Dua minggu telah berlalu yang artinya sekolah sudah berakhir hanya tinggal menunggu hasil saja. Sangat memuaskan atau sama sekali tidak memuaskan.
Sembilan remaja sedang berkumpul merayakan akhir dari kenangan masa SMA dengan seragam lengkap. Kecuali Fyona yang sedari tadi cemberut karena seragamnya sudah tak muat lagi.
Ukuran tubuhnya yang semakin berisi di tambah perutnya yang semakin besar tidak memungkinkan wanita itu untuk memakai seragamnya.
"Gue mau pakai seragam gue juga."
Matanya nyaris berkaca-kaca. Dero hanya mengelus perut Fyona. "Ponakan gue di dalem entar gimana kalo lo pakai seragam lo sayang?"
"Masa gue seragamnnya beda sendiri." Masih mempertahankan wajah sedihnya. Dia terus mengibarkan roknya yang lebar.
"Gue sama Gilang kan gak pake seragam."
Ia lah wong Gilang sama Bagas lebih dulu tamat sekolah."Uluh gemesnya mama. Itu kan warna roknya sama, kamu pakai seragam aku aja gak usah di kancingin."
Al memakaikan seragamnya di tubuh Fyona. Dulu jika Fyona pakai seragam Al, Fyona terlihat tenggelam. Tapi sekarang bahkan tidak bisa di kancingkan. Sangking besarnya perut Fyona.
"Bagus gak?"
"Gini-gini, biar kompak. Kita yang perempuan seragamnnya gak usah di kancingin. Biar lo ada temennya." Usul Gisel yang langsung di angguki Rara.
"Kayak anak nakal dong."
"Ya elah, udah tamat juga."
"Ya udah deh."
Sesi foto akhirnya selesai. Mereka semua kembali pada tugas masing-masing. Tim pria yang memanggang dan si wanita ya makan. Apa lagi coba?
"Fyo, ini anak lo gerak-gerak mulu." Gisel yang gemas ketika melihat perut Fyona yang terus bergerak-gerak.
"Ia mereka aktif banget. Apalagi kalau udah di becandain Enza. Geraknya kenceng banget. Makanya Enza suka banget becandain mereka." Terangnya sambil mengelus perutnya.
"Seandainya anak gue masih ada."
"Lo masih bisa usaha lagi Ra. Kan mbak Diana bilang gak ada masalah sama rahim lo. Emang lo gak ada usaha lagi setelah itu?"
Rara tampak tersipu. "Gion ganas." Jelasnya yang langsung mendapat teriakan dari mereka berdua. Bahkan sampai mengejutkan para pria yang sedang fokus memanggang.
"Serius?! Dia kalem gitu."
"Kalem mah luarnya doang. Kalo di rumah manjanya luar biasa heran gue. Perasaan dulu gak gitu deh dia. Tapi setelah gue keguguran itu Gion nempel terus sama gue. Niat awalnya ya emang bagus supaya gue terhibur. Tapi dia sendiri yang gak tahan kalau lama-lama deket gue. "
"Pikiran gue liar serius. Ehh gue masih polos. Jangan bahas itu lagi dong." Gisel tiba-tiba teringat bahwa hanya dirinya yang belum mengalami hal seperti itu.
"Tapi guys, gue telat sebulan."
"Udah lo periksain belum." Fyona bertanya antusian sama seperti Gisel yang antusias menunggu jawaban Rara.
"Gue takut."
"Takut kenapa?"
"Ya takut aja kalau kenyataanya gue gak hamil."
"Ya coba aja dulu. Tapi gue yakin jadi deh. Kata lo Gion ganas. Gak mungkin gak jadi. Ya gak Fyo."
"Kayaknya sih ia."
"Bahas apa sih ma, dari tadi ayah panggil sampai gak kedengeran."
Tidak hanya Rara dan Gisel yang terkejut dengan kehadiran Al, tapi Fyona juga. Dan sejak kapan panggilan mereka jadi berubah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Papaku Crazy!! [END]
Teen FictionSekolah-Kuliah-Kerja-sukses-Menikah-Hidup Bahagia. Kebanyakan orang memiliki rute masa depan yang cerah seperti itu. Tapi apa jadinya jika Kedua orang tuamu memaksamu menikah dan harus memiliki anak di usia yang bahkan kamu sendiri baru tamat SMP? ...