(Jay pov)
"Jadi.. Lu berdua pacaran bang?" si Juki natap kita bergantian. Kita sekarang lagi menginstrogasi dia di kamar gue.
Gue bertukar pandang sama Juna dan kita mengangguk berbarengan.
"Oh.. Pantesan kalau malam kadang gue mendengar suara-suara aneh kayak gempa bumi dari kamar sebelah gue. Kadang dari arah kamar Bang Jay kadang dari arah kamar Bang Juna... " si Juki manggut-manggut. Lalu menutup dada dengan tangannya seperti perawan takut diperkosa.
"Tapi Bang please jangan tusbol gue ya! Gue masih normal! Ga homo kayak lu berdua!"
Gue bertukar pandang lagi sama si Jun sebelum secara kompak mendekatkan wajah kami pada si Juki yang langsung keder.
"Heh, kita homo juga milih-milih!" ujar gue. Sementara si Juna berkata dengan mengancam,
"Juki! Kalau lu berani bilang ama siapapun kalau gue sama si Jay bf-an... Gue cincang anu lu!" dia melakukan gestur seperti menggunting sesuatu membuat si Juki makin takut.
"Ampun Bang Juna. Gue nggak ember kok"
"Bagus"
Kita menepuk bahu si Juki kiri kanan.
"Oh ya, besok kita tukeran kamar aja ya Juk. Gue ga mau bf gue salah masuk lagi ke kamar lu. Menang banyak lu"
"Tukeran kamar? Hmmm... Gimana ya Bang... Si Juki ngusap-ngusap invicible janggut di dagunya.
Anjir ngelunjak nih bocah...
"Halah. Yaudah bilang lu mau gue traktir apa. Ntar gue beliin tapi jangan mahal-mahal. Ini tanggal tua"
Si Juki manggut-manggut dan nyengir penuh kemenangan.
.
.Besoknya kebetulan tanggal merah jadi kita bertiga pun kerjasama beres-beres karena gue mau tukeran kamar sama si Juki.
Karena dikerjain bareng-bareng, kerjaan pun jadi cepat beres. Setelah kamar baru Juki rapi, kita ngeberesin kamar baru gue yang sekarang sebelahan ama bf gue.
"Punten... Go-Food"
Juna beranjak dan mengambil pesanan gue dari mamang Go Food.
"Ayo Juk, makan dulu. Nih pesenan lu"
Si Juki emang minta ditraktir pecel ayam bakar sebagai sogokan agar dia mau tukeran kamar.
"Asyik. Makasih Bang. Sering-sering"
Kita pun makan bareng bertiga. Sekarang setelah si Juki tau rahasia kita, gue ama Juna jadi ga sungkan lagi menunjukkan kemesraan kita di depan dia.
"Nih buat ayank" Juna ngasih gue ayamnya karena dia kan emang vegetarian.
"Nih buat bebeb" gue ngasih pecel gue ke dia karena kasihan kalau dia lauknya kurang.
"Bang... " si Juki natap kita bergantian.
"Kalau gue boleh tau, yang nusuk siapa yang ditusuk siapa?"
"Gue--" gue udah mau jawab tapi si Juna mendahului gue.
"Matamu nih gue tusuk, mau?!"
"Jirrr. Galak amat. Kan gue cuman nanya Bang Jun"
"Pertanyaan lu ga sopan" Juna menggerutu.
Gue menahan tawa dan kita pun lanjut makan sampai kenyang. Lalu setelahnya Juna ngajakin ML.
ML mobile legends ya bukan ML yang lain.
"Wih... Bang Jun kok heronya Fighter semua?" komen si Juki.
"Iya dong" jawab Juna bangga. "Sesuai nama gue 'Arjuna', ksatria paling gagah di Pandawa. Makanya gue jadi fighter. Gue paling demen membantai hero lawan"
"Ohh... " Juki lalu melihat akun gue. "Kalau bang Jay banyakan MM nih?"
"Iya. Jadi saat Juna maju ke depan. Gue cover dari belakang. Lagian dia ini suka terlalu barbar kalau main. Jadi harus ada gue yang kontrol dan merhatiin map buat dia. Lagian gue lebih suka nge-push tower daripada nyari kill"
"Ohh... Kalau gue lebih sering jadi tank"
"Wah lu user tank? Kebetulan banget dong. Mabar yuk!" ajak Juna. Juki mengangguk dan akhirnya kita pun mabar ML entah berapa ronde ampe malem.
"Asyik. Koinnya udah cukup buat beli hero baru... Hmmm beli siapa ya?" Juna memilih hero baru yang akan dia beli. Sementara itu gue diem-diem berbisik sama si Juki.
"Juk, lu balik gih ke kamar lu. Gue mau nge-push si Juna sekarang"
"Hah?" si Juki cengo. Gue memberi dia isyarat dengan menyelipkan jempol gue diantara jari tengah dan jari manis gue.
Untungnya ternyata Juki ga polos-polos amat karena dia langsung paham maksud gue.
"Oh... Anjir. Wkwkwk. Jadi Bang Jay ternyata yang nusuk? Wih... Gue kira sebaliknya. Kan si Bang Juna badannya lebih kekar"
Yeuh dasar. Stereotip.
"Udah sana lu balik ke kamar lu"
"Asiap bang" ucap si Juki sambil berlalu.
Juna masih asyik rebahan milih hero baru saat gue beranjak ke sampingnya dan memeluk pinggangnya.
"Bro" panggil gue.
"Hm?"
Tangan gue merayap dari pinggangnya naik masuk ke dalam kaosnya memilin puting susunya yang berwarna coklat.
"Apa bro?"
"Katanya kemarin mau ngasih jatah... " gue menyingkirkan hape di tangan Juna lalu mendekat dan melumat bibirnya.
Juna membalas ciuman gue dan tangannya otomatis melingkari leher gue.
Kita make out selama beberapa saat...
Lalu saat gue melepas pagutan gue, kalung couple kita yang ada magnetnya ternyata udah nempel satu sama lain.
"J for Jay" ucap si Juna menatap kedua huruf J yang saling menempel itu.
"J for Juna" lanjut gue sambil mencium keningnya.
"J for Je T'aime" ujar kita berbarengan sebelum kembali berciuman.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Jay & Juna
General FictionJusuf Habibie, cowok manis berkulit putih bersih asal Bandung, memulai hari barunya sebagai mahasiswa Unpaj Jakarta dengan penuh harapan. Namun tak disangka hari-harinya menjadi lebih berwarna karena kehadiran sosok teman sekelompoknya, cowok macho...