(Juna pov)"Beb, lu lagi ngapain?" tanya Jay sore itu. Kita baru pulang kuliah dan gue sibuk dari tadi sama hape gue sambil duduk di teras kosan.
"Gue lagi chatting meminta bantuan sama Bang Jack buat ngadepin anak-anak GRC"
"Jack? Jack bukannya udah tenggelam di Lautan Atlantik yah"
"Yeee. Itu mah Jack Titanic"
"Terus Jack yang mana? Seme first time elu itu? Dih. Ga usah ya. Gue bisa melindungi uke gue seorang diri! Ga perlu bantuan orang lain!"
Gue menghela nafas dan menatap wajah Jay.
"Tuh kan makanya gue males cerita detail. Gitu kan elu mah diungkit-ungkit mulu"
"Ya abis ngapain sih. Ga usah kali"
"Bro, please. Turunin ego lu dikit. Lawan kita 20 orang. Bagaimanapun kita pasti ga akan kuat ngadepinnya"
"Gue kuat kok"
Gue meraih tangan Jay dan menariknya mendekat. Lalu mengusap luka bekas jahitan di pelipisnya. "Jay sayangku cintaku, Habibie kesayanganku... Gue ga akan bisa ngeliat lu terluka kayak gini lagi. Oke? Ayo kita minta bantuan Bang Jack... "
"NGGAK!"
"Ihhh" gue mencubit pinggangnya kesal. Kenapa sih seme gue egonya tinggi banget. Heran.
"Heh. Turunin dikit ego lu yang seluas jagat raya setinggi langit di angkasa itu Bambang! Ga usah ngadi-ngadi! Lu mau tewas di tangan anak GRC?"
"Ya udah... Tewas ya tewas aja. Ngapain gue harus minta bantuan seme first time elu segala?!"
"Hhh" gue mendengus dan berkacak pinggang jengkel.
"Ya udah sana. Lu tewas aja. Biar gue bisa nyari seme baru"
"Apa lu bilang?!" Jay mendelik tajam pada gue.
"Sono kalau lu tetap mau keras kepala dan lebih mentingin ego lu, dasar... "
Gue melengos kesal tapi Jay menahan lengan gue,
"Juna!"
"Ckkk. Iya makanya please. Lu jangan sampai tewas oke... Kita berdua harus selamat. Jadi ga ada salahnya kan minta bantuan Bang Jack?"
"Hhh. Ya udah terserah" si Jay melipat tangannya dan tampak masih kesal.
"Kalian lagi butuh bantuan?"
Kita mendongak dan mendapati Juki yang mendekati kita.
"Iya" - Jun
"Nggak" - Jay
"Jay please" gue menyikut siku si Jay.
"Beb. Si Juki ga ada urusannya ama masalah kita. Gue ga mau ngerepotin"
"Emang ada masalah apaan Bang JaJu?" tanya si Juki.
"Gue lagi diincer mau dihajar 20 orang Juk" ucap gue sebelum si Jay sempat mencegah.
"Oh ya? Wah... Kok ga adil banget. Ya udah gue mau bantuin lu Bang"
"Ga usah Juk. Nanti lu kenapa-kenapa" ujar si Jay.
"Gapapa Bang. Juki walaupun pecinta wanita dan pecinta damai tapi kalau dibutuhkan Juki juga bisa berantem kok. Nih lihat otot Juki" si Juki menyingsingkan lengannya dan menunjukkan otot-ototnya.
Ya emang sih si Juki ini tipe cowok muka bebelac body L-Men.
"Wow. Lu jago berantem kan Juk?" gue mengusap otot bisep si Juki kagum.
"Easy peasy lemon squishy" saut si Juki enteng. "Nanti Juki ajakin anak buah Juki juga kalau perlu, anak JTXT"
"JTXT?"
"Iya" saut si Juki sambil nyengir bangga.
.
..
.Sore itu di sebuah kafe. Gue ama Jay janjian ketemuan sama Bang Jack.
"Abang siap bantuin kamu kok Jun. Nanti abang bawa bala bantuan temen-temen abang juga"
"Makasih Bang Jack" gue tersenyum sama Bang Jack.
"Iya... Lagian abang juga kebetulan emang ga terlalu akur sama tuh anak-anak GRC"
"Ohya?"
"Iya. Kita sempet ada masalah juga dan sempat baku hantam dulu tapi masih belum akur sampai sekarang. Apalagi kalau ternyata mereka ada masalah sama Juna, Bang Jack siap bantuin kamu dan teman kamu ini"
Gue mengangguk dan tersenyum lega.
"Ehm!" si Jay tampak berdeham dan menendang kaki gue di bawah meja.
"Ah... Oh iya Bang, anu... Ini Jay bukan temen Juna. Dia boyfriend-nya Juna"
"Boyfriend? Seme kamu?"
"Ya"
"Oh... I see... " Bang Jack manggut-manggut. Si Jay tersenyum manis sekali hingga memperlihatkan lesung pipit imut di atas bibirnya.
"Iya. gue. boyfriend-nya. Juna" Jay menegaskan setiap kata dan menarik pinggang gue lebih dekat padanya.
"Okay. That's cool" Jack mengangkat bahu santai. "Ya bagus kalau kamu udah ada bf Jun. Ada yang jagain kamu. Abang ikut senang"
"Emang lu ada masalah apa sama anak GRC?" tanya si Jay.
"Biasalah masalah pribadi. Tapi ya karena ini menyangkut salah satu member elit mereka jadi semua kebawa-bawa" Jack mengangkat bahu. Jay manggut-manggut.
"Yeah... Okay then. The enemy of my enemy is my friend"
Jay mengulurkan tangannya yang disambut Jack hangat.
.
.Singkat cerita, di hari war kita sama anak GRC, Bang Jack datang dengan 6 orang temannya. Sementara si Juki membawa 5 member JTXT plus seorang temannya yang bernama Alex Armanto Tomato.
"Kenalin bang, nih si Arman, walau pendek bantet gini tapi dia pemegang kendo sabuk hitam" ujar Juki. Gue sama Jay kenalan sama Arman yang tersenyum manis pada kita.
"Gue sobat Juki dari orok" ucapnya memperkenalkan diri. "Masalah Juki masalah gue juga. Temannya Juki temen gue juga"
"Ya. Salam kenal ya Man. Makasih lu mau bantuin kita"
Jadi total sekarang pasukan kita ada 16 orang. Masih kalah jumlah dari 20 orang anak GRC tapi melihat perawakan temen-temen Bang Jack dan anggota JTXT yang badannya kekar-kekar, gue optimis kami bisa menang hari ini.
"JaJu! Tunggu!"
Ada seseorang berteriak saat gue dan rombongan mau berangkat perang. Ternyata si Atuy.
"Paan Tuy?"
"Nih Jay! Ambil ini!" Atuy menyerahkan sesuatu pada Jay. Jay menerimanya sambil terkesima.
"Wow.. Pedang samurai? Punya siapa nih?" Jay mengusap lambang kupu-kupu biru di ujung bilah pedang.
"Bilang makasih sama gue! Gue mati-matian minjem pedang itu dari Om Sasaki, paman tiri gue. Katanya itu pedang legendaris warisan leluhurnya. Ga taulah. Lu pake aja deh. Tapi buat membela diri aja yah. Jangan sampai lu bikin tewas itu Yudha senpai gue"
"Oke sip. Makasih ya Tuy!"
Atuy mengangguk dan mundur menjauh lalu melambai pada kita yang akan maju perang... Eh tawuran maksudnya.
"Semangat yah! Ganbatte kudasai!" teriak si Atuy.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Jay & Juna
General FictionJusuf Habibie, cowok manis berkulit putih bersih asal Bandung, memulai hari barunya sebagai mahasiswa Unpaj Jakarta dengan penuh harapan. Namun tak disangka hari-harinya menjadi lebih berwarna karena kehadiran sosok teman sekelompoknya, cowok macho...