itu dengan marah.

"Ayahh" lirih Rey.

"Jangan buang harga dirimu demi orang seperti mereka. Anakku tak boleh berlutut dihadapan orang rendah seperti dia"

"Tapi Ayah-"

Belum sempat Rey melanjutkan ucapannya Ayahnya lebih dulu menarik tubuhnya untuk bangun dan menjauh dari hadapan Dinda dan Ayahnya.

"Ayah Rey mencintai Dinda" ujar Rey dengan air mata yang sudah menetes.

"Tapi keluarga mereka menolak bisnis keluarga kita Rey. Tolong sadarlah" ucap Ayah.

Rey yang merasa tidak adanya harapan lagi untuk hubungannya dengan Dinda lantas memutar jalan pikirannya. Dengan gerakan cepat Rey meraih sebuah pistol yang tersimpan dikantung celana Ayahnya. Dengan berani Rey mengacungkan pistol yang dia pegang kearah pelipis kanannya sendiri.

"Jangan Rey. Jangan melakukan itu Rey" ujar Dinda yang semakin kuat memberontak dari dekapan Ayahnya.

"Rey jangan lakukan itu"

Red Thread Of Destiny || Leslar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang