Bermalam Bersama

669 95 70
                                    

Maaf typo!!

Komen disetiap paragrafnya!!




~||~

Rizky dengan keadaan kacau berjalan menuju dimana apartemen Lesti berada. Air matanya semakin menetes deras ketika memandangi pintu berwarna coklat cream tersebut.

Rasa bersalah menghantui diri Rizky sekarang, bayang bayang bahwa dirinya adalah Rey tercetak jelas dipikirannya.

"Aku yang menyebabkan Dinda bunuh diri dan menyeret Lesti dalam masalah ini" batin Rizky.

Mengetahui kebenaran yang selama ini dia cari adalah keinginannya sejak lama tapi mengetahui kondisi yang sekarang jauh berbeda dengan dulu membuat Rizky tak henti hentinya menyalahkan dirinya sendiri. Dulu sebelum mengenal Lesti, Rizky siap menerima resiko apapun tapi sekarang dia tak akan sanggup menerima resikonya, Lesti bisa saja marah padanya bila mengetahui kebenaran yang sudah terjadi dan yang lebih membuat Rizky takut peristiwa itu akan terulang kembali. Kalau pun Lesti menginginkan berpisah dengannya Rizky siap tapi jika Lesti berpikiran ikut untuk membunuh dirinya sendiri, Rizky tak sanggup akan hal itu.

Dengan deru air mata yang masih mengalir Rizky mengusap pintu apartemen Lesti dengan sendu. Walaupun dengan raut wajah kesedihan Rizky tetap mengetuk pintu apartemen Lesti dengan sisa kekuatannya.

Entah dia yang datang terlalu malam atau Lesti sedang tidak ada didalam, pintu masih belum terbuka. Rizky merogoh saku celananya untuk mengambil kunci cadangan apartemen Lesti yang memang dia pegang sebagai kepercayaan Lesti terhadapnya. Belum juga Rizky memutar kuncinya pintu sudah terbuka dari dalam menampilkan Lesti dengan baju hitam polos serta celana pendek dan rambut yang acak acakan.

"Kak Rizky" ucap Lesti yang panik melihat Rizky dengan penampilan yang berantakan sedang berdiri didepan pintu apartemennya.

Jejak air mata yang belum mengering itu kembali basah, ketika matanya menatap wajah Lesti hatinya terasa sangat sakit.

Lesti berjalan mendekat, memegang pipi kiri Rizky dengan tangannya seraya mengusapnya pelan memberikan kenyamanan untuk kekasihnya. Mata Rizky terpejam menikmati sapuan hangat dari tangan Lesti diatas permukaan pipinya.

"Aku boleh bertanya??" ucap Lesti dengan lembut agar Rizky tak merasa terganggu ataupun tertekan dengan ucapannya.

Rizky tak bisa menjawab justru tangisnya kembali pecah dengan tangan kirinya yang memegang tangan Lesti yang masih menyentuh pipinya. Lesti semakin kebingungan dengan keadaan Rizky sekarang tapi walaupun begitu Lesti tak mau membuat Rizky semakin tertekan.

"Apa aku boleh menginap disini untuk malam ini??"

"Hah??"

"Aku akan menceritakan semuanya"

Wajah terkejut Lesti kembali rileks dan menganggukkan kepalanya kecil untuk menyetujui keinginan Rizky yang akan bermalam di apartemennya. Rizky melepaskan tangan Lesti dari pipinya dan menggenggamnya dengan kuat, Lesti tersenyum lembut dan segera menarik Rizky masuk kedalam apartemennya.

Lesti menuntun Rizky untuk duduk diatas ranjangnya dan memberinya satu celana panjangnya yang tidak pernah dia pakai karena kebesaran dan sebuah handuk untuk Rizky gunakan malam ini.

"Maaf aku hanya punya celana training yang sepertinya cukup untuk kamu pakai. Tapi aku tidak punya baju yang ukurannya sebesar tubuhmu"

"Terimakasih" ucap Rizky tersenyum kecil yang tentu saja dibalas oleh Lesti.

"Aku akan mandi dulu kalau begitu" ucap Rizky yang diangguki oleh Lesti.

Rizky berjalan memasuki kamar mandi meninggalakan Lesti yang sekarang duduk diatas ranjang dengan kebingungannya. Ribuan pertanyaan menghantui pikirannya ketika melihat Rizky yang datang dengan keadaan kacau, tapi terkesan tertekan.

Red Thread Of Destiny || Leslar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang