37 : Gara-Gara Tumor

888 113 64
                                    

.
.

[Tio pov]

"My sayang...? Master? Jay?"

gue menepuk-nepuk pipi si Jay yang masih ga bangun juga dari pingsannya.

Ih anjir. Masa udah 2 jam ga bangun-bangun sih? Udah gue peluk, cium, jilat, emut semuanya kok diem aja sih.

"ZzzZz.. "

Anjink. Ternyata dia molor!

"Iihh... Sayang kok malah molor sih! Hih! Nyebelin banget sih! Lu ganteng-ganteng tumor yah! Tukang molor! Iihh"

Gue merengut manyun. Beteeee. Ih kesel.

Drrrtttt.

Hape si Jay bunyi. Gue turun dari kasur dan mengambilnya.

Video call dari "My Little Crab".

"My little crab? Arjuna? Norak banget sih nama panggilannya... " gue mencibir sinis. Tapi kemudian gue ada ide jahil.

Gue naik kembali ke ranjang dan menarik selimut menutupi setengah tubuh gue sama si Jay lalu gue menerima video call dari Arjuna.

"Yank! Lu dimana---- anjink!" Arjuna memaki saat dia melihat gue.

"Hai little crab... Hihi" gue mengedipkan mata dan melambai pada Arjuna.

"Seme lu masih tidur. Kecapean habis ngewe-in gue" gue nunjukin si Jay yang masih asyik ngorok dengan tubuh yang naked di samping gue.

Gue tertawa puas mendengar Arjuna mengeluarkan sumpah serapah di ujung sana.

"DIMANA LU ANJINK! SHARELOCK!"

"Ihh... sharelock, sharelock, ogah. Weee! Mau ngapain lu? Ga usah ganggu deh!" gue meleletkan lidah pada Arjuna dan memeluk Jay erat.

"Mmmhhh.... My sayang... Kasihan... Kecapean yah... Iihhh lucuu... Mmuaahhh" gue melumat bibir si Jay tapi mata gue menatap Arjuna yang tampak makin murka.

"ANJINK LU TIO! GUE BEJEK MUKA LU AMPE JADI BUBUR!"

"Awww... Takuuutt!"

"LU APAIN SEME GUE!"

"Dih... Seme lu kali yang ngapa-ngapain gue... ngewe-in gue... Iih... Tapi gapapa. Gue suka kok... " gue meremas rambut hitam Jay dan mengarahkan wajahnya ke leher gue.

Sambungan video call terputus dan entah kenapa gue bisa membayangkan Arjuna di sana mungkin membanting hapenya. Haha... Rasakan. Suruh siapa dia nantangin gue!

Hmph. Mampus lu bitch!

"Mmmhh... "

"My sayang? Lu bangun? Utututu... Sayaaang....!"

Gue mencium pipi si Jay yang menggeliat dan membuka matanya.

Perlahan mata Jay mengerjap lucu. 1 kali... 2 kali...

"Astaghfirullahalazim" Jay tersentak terkejut dan melepaskan gue.

"Hihihi" gue tertawa geli melihat reaksinya.

Dia membuka selimut, melihat ke bawah, dan mendongak lagi, terlihat ngeri mendapati dirinya telanjang bulat bersama gue yang sama naked-nya.

Di ranjang hotel lagi.

"Kenapa sayang... Mmhh? Mau nambah ronde lagi?" gue berbaring santuy dengan tangan menyangga kepala gue.

"Eh setan! What the fuck?!" Jay turun dan mencari-cari celana dalamnya.

"Hihihi... Kenapa ganteng? Nyari ini?" gue menunjukkan celana dalamnya dan gue putar-putar dengan jari gue.

"Balikin jink!"

"Uh huh! Cium dulu donk sayang... " gue menepuk pipi gue dengan jari telunjuk gue, menggodanya.

Hihihi... Lucu banget sih. Awww... Jay, you're so cute!

.

(Jay pov)

"Najis mugholadzoh!"  gue berusaha mengambil celana dalam gue namun si Tio dengan bangsatnya malah nyembunyiin celana dalam gue di balik punggungnya.

Akhirnya terpaksa gue menjenggut rambutnya dan gue banting tubuhnya hingga berbalik terus gue jejek punggungnya pake kaki agar bisa mengambil celana dalam gue.

"Akhh... Yes daddy... Ungh!"

Lah nih lonte satu malah demen gue kasarin... Masokis apa yak?

"Ohh Jay... Please. Lagi. Hit me, kick me, beat me sayang... Master..."

"Astaghfirullah" gue geleng-geleng kepala dan buru-buru make baju gue lagi. Ngeri anjink. Uke macam apa ini.

"Mau kemana sih" si Tio berbalik dan menatap gue sambil manyun.

"Ke Antartika. Ya ke kosanlah! Masa  gue mau stay sama elu!"

"Ouh... Salam yah sama Arjuna. Bilang makasih.. Okay?" Tio tersenyum dan mengedipkan matanya.

Gue mengernyit jijik dan memakai sepatu gue lalu menjawil tas kuliah gue.

"Bye bye handsome! Hati-hati di jalan yah! Kalau udah sampe, kabarin!" seru Tio saat gue membanting pintu kamar hotel dan berlalu.

.

Gue memesan ojek online untuk mengantar gue pulang. Tadi siang emang gue juga berangkat pake gojek karena motor gue dipinjem ama si Juki.

Hari sudah mulai petang saat akhirnya gue tiba di kosan.

"Makasih bang" gue mengembalikan helm gue sama si mamang gojek.

"Bintang limanya ya A, jangan lupa"

"Iya"

Si mamang pamitan dan berlalu. Gue membuka pintu kosan takut-takut. Waduh semoga apapun yang terjadi sama gue dan Tio di hotel barusan jangan sampe ketahuan bebeb gue deh.

Sumpah gue ga inget apa-apa.

Gue cuma inget gue mau turun dari mobil si Tio abis itu gelap. Terus tahu-tahu gue bangun udah di ranjang berduaan ma tuh uke.

Waduh.

Krieettt. Pintu gerbang kosan terbuka secara perlahan. Gue membukanya dan melangkah masuk takut-takut.

"Assalamu'alaikum... " gue mencoba memberi salam.

"Waalaikumsalam" terdengar jawaban yang dingin dari dalam.

Arjuna Putra Panengah berdiri di depan kamar kosan kita. Hanya memakai celana kolor dan bertelanjang dada. Tangannya ia kepal membentuk tinju. Badannya berkeringat dengan otot dada dan bisep mengeras seolah dia baru saja melakukan olahraga seperti... Entahlah... Memukuli samsak tinjunya hingga hancur?

"Err... " gue menatap sisa-sisa samsak yang bergoyang menyedihkan. Pasirnya ampe berserakan di lantai.

"Arjuna----"

Baru satu kata yang keluar dari mulut gue. Detik berikutnya gue merasakan kaki gue terangkat dari tanah dan tubuh gue melayang.

Juna mendorong gue sekuat tenaga ke tembok kosan dan....

Buuagghhhh!!

Bogem mentahnya mendarat di wajah gue dengan mulus.

Dia nonjok gue sepenuh hati dan jiwa raga. Tanda tedeng aling-aling.

.
.

TBC

Jay : "Apa salah dan dosaku sayang 😭"






"




✔️ Jay & JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang