29 : Leader GRC

755 110 18
                                    

.
.

(Jay pov)

Gue menggas motor gue membelah kota Jakarta.

Rada bad mood. Males kuliah. Ga tau dah. Kalau lagi berantem sama bf gue, gue bawaannya jadi males kuliah. Pengen mabal aja.

Ada sesosok cowok bertubuh ramping sedang berjongkok di samping mobil merahnya. Sosoknya terlihat familiar.

Gue menghentikan motor gue dan turun menghampiri cowok itu.

"Mobilnya mogok kak?"

Dia mendongak dan gue mengenali wajahnya yang tampan rupawan itu.

"Kak Tio?"

"Oh... Jay?" dia tersenyum ramah pada gue.

"Mobil lu kenapa?" gue menghampiri nya.

"Bannya bocor"

"Ban serepnya ada?"

"Ada sih tapi... Gue ga tau cara masanginnya"

"Sini gue bantu pasangin" gue membuka tas dan jaket gue dan menaruhnya di motor gue lalu ngebantuin kak Tio mengganti ban mobilnya.

Beberapa saat kemudian...

"Udah kak"

"Makasih ya Jay"

"Ya. Sama-sama... "

"Oh ya lu lagi sibuk? Ada waktu? Ada yang pengen gue omongin sama elu... "

Gue menatapnya sejenak. "Ngomongin apa kak?"

"Soal masalah di GRC kemarin"

"Oh"

Oh iya. Mungkin dia mau menuntut ganti rugi kali yah? Soalnya kemaren kan gue sempet bikin ribut disana.

"Yaudah. Hayuk. Mau ngobrol dimana?"

"Di apartemen gue aja. Udah deket kok"

Gue mengendikkan bahu dan memberi isyarat dia jalan duluan.

.
.

.
.

"Masuk Jay"

Gue masuk dan berkeliling melihat apartemen kak Tio yang ternyata cukup mewah dan ada di kawasan elit Jakarta.

"Lu tinggal sendirian di sini kak?"

"Ya. Kadang bf gue datang buat nginep. Tapi selebihnya gue sendirian sih"

Eh tunggu... Bukannya si Atuy bilang kak Tio itu bf an ama si Doni bangsat? Waduh...

"Mau minum apa Jay?" tawar kak Tio ramah.

"Apa aja kak" gue duduk di sofa. Sementara kak Tio beranjak ke dapur membawakan gue minum.

"Seadanya aja yah" kak Tio membawa minuman dingin dan camilan lalu menaruhnya di meja.

"Iya makasih" gue menerima minumannya karena gue haus setelah tadi bantuin dia masangin ban. Kak Tio duduk di depan gue dan menunggu gue selesai minum.

"Jay"

"Ya?"

"Gue atas nama leader GRC minta maaf ya atas kejadian kemaren"

"Oh... " wah ternyata dia gentle juga yah.

"Gue yang minta maaf karena udah bikin ribut di event lu kak. Dan... Sorry... Gue menghajar bf lu... "

"Ah itu. Biarin aja emang si Doni yang salah" kak Tio menjentikkan jarinya. "Dari awal klub gue niatnya buat have fun kok. Dan gue udah tanya-tanya member gue, apa yang terjadi. si Doni yang salah karena udah bikin pingsan uke lu. Padahal prinsip gue dalam semua event tetap konsen itu nomor satu. Ga ada yang namanya pemaksaan kayak gitu"

"Oh... I see"

"Ya. Jadi sekali lagi gue minta maaf ya sebagai leader. Atas kelakuan member gue. Tapi gue udah menegur mereka semua yang terlibat kemarin"

"Ya... Yasudah gapapa"

Kak Tio ngulurin tangannya sebagai tanda damai dan gue menyambutnya.

"Ah... Luka ini... " kak Tio menyentuh luka jahit di pelipis gue. Gue meringis.

"Ini ulah member gue juga?" kak Tio membelai luka gue itu dengan jari tangannya yang lembut.

"Em. Udah kak gapapa. Lupain aja. Yang penting kita udah damai kan sekarang. Kayaknya emang salah paham aja sih. Gue sama bf gue juga salah. Ga nanya dulu GRC itu klub apa... "

"Yang rekrut elu siapa kalau boleh tau?"

"Atuy"

"Atuy?" ulang kak Tio bingung.

"Sorry. Yuta Ananda maksudnya. Cuman gue di kampus biasa manggil dia Atuy"

"Oalah. Atuy... Hahaha" kak Tio tertawa renyah mau ga mau gue ikut nyengir juga sedikit.

"Oh ya, lu mau ikut klub gue yang lain gak?"

Gue menaikkan alis gue bingung.

"Ah.. Yang ini klub baik-baik aja kok. Bukan pesta seks. Jangan khawatir. Namanya Dreamysh"

"Klub apa tuh kak?"

"Klub buat ngasih konseling, pendampingan secara mental, atau bantuan hukum, apapun jika ada member yang membutuhkan... Lu tau kan kaum g kayak kita kadang suka mendapatkan diskriminasi atau bullying karena orientasi seksual kita yang beda. Nah di Dreamysh ini kita bersatu untuk menghadapi itu semua"

Gue manggut-manggut. "Tapi ga ada pesta seksnya kayak di GRC kan kak?"

Kak Tio mendengus tertawa dan meminum minumannya sebelum menjawab.

"Nggak, sayang. Ini mah klub baik-baik aja jangan khawatir"

Gue menatapnya tajam.

"Oh ya ampun. Sorry Jay. Kebiasaan. Gue emang gitu kalau ke temen gue. Biasa manggil 'sayang' apalagi sama seme ganteng kayak lu. Sorry, hehe... "

"Oh..." Gue mengendikkan bahu. "BF lu ga marah emang?"

"Gue ama Doni open relationship kok. Jadi santai aja kita mah. Dia juga kadang bawa uke lain nginep di sini terus kita threesome.. Ah maaf. Maaf. Gue terlalu vulgar yah ngomongnya"

"Gapapa kak. Santai aja. Hidup lu ya lu yang ngatur sendiri. Gue bukan tipe orang yang suka nge-judge kehidupan seks orang lain"

"Oke...hehe. Mantap. Iya... Jadi gimana lu mau ikut klub gue yang Dreamysh ini? Nanti lu bisa kenal banyak orang di sini. Bisa memudahkan juga kalau suatu saat lu udah lulus kuliah dan nyari kerja... Kita punya banyak koneksi di sini"

"Em.. Nggak dulu deh kak"

"Wah beneran Jay? Lu ga mau gabung?" kak Tio nampak sedih membuat gue jadi rada ga enak.

"Yaudah gini. Kita tukeran no WA aja dulu. Kapan-kapan kalau emang lu mau gabung sama klub gue, lu bisa langsung hubungin gue"

"Oh... Yaudah. Boleh"

Wajah kak Tio langsung sumringah mendengar itu.

"Oke, sayang"

.
.

TBC

✔️ Jay & JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang