Suara Keras

440 43 1
                                    

~||~

'Tok tok tok'

"Ricis"

Seorang wanita mungil membuka kedua matanya secara tiba tiba karena suara teriakan dan ketukan pintu yang cukup keras sampai terdengar didalam apartemennya.

"Kak Ricis"

'Tok tok tok'

"Kak Ricis cepat buka pintunya aku sangat lapar"

Wanita mungil tersebut mengacak acak rambutnya sendiri untuk meluapkan rasa kekesalannya terhadap tamu dari tetangganya tersebut. Sebenarnya bukan hanya sekali Lesti terganggu dengan suara suara teriakan dari kamar sebelahnya tersebut. Hampir setiap hari Lesti mendengar kegaduhan dari kamar tetangganya itu.

'Tok tok tok'

"Kak apa kau sudah bangun??"

"Kak Ricis sudah aku katakan aku akan datang kesini untuk sarapan"

Dengan kesal Lesti mendudukkan dirinya diatas ranjang serta mulut yang bergumam tidak jelas tapi yang pasti Lesti sedang menyumpahi orang orang yang mengganggu tidur paginya.

"Lagi lagi pagi hari yang berisik" lirih Lesti.

'Kringgg kringgg'

Alarm Lesti yang menunjukan pukul 7 pagi berbunyi nyaring, dengan gerakan cepat Lesti mematikannya dan segera melompat dari atas ranjangnya.

"Anjing gue telat lagi" teriak Lesti yang sudah berlari menuju dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

~||~


"Halo kak" ujar Prilly dengan gaya centilnya.

"Halo juga. Siapa namamu??" tanya pria ketua klub drama yang baru saja mendapat sapaan dari Prilly tersebut.

"Prilly kak.. hmmm apa boleh aku mengambil foto bersamamu??"

"Tentu saja" jawab pria tersebut dengan ramahnya.

Prilly yang mendapatkan kesempatan langka tersebut lantas dengan cepat mengeluarkan telepon genggamnya untuk mengabaikan momen dengan sang ketua klub drama yang tak lain adalah Arfan.

Pria tampan tersebut tak kalah terkenalnya dengan Rizky maupun Rico yang berasal dari klub renang. Klub drama adalah klub kedua yang banyak diikuti oleh para mahasiswa baru. Mengingat ketua klub yang begitu tampan pasti akan banyak yang suka rela menjadi anggota klubnya termasuk Prilly.

"Terimakasih" ujar Prilly setelah melakukan foto bersama.

"Tulis namanya!!" titah Arfan kepada wakilnya untuk mencatat nama Prilly dalam daftar anggota.

"Coba tunjukkan bakat aktingmu" ujar Arfan menatap Prilly.

"Baiklah aku bisa akting menjadi batu" ucap Prilly dengan menundukkan kepalanya dengan kedua tangan menutup wajahnya.

Para barisan mahasiswa yang akan mendaftar dalam klub drama sontak menahan tawanya melihat Prilly yang sedang memperagakan menjadi batu.

Arfan yang melihat tersebut juga menahan tawanya dan berkali kali memperingati Prilly untuk menghentikan aktingnya.

"Bagaimana?? Apakah aktingku bagus??" tanya Prilly dengan cengirannya.

"Iya iya aktingmu sangat bagus" jawab Arfan dengan bertepuk tangan.

"Terimakasih kak Arfan" ujar Prilly dengan histeris.

"Aku juga bisa akting menjadi penggoda" ucap Prilly dengan percaya dirinya.

Red Thread Of Destiny || Leslar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang