Informasi Masalalu

287 59 30
                                    

Typo itu manusiawi!!

~||~

"Ayo cepat Kak"

"Ayo kesini dan cepat bermain"

Dinda menarik tangan Rey mendekati air pantai dengan antusias, deru ombak yang tak terlalu besar serta suasana pantai yang tak ramai membuat mereka berdua bebas bermain. Dinda melepaskan tangannya dari Rey dan meninggalkan pacarnya begitu saja saat melihat ombak menggulung indah mendekatinya.

Rey berdiri ditempatnya melihat Dinda yang sedang tertawa seraya bermain obak dengan kakinya. Tanpa sadar senyum Rey mengembang saat melihat Dinda yang tertawa lepas seperti ini.

"Jangan nakal Dinn" seru Rey saat Dinda mulai berjalan menengah.

"Siapa yang nakal Kak?? Bukan aku!!" ujar Dinda seraya tersenyum serta kakinya yang menendang nendang air pantai.

Dinda merentangkan kedua tangannya menikmati angin yang nerpa tubuhnya, Rey tersenyum seraya melipat kedua tangannya didepan dada, pandangannya fokus menatap wajah Dinda yang tersenyum lepas. Hati Rey berdesir hangat melihat senyum manis tersebut, senyum Dinda kali ini benar benar lepas seperti sudah tak memiliki beban selama hidupnya.

Rey menatap kebawah dimana untuk pertama kalinya kakinya menginjak pasir pantai, rasanya sangat menyenangkan bisa merasakannya, Rey menggesek gesekan kakinya dengan pasir putih yang lembut tersebut. Dinda tersenyum lebar saraya berjalan mendekati Rey, kepalanya menggeleng melihat tingkah Rey.

"Kak Rey seperti anak kecil saja" ucap Dinda menahan tawanya.

"Aku ini sudah dewasa Dinn" ujar Rey sedikit kesal.

"Iya" ucap Dinda.

"Ikut aku Kak" lanjutnya seraya menarik tangan Rey untuk menuju tengah pantai.

"Dinn.. " pekik Rey saat ombak pantai mulai membasahi celana pendeknya.

Dinda tertawa seraya bermain air dengan tangannya, dengan usilnya Dinda membasahi baju Rey dengan air, Rey memekik kaget karena rasa dingin menyentuh kulinya. Rey membalas perbuatan Dinda yang mengakibatkan saling melemparkan air satu sama lain, mereka berdua tertawa bersama menghiraukan pakaian yang mereka gunakan sudah basah kuyup.

Mereka berdua menyudahi bermain air dan memilih duduk dibawah pohon rindang tanpa beralaskan tikar, tangan Rey memainkan pasir yang berada dihadapannya. Dinda melihat Rey yang sepertinya mulai menyukai dengan pasir tersenyum senang.

"Kak Rey senang??"

"Ya" ucap Rey yang beralih menatap Dinda.

"Kalau Kak Rey terus bersamaku, kakak akan selalu senang" ucap Dinda yang memamerkan senyumannya.

Rey memalingkan wajahnya dari Dinda, senyum kecil Rey luntur dengan sendirinya. Dinda memicingkan matanya bingung ketika melihat raut wajah sedih Rey.

"Tapi kalau kamu bersama denganku, kamu mungkin saja akan menghadapi banyak hal buruk" lirih Rey menundukkan kepalanya.

Dinda menghembuskan nafasnya lalu kembali tersenyum dan menggeser posisi duduknya untuk lebih dekat dengan Rey. Dinda menggenggam tangan Rey yang membuat Rey menatapnya. Hati Rey berdesir sakit melihat senyum Dinda, senyum itu terlihat tulus dan selalu membuatnya semangat tapi apa mungkin Rey berhasil melawan Ayahnya sendiri dengan memilih Dinda daripada Ayahnya. Atau dia justru lebih dahulu kalah sebelum berperang, melawan Ayahnya saja sangatlah sulit apalagi dia harus mempertahankan hubungannya dengan Dinda yang jelas jelas tidak memperoleh restu sama sekali.

"Kalau begitu Kakak membutuhkanku karena aku akan membawa kebahagiaan kepadamu" ucap Dinda tersenyum manis.

"Dinda akan membuat Kak Rey bahagia" lanjutnya.

Red Thread Of Destiny || Leslar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang