35 : Battle of The Bitch

993 108 60
                                    


(Jay pov)

UAS tertulis sudah selesai. Kini waktunya ujian praktek.

"Duh... Dimana kita bisa nyari pengusaha mikro yang bisa kita wawancara yah... " gue menggaruk kepala bingung sama tugas yang diberikan dosen.

"Lu punya kenalan yang bisa diwawancara ga bro?" tanya gue sama Juna. Kita ada di kantin sekarang, abis makan siang.

"Ada sih saudara gue jualan martabak gitu... Lumayan sukses... Tapi ya di Jogja. Apa mau kesana? Sekalian lu maen ke rumah gue. Belum pernah kan?"

"Kejauhan bro. Tugasnya kan dikumpul Minggu depan"

"Iya sih... Mungkin lu yang punya kenalan di Bandung? Bandung kan lebih dekat"

"Duh... Siapa ya. Gue udah hilang kontak sama temen-temen SMA. Mereka ga ada yang penting juga soalnya. Wkwkwk... "

"Hahaha. Kebiasaan lu. Jangan kayak gitu loh. Kita ga tau kan kapan kita bakal butuh bantuan orang lain. Jadi harusnya lu tetap keep in touch sama temen-temen lu... "

"Iya juga yah... Hmmm"

Akhirnya gue bikin status di WA yang berbunyi :

"Ada yang punya kenalan yang memiliki bisnis mikro yang sukses? Untuk tugas kuliah. Kalau ada japri gue yah"

"Gue ke toilet dulu ya" ucap Juna.

"Ya"

Juna beranjak pergi ke toilet dan tak lama kemudian hape gue bunyi.

Dari Tio.

"Ya hallo, kak Tio, kenapa?" gue mengangkat teleponnya.

"Jay? Gue baca status WA lu. Gue bisa bantu lu... Gimana? Kapan bisa ketemu?"

Gue nengok dulu melihat ke arah toilet tapi kayaknya si Juna masih lama.

"Em.. Makasih sebelumnya kak Tio, tapi sorry jujur ya, gue rada ga nyaman sama elu kak..."

"Ga nyaman? Loh kenapa? Kita udah damai kan Jay?"

"Kemarin... Lu kenapa kirim foto selfie kayak gitu di DM Instagram gue ya kak... Sorry gue ga tertarik kak... "

"Astaga... Oalah... Iya. Gue minta maaf, itu gue salah kirim!"

"Salah kirim?"

"Haha... Iya. Ada anak baru GRC. Seme cakep. Jadi gue mau ngajakin dia threesome sama bf gue. Tapi gue salah kirim malah kirim ke elu! Haha... Sorry ya Jay, efek kebanyakan member. Jadi lupa gue kadang suka ketuker-tuker antara member gue sendiri"

"Oh... " gue manggut-manggut.

"Jangan takut. Gue cuma have fun sama yang emang mau aja kok. Oh ya kata Atuy, lu sama Arjuna komit kan? Oke fine. Gue juga ga akan ganggu hubungan kalian kok... Okay?"

"Okay... "

"Haha... Yaudah gimana? Mau gue bantuin buat tugas kuliahnya? Udah gue bilang kan gue punya banyak koneksi... "

"Em... " gue mikir sejenak tapi kemudian mengangkat bahu. "Iya deh boleh... Kapan bisanya kak? Secepatnya tapi yah. Soalnya tugasnya dikumpul Minggu depan"

"Sip. Nanti gue atur waktu dan tempatnya yah. Oh ya tapi... Lu nanti datang sendirian aja ya. Jangan sama bf lu"

Gue mengerutkan kening, "Loh kenapa kak? Tapi ini tugas kelompok. Juna harus ikut juga donk"

"Yah... Duh gimana ngomongnya yah, gue jadi ga enak. Tapi lu jangan jadi marah ke Arjuna yah kalau gue cerita..."

"Cerita apa?" kejar gue.

"Jadi kemarin itu kita ketemu di gym. Asalnya gue santai aja, lagi latihan terus bf lu negur gue... Eh lu leader nya GRC kan? Gitu katanya"

"Oh... Terus?"

"Dia ngajak gue sparing tinju. Gue udah nolak sih tapi dia maksa... Tau deh. Kok gue ngerasa Arjuna ga suka ma gue... Mungkin karena waktu di GRC gue kan baik sama elu. Mungkin dia cemburu. Padahal kan gue baik ke semua member... "

"Gitu ya?" gue mengerutkan kening bingung.

"Iya. Apalagi pas gue bilang kemarin lu ke apartemen gue padahal kita kan ngobrol doank yah. Haha.. Tapi kayaknya bf lu cemburu buta terus dia nendang bibir gue ampe berdarah. Ih licik banget. Mana ada tinju boleh nendang? Ya kan?"

"Masa sih.. ?" kerutan di kening gue makin dalam. Masa iya si Juna kayak gitu?

Tapi iya sih kemarin dia datang pulang dari gym sambil marah-marah dan nendang kaki gue yang lagi asyik tidur. Mana abis itu gue disuruh makan Pop Mie lagi 😱.

"Iya. Mau gue kirim buktinya? Bentar yah"

Tio ngirim gue foto selfie dengan bibir bengkak membiru.

"Itu beneran Juna yang bikin lu kayak gitu?"

"Iya... Tapi yaudah sih gapapa. Gue ga marah kok. Dia kan cuma salah paham doank. Please Jay lu jangan jadi marah ke Arjuna yah. Gue gapapa kok. Gue ga mau kalian jadi berantem gara-gara gue... Okay?"

"Emm.... " gue menggaruk rambut gue rada ga percaya. Tapi juga ya faedahnya apa buat kak Tio kalau dia bohong coba?

"Gapapa kok sekarang udah sembuh juga. Yaudah. Gue hubungin temen gue itu dulu ya. Besok gue hubungin lagi. Bye"

"Bye" gue menutup telepon. Tepat pada saat itu Juna datang dan duduk di depan gue.

"Sorry lama. Nih gue beli es krim! Mau?"

"Mau" gue ngambil satu eskrim yang ditawarkan Juna.

"Telepon dari siapa?"

"Dari... Temen. Katanya dia punya kenalan yang kita bisa wawancara"

"Oh ya? Wah bagus donk. Kapan bisanya?"

"Mungkin besok atau lusa"

"Wah... Mantap. Yaudah nanti gue susun pertanyaannya dulu. Biar besok lancar kita wawancara dianya. Yaudah yuk pulang!"

Gue berdiri dan menjajari langkah Juna.

"Beb"

"Mmh?"

"Tapi besok gue wawancaranya sendirian aja yah"

Juna menoleh ke arah gue heran, "loh kenapa?"

"Anu... Ya biar ga terlalu rame aja. Dan biar cepet selesai"

"Gitu yah?"

"Iya... Oh ya, dan kalau boleh tau.. Kemaren waktu lu ketemu Tio sebenarnya kalian ngapain?"

"Kenapa emang?" heran Juna.

"Ya... Lu berdua ga saling baku hantam karena memperebutkan gue kan?"

"Anjir. Ge er lu. Wkwkwk... " Juna mentoyor kepala gue.

"Ya sapa tau. Orang ganteng gitu. Banyak yang naksir" saut gue sambil menyibak rambut gue ke belakang mengekspos dahi gue yang --- ehm --- sexy. Kata fans gue itu juga.

"Idih" Juna beranjak dan mengambil helm lalu naik ke motor. Gue naik di belakangnya.

"Serius beb. Kalian ada apa sih sebenernya?"

"Gapapa. Gue kemarin sparing tinju ama dia. Udah gitu doank"

"Gitu doank?"

"Ya"

Gue manggut-manggut dan memeluk pinggang Juna saat ia menggas motor balik menuju kosan.

.
.

TBC














✔️ Jay & JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang