(Juna pov)
"Dengan demikian maka jelas sudah manfaat UKM mikro dalam menjaga kestabilan ekonomi masyarakat kita. Maka dari itu.... "
Mata gue mengerjap. Satu kali. Dua kali. Tiga kali.
Sumpah mendengar suara dosen gue membaca teks pelajaran bagai nyanyian nina bobo di telinga gue.
Ah. Bodo amatlah.
Gue mengambil hape dan headset dan menawarkan sebelah sama si Jay yang langsung dia ambil dan dia pasang di telinganya.
Gue buka Joox dan nyari-nyari playlist yang enak...
Hmmm...
Ini ajalah lagu Slipknot.
Bugh
"Aww" gue mendelik sama si Jay yang diam-diam nendang kaki gue di bawah kursi.
"Sakit bangsat" gue berbisik.
"Kira-kira dong lu kalau milih lagu! Telinga gue mau pecah!" balas si Jay.
Gue mendengus. "Terus lu mau dengerin apa? Blackpink?"
Jay mengambil alih hape gue lalu memilihkan lagu dari grup music Incubus.
Yeah. Okay. Not bad lah.
"Arjuna"
Huh?
Si bapak dosen mendongak dari buku bacaannya dan menatap gue tajam.
"Saya pak?"
"Maju kamu"
Jink. Gue melepas headset dan maju ke depan.
"Silahkan kamu baca sisa teks buku ini. Dengan suara keras" perintah si dosen.
Gue menerima buku itu dan membaca dengan keras di depan kelas sesuai perintah si bapak.
Suatu waktu mata gue beradu pandang dengan si Jay dan dia kelihatan menahan tawa dan berbicara tanpa suara: Mampus lu.
Kampret. Kurang ajar tuh orang. Bahagia banget kayaknya melihat gue menderita. Hhh.
.
.1 Minggu kemudian.
Gue lagi santai sambil nonton Netflix di kamar gue. Si Jay lagi ke warung depan beli galon.
Tok tok
"Mas Juna, ini laundry nya"
"Iya Bi"
Gue membuka kamar kosan gue dan mengambil baju gue dari bibi laundry. Lalu gue taro begitu aja di kasur.
"Jun" kali ini si Jay yang datang membawa galon. "Nih galon punya lu"
"Sekalian pasangin ya, A" ucap gue dengan nada meledek.
"Baik Mas tapi ada ongkos pasang yah" Jay balas meledek namun tak urung dia mengganti galon yang kosong di kamar gue.
"Nih ongkosnya" gue melempar celana dalam gue dari tumpukan laundry yang dia tangkap dengan sigap.
"Jink" si Jay melempar balik celana dalam gue dan menyerang gue, memiting gue di atas kasur.
"Hahaha... Ampun... Jay... Ampun!" gue berteriak geli karena dia menggelitik pinggang gue.
"Yeuh... Diberesin nih baju lu. Yang rapi dong"
"Males. Lu aja" gue berbaring nyaman di kasur sambil memeluk bantal. Lalu menonton saat si Jay membereskan baju gue di lemari. Gitu-gitu juga si Jay orangnya rapi dan pencinta kebersihan. Ada gunanya juga yah dia jadi boyfriend rahasia gue.
Bisa dimanfaatkan.
"Sekalian disapu juga Aa Jay" pinta gue.
"Inggih Mas Juna"
"Dipel juga"
"Inggih"
"Dibersihkan debunya pakai kemonceng"
".........."
"Udah lakuin aja. Ntar malam gue kasih jatah deh"
Wajahnya mendadak lebih cerah.
"Lu lagi ready?"
"Ready"
"Yes!"
.
.Malam itu...
Gue menunggu hingga jam 11 malam saat teman-teman gue udah pada tidur. Hape gue bunyi. Ternyata si J yang ngirim chat.
Jay : "Jun cepetan kesini. Kita sambil nonton bokep baru yuk!"
Juna : "Iya bentar. Eh lube gue yang rasa jeruk mana yah? Kok ga ada?"
Jay : "Haduh mana gue tau. Udah pake baby oil aja"
Juna : "Ogah! Ntar iritasi gue!"
Jay : "Terus?"
Juna : "Bentar gue cari dulu"
Jay : "Cepetan yah sayang, aa sudah tidak sabar"
Gue mencibir dan melempar hape gue ke kasur dan lanjut mencari lube kesayangan gue.
Itu lube baru tau. Gue pesen online. Rada mahal tapi enak banget dipakenya. Licin dan dingin. Dan yang penting ga bikin gue sakit.
"Oh disini ternyata"
Ternyata nyempil di pinggir risbang gue guys.
Gue memasukkannya ke dalam saku piyama gue dan berjalan keluar kamar tak lupa mematikan lampu.
Gue membuka pintu kamar si Jay diam-diam. Di dalam gelap.
Terlihat samar-samar si Jay lagi tidur berselimut di kasur.
"Ayaaannnnkkk... " gue beringsut naik ke kasur lalu memeluknya mesra. Lalu menciumi sosok di balik selimut.
"Ayo... Malam ini gue kasih lu jatah... Mau minta berapa ronde juga ready kok buat Aa" gue berbisik mesra.
Orang itu menggeliat dan terbangun lalu berbicara dengan suara serak.
"Hah... Jatah apa? Lu siapa?! Lepasin gue!!"
Hah? Gue melepaskan si Jay. Kok suaranya si Jay jadi rada beda gini ya?
Klik.
Lampu kamar menyala.
Gue dan cowok itu saling pandang dengan ekspresi sama kagetnya.
"JUKIIII...?!"
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Jay & Juna
General FictionJusuf Habibie, cowok manis berkulit putih bersih asal Bandung, memulai hari barunya sebagai mahasiswa Unpaj Jakarta dengan penuh harapan. Namun tak disangka hari-harinya menjadi lebih berwarna karena kehadiran sosok teman sekelompoknya, cowok macho...