(Jay pov)
Suatu sore di kosan gue.
"Hujan terus ini yank seharian. Bisa banjir nih"
Juna membuka pintu kamar gue dan menatap keluar.
"Tutup beb. Nanti basah lu"
"Gapapa... Gue suka hujan. Segar"
"Nanti pilek lho"
"Gapapa" Juna melangkah keluar dan menikmati hujan di teras. Sementara gue masih sibuk menyelesaikan tugas kuliah.
Setengah jam kemudian gue udah selesai dan berdiri sambil menggeretekkan pinggang gue yang terasa pegal.
Juna masih belum balik.
Gue bergegas keluar mencarinya. Dan itu dia... Juna lagi duduk di teras. Bajunya basah kena cipratan air hujan.
"Bro lu lagi ngapain?"
"Ssttt... Ini ada anak kucing. Lucu"
Juna menunjukkan kucing kecil yang tertidur di pangkuannya.
"Yeee... Kirain ada apaan. Ayo masuk. Hujannya makin lebat lho"
"Aduh tapi kalau gue berdiri nanti dia bangun"
"Haduh yaudah sini" gue mengangkat kucing kecil itu hati-hati dan membawanya masuk. Juna akhirnya bediri dan ikut masuk ke kamar lagi.
"Jadi lu dari tadi duduk di teras ga mau masuk karena ada kucing tidur di pangkuan elu?"
"Iya hehe"
Gue geleng-geleng kepala dan menempatkan kucing itu di atas handuk kering.
"Lucuuu" Juna membelai kucing berwarna putih itu.
"Haha... Mau dipiara?"
"Boleh?"
"Boleh tapi di kamar lu aja tidurnya. Tapi awas berak sembarangan lho"
"Ah tidak. Kucing bisa dilatih buat beol di kamar mandi kok"
"Iya?"
"Iya"
"Oh yaudah. Kasih nama atuh"
"Hmm... Namanya Moni. Gimana?"
"Moni? Iya bagus"
.
Sejak saat itu ada keluarga baru di kosan. Si Moni. Dia lumayan setia dan ga kabur kemana-mana. Wong dikasih makan whishkas terus sama si Juna.
Kalau kita kuliah, Moni akan main ke kamar temen kosan kita yang lain. Karena dia emang lucu, temen-temen kosan kita ga ada yang keberatan. Terutama Juki. Karena ternyata si Juki ini pecinta kucing juga. Selain pecinta wanita.
"Aku memang pecinta wanitaaa. Tapi ku bukan buayaaa. Yang setia pada 1000 gadisss. Ku hanya mencintai diaaa" demikian suara si Juki menyanyi sambil main gitar di kamar sebelah.
"Aaaa... Moniii!! Lucuuu sekali kau Moni! Ah bulumu begitu putih dan mulus! Oh Moni... Andaikan saja kau seorang wanita.. Maukah kau menjadi kekasihku Moni? Merry meeee~~~"
Gue saling pandang sama si Juna lalu terkikik geli bersama. Kayaknya si Juki ini udah kelamaan jones makanya jadi rada stress.
Ya gimana ga jones sih kriteria ceweknya aja tinggi bener. Jadinya belum apa-apa cewek udah pada mundur alon-alon ketika didekati si Juki.
.
"Tidak apa-apa bang, Juki akan tetap setia menunggu hingga Juki bertemu jodoh Juki... " jawab si Juki saat gue mengutarakan kekhawatiran gue akan kriteria ceweknya yang ketinggian.
"Ohya, betewe... Ayo bang kita ngonten lagi" ajak Juki sambil ngusap-ngusap perut si Moni yang makin embul kebanyakan makan whiskas.
Video kita yang kemarin ternyata banyak di-like dan ditonton.
"Konten apalagi Juk? Pusing gue"
"Mukbang mau? Atau challenge lagi? Atau ya... Daily vlog aja gitu. Gue yang jadi kameramen deh"
"Hm.... Boleh deh"
"Yeay... Nih baca komen-komennya bang, banyak yang nungguin lu upload lagi nih... "
Gue membaca komen-komen di Youtube. Kebanyakan sih positif ya... Tapi...
Gue mengerutkan kening saat membaca satu komen panjang lebar yang intinya mengatakan bahwa orang-orang kayak gue sama Juna ini katanya yang membuat dunia sekarang semakin panas dan banyak terjadi bencana di mana-mana.
"Tuh kan Juk... Gue bilang juga apa. Pasti ada aja yang bakal komen kayak gini... "
Si Juki mengambil hape dari tangan gue lalu menghapus komentar itu.
"Udah cuekin aja bang. Namanya juga haters. Ada dimana-mana... Apapun yang kita lakukan pasti ada aja yang ga suka"
"Iya sih... Tapi ya gitu. Itu yang bikin gue males"
"Abaikan aja. Orang kayak gitu tuh paling hidupnya juga ga bahagia. Dia ga punya apapun untuk dibanggain. Makanya rese ngerecokin hidup orang. Anggap aja kayak kentut. Bau. Tapi cepat hilang"
"Anjirrr wkwkwk"
Gue sama Juna ketawa mendengar seloroh si Juki. Emang si Juki ini paling bisa menghidupkan suasana.
.
Malam itu gue tidur di kamar Juna.
Si Moni tidur di sebelah kita. Meringkuk kayak bola bulu warna putih.
"Yank... " Juna memeluk gue yang lagi tidur-tidur ayam.
"Apa beb?" gue berbalik menghadapi Juna yang langsung menyusup ke dada gue.
"Mau kadel"
"Iyah sayang. Sini" gue memeluknya lebih erat.
Namun tiba-tiba kita dikejutkan si Moni yang tiba-tiba meloncat ke tengah-tengah dan memaksa menyelusup diantara gue sama Juna.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Jay & Juna
General FictionJusuf Habibie, cowok manis berkulit putih bersih asal Bandung, memulai hari barunya sebagai mahasiswa Unpaj Jakarta dengan penuh harapan. Namun tak disangka hari-harinya menjadi lebih berwarna karena kehadiran sosok teman sekelompoknya, cowok macho...