(Juna pov)
"Hhh... Hhhh"
Brugghhh
Samsak tinju di gym bergoyang keras dan hampir ambruk gue tendang sekuat tenaga.
"Waw"
Terdengar suara orang bertepuk tangan disertai suara charming yang familiar. Gue menoleh dan langsung ber-smirk sinis.
Tio Lee.
Berani juga dia datang memenuhi undangan gue untuk rematch di gym ini.
"Not bad" Tio tersenyum dengan gayanya yang bitchy.
"But I can do that better... Hiyahhh!!"
Brugh!
Ia menendang dengan teknik taekwondo dan samsak itu akhirnya jatuh dengan suara keras.
"Lihat kan Arjuna? Hmhh? Semua yang gue lakukan lebih baik dari lu... Termasuk... Memuaskan seme lu di ranjang... Ohhh sampai lemes tuh si Jay di pelukan gue" Tio terkikik.
"Hufffhhh" gue menarik nafas panjang berusaha tetap bersikap tenang walau darah gue langsung mendidih dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Ayo selesaikan secara jantan. Lu dan gue" gue melepas kaos gue hingga telanjang dada meng-ekspos otot dada dan lengan gue.
"Kalau lu bisa ngalahin gue, gue kasih si Jay ke elu. Tapi kalau gue bisa ngalahin elu, lu pergi dan jangan pernah ganggu kita lagi. Deal?"
"Hmmmm" Tio mengusap-usap dagunya dan manggut-manggut.
"Deal"
Ia mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.
Gue menarik nafas panjang sebelum mengulurkan tangan gue. Namun...
"Akkhh!"
Tio memelintir jari jemari gue.
"Anjink!" gue memaki.
Tio mengikik tertawa dan membuka kaosnya hingga ia pun bertelanjang dada. Dan saat ia berputar gue bisa melihat punggungnya yang berhias tato Tiger.
"Yakin lu bisa ngalahin gue Little Crab? Hmmmhh? Otot lu doank gede, tapi nyali lu segede gini"
Tio menunjukkan ujung kelingkingnya menghina gue.
Wah bangsat.
"Hanya karena gue ga bertingkah kayak pelacur murahan dan tidur sama sembarangan orang, bukan berarti gue lemah, bitch!"
"Hey! Gue ga tidur sama sembarangan orang kali! Gue cuma tidur sama seme-seme pilihan doank... Enak aja lu... " Tio manyun.
"Termasuk seme yang udah punya komitmen? Lu ga punya malu? Hah? Kenapa? Diantara semua seme pilihan lu ga ada yang mau komit setia sama elu yah? Kasian banget sih... Yah namanya lonte emang buat dipake doang sih. Abis itu dibuang ke tempat sampah"
Gue tertawa puas dalam hati melihat perubahan di wajah Tio.
"Ngomong apa lu anjink?!" ia berjalan mendekat dan mendorong bahu gue. Gue balas mendorongnya dan menatap dalam matanya.
"Lu sebenarnya iri sama hubungan gue sama si Jay kan? Karena kita komit. Kita punya janji setia satu sama lain. Lu liat ini? Kita bahkan punya kalung couple. Inisial J. J for Jay. J for Juna. Bahkan walaupun lu bisa ngerebut si Jay dari gue, lu ga akan pernah bisa punya hubungan kayak apa yang gue dan Jay punya!"
"DIEM LU ANJINK!"
Brugghhh.
Tio menonjok muka gue. Gue tertawa dan meludah darah.
"Kasihan banget lu Tio. Seme-seme itu datang cuma karena mereka tertarik sama wajah dan body elu doank. Tapi dunia selalu berputar, bitch! Suatu saat ada uke yang lebih muda dan lebih cakep, mereka akan ninggalin elu! Dan elu ga akan punya siapa-siapa lagi! Hahaha... Kasian gue sama elu"
"DIEM ANJINK! BANGSAT!!"
Tio memukuli dan menendang gue membabi buta. Gue membiarkan saja dan malah tertawa terbahak-bahak.
"LU COWOK LEMAH PECINTA KEPITING! LU GA LEVEL SAMA GUE BANGSAT!"
"Wkwkwk... Lemah?. Aww... Pukul gue lebih keras Tio! Mana?! Ahh ga kerasa sama sekali. Payah"
Gue berdiri dan merentangkan tangan membiarkan Tio memukuli dada gue.
"Fuck! Brengsek! Bitch!!" Tio memaki setiap kali ia memukul. Tapi gue tetap berdiri tegak.
"Hhh... Hhh... " Tio terengah dan memegangi dadanya.
"Tio... Walaupun gue cowok soft pecinta kepiting... Tapi gue juga bisa ngalahin lu dalam 3 kali hitungan"
Gue menjambak rambut Tio yang sudah terengah kehabisan nafas dan gue banting tubuhnya ke lantai.
"Satu"
Gue berhitung. Kedua tangan Tio gue pelintir ke belakang membuatnya menjerit kesakitan.
"Dua"
Gue mematahkan tangan si Tio hingga berbunyi bergeretek dan si Tio menjerit makin keras.
"Tiga"
Gue banting badannya sekuat tenaga. Hingga terdengar bunyi mengerikan tulang yang patah.
"Hmph" gue membalik badannya. Si Tio bernafas berat namun tak sanggup berdiri lagi. Matanya nanar menatap gue.
Gue tersenyum manis dan mengangkat dagunya. Menatap mata si Tio dalam-dalam.
"Sekali lagi tangan kotor lu berani menyentuh bf gue.... Gue patahin semua tulang di badan lu, Tio. I promise"
Gue bangkit dan menatapnya yang udah ga berdaya. Lalu sesuai janji gue, gue jejek mukanya pake kaki gue.
Si Tio mengerang lemah untuk yang terakhir kali sebelum jatuh pingsan. Gue menjawil tas gue dan pergi meninggalkan gym.
.
.[MEANWHILE]
[DI KOSAN SI ATUY]
(Atuy pov)
"Anjink lu Jay! Lu ngapain meluk-meluk gue. Hiiii... Geli anjink!" gue terbangun dengan kaget dan ngeri ketika ternyata gue bangun dalam pelukan si Jay. Mana si Jay ngelus-ngelus rambut gue lagi.
"Tuh kan gue bilang juga apa! Dasar manusia homo!"
Si Jay menguap bangun dari tidurnya.
"Iya sorry bro. Gue kira lu si Moni"
"Moni saha?"
"Kucing"
Atuy be like : (。=`ω´=)?
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Jay & Juna
Художественная прозаJusuf Habibie, cowok manis berkulit putih bersih asal Bandung, memulai hari barunya sebagai mahasiswa Unpaj Jakarta dengan penuh harapan. Namun tak disangka hari-harinya menjadi lebih berwarna karena kehadiran sosok teman sekelompoknya, cowok macho...