54 : Terlukanya Sang Bintang

362 35 5
                                    

Hai gengs, aku update kembali.

Jangan lupa vote dan komen juga diperlukan!

Share cerita ini dengan hastag #cyrawattpad di TikTok ataupun Instagram.



✨ Happy Readings

Sepulang Bintang dari kantor, lelaki yang masih memakai stelan kantor itu tak berhenti mondar-mandir sambil menghubungi sang istri lewat ponsel. ART-nya bilang Cyra pergi sudah sejak 1 jam yang lalu dan sampai sekarang wanitanya itu belum kembali, Bintang jelas resah karena hari sudah malam dan keadaan Cyra yang sedang hamil besar. Tapi sang empu yang dikhawatirkan sulit sekali untuk dihubungi, nomor ponselnya menandakan tidak aktif.

"Kamu ke mana, Sayang?" Bintang memijit pelipisnya yang terasa sedikit pening, ke mana ia harus mencari Cyra jika tak ada petunjuk ke mana wanita itu pergi.

"Kemarin-kemarin aku suruh kamu buat diam di rumah tapi kamu melanggar dengan pergi ke lokasi kebakaran, dan sekarang? Dia pergi tanpa bilang dulu ke aku, kamu di mana Bulan Adhara?" Bintang berucap dengan menyebut nama lengkap Cyra diakhir kalimat, pertanda jika ia cukup kesal dengan perilaku Cyra.

Menyambar kunci mobil yang tadi ia letakkan diatas nakas lalu berlari kecil menuju mobilnya di garasi, meski belum tau di mana Cyra berada Bintang tetap harus mencari wanita itu. Dia sungguh khawatir, khawatir jika ada orang jahat yang berniat mencelakainya.

Jalanan Ibukota yang padat meski sudah pukul 20.00 WIB menyapa indera penglihatan Bintang, lelaki itu menjalankan mobilnya dengan perlahan dan sedikit meminggir, takut-takut jika Cyra sedang berdiri di pinggir jalan menunggu taksi online. Netranya menyisir setiap tempat-tempat yang memungkinkan Cyra ke sana. Dan kini, sudah sejauh 2 KM Bintang belum menemukan Cyra.

Lelaki yang kini sudah membuka jas kantornya, menyisakan kemeja navy polos yang sudah kusut itu mulai frustasi mencari keberadaan sang istri. Bintang sedikit menepikan mobilnya, ia mengacak rambutnya kesal dengan Cyra yang entah ke mana dan membuatnya khawatir setengah mati.

Dan di saat Bintang yang menggeram kesal, sebuah notifikasi dari ponselnya mengalihkan atensi lelaki itu. Dia meraih ponselnya dan membuka notifikasi tersebut. Sebuah pesan dari nomor yang tak dikenal membuat Bintang mengerutkan kedua alisnya bingung.

"Siapa sih ini? Orang iseng?" Bintang mengetuk-ngetuk stir mobilnya saat menunggu pesan yang berisi video dan foto yang masih menunggu proses download selesai. Mengedikkan bahu acuh, mungkin nomor itu kesasar.

Ia ingin menghapus pesan dari nomor yang tak dikenal itu, namun sebuah pesan tertulis membuat Bintang tertegun.

Lagi cari istrinya ya? Istri anda Cyra sedang berselingkuh dengan sekretarisnya.

Maka dengan cepat Bintang membuka file foto dan video yang dikirimkan nomor tak dikenal itu untuk memastikan, netranya begitu fokus memperhatikan dua insan yang sedang berpegangan tangan di salah satu cafetaria. Melihat siapa kedua orang itu, Bintang pun mengepalkan satu tangannya.

"Brengsek! Jadi kamu pergi nggak bilang-bilang sama aku cuma mau ketemu Samuel?" Bintang memalingkan wajah dan tersenyum getir, cukup sesak rasanya mengetahui fakta ini.

"Apa yang ada di pikiran kamu, Bulan? Cowok itu yang udah hancurin perusahaan kamu dan sekarang kamu temui dia diam-diam?!" Bintang yang kesal pun meninju stir mobilnya, melampiaskan amarahnya pada benda itu.

"Sebenernya gue nggak mau percaya gitu aja sama bualan dari orang yang nggak dikenal ini, tapi saat lihat kamu pasrah aja dipegang-pegang tangannya kaya gitu bikin aku nethink. Apa yang dibilang orang itu bener? Kamu selingkuhin aku, Bulan?"

"ARGHHH, FUCKING JERK! YOU FUCKING ASSHOLE, SAMUEL!" Dengan pikiran yang sudah tidak jernih, Bintang melajukan mobilnya ke sebuah tempat, tempat di mana ia akan lupa dengan masalahnya.

Disisi lain, Cyra berdehem agar Samuel peka untuk segera melepaskan tangannya.

"Ahh maaf Bu Cyra, saya lancang telah memegang tangan Ibu."

"Sudah tidak ada hal yang dibicarakan lagi, kan?" tanya Cyra selanjutnya.

"Tidak, tapi saya sangat berharap Bu Cyra memberi saya sedikit waktu sampai kakak saya sembuh dari Bipolarnya. Di dunia ini, saya hanya punya kak Vania. Dia satu-satunya keluarga yang saya punya sekarang, jika saya di penjara kak Vania akan kehilangan motivasinya. Sama dengan saya, kak Vania juga hanya punya saya di dunia ini. Saya tidak bisa membayangkan akan seperti apa jika tak ada saya disisinya, saya tau kakak saya banyak salahnya pada Bu Cyra maka dengan itu atas nama kakak saya, saya minta maaf yang sebesar-besarnya." Samuel menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

"Semuanya sudah berlalu, sejak dulu saya diajarkan untuk menjadi orang yang pemaaf. Saya sudah memaafkan Vania dan kamu, tapi sebuah kenangan buruk tak akan pernah bisa terlupakan, kamu pasti paham kan?" Samuel mengangguk paham.

"Saya paham, Bu. Untuk menebus semua kesalahan saya ataupun kakak saya hanya dengan dipenjara saya pikir itu kurang cukup, dan dengan itu saya berjanji akan melakukan hal apa pun yang Bu Cyra perintahkan pada saya setelah saya bebas nanti. Saya akan sepenuhnya mengabdi pada Bu Cyra."

"Kalau begitu saya pamit, permisi!" Cyra berdiri lalu pergi meninggalkan Samuel yang masih terduduk sembari memperhatikan punggung Cyra yang perlahan menjauh.

•••

Terdengar bunyi dentuman musik DJ yang memekakkan telinga, dalam jarak pandang 5 meter orang-orang tengah berdansa ria dengan segelas minuman ditangannya. Adapula sekelompok orang yang tengah berpesta dengan bermain kartu ditemani perempuan-perempuan berpakaian mini, adapula beberapa orang yang dengan tak tau malunya bercumbu mesra dan berujung memesan kamar untuk melanjutkan kegiatannya.

Di tempat VIP, tepatnya di sebuah sofa berwarna merah Bintang duduk dengan mata menatap kosong suasana di club itu. Ya, tempat yang Bintang tuju seusai ia menerima pesan dari nomor tak dikenal adalah club malam. Sudah ada dua botol wiski di mejanya, satu masih utuh dan yang satunya tinggal tersisa setengah. Pikirannya sungguh kalang kabut, apalagi memikirkan kemungkinan jika perkataan orang itu benar. Bintang tak akan pernah terima jika wanitanya diambil oleh laki-laki lain, dan ia tak akan pernah terima jika Cyra yang sangat ia percayai mengkhianati dirinya.

"ARGHHH, BRENGSEK!" Tanpa sadar Bintang melempar gelas kosong yang tadi ada di genggamannya, sedikit mengalihkan atensi orang-orang namun 3 detik setelahnya mereka nampak tak peduli dan memilih melanjutkan kegiatan menyenangkan mereka.

Bintang meraih sebotol wiski yang masih penuh, lelaki itu lalu berjalan keluar membelah kerumunan dengan sedikit sempoyongan. Rupanya, minuman beralkohol tinggi itu mulai mempengaruhi kesadarannya.

Bintang terus berjalan, dia bahkan melupakan mobilnya di parkiran club. Sambil sedikit tertawa tak jelas ataupun mengumpati Samuel dan meracaui nama Cyra.

Kesadarannya memang sudah perlahan menghilang, dia bahkan tak sadar sudah berjalan cukup jauh dan tiba disebuah jalanan yang cukup ramai.

Saat Bintang berjalan sempoyongan dengan sebotol wiski ditangannya, dia tak menyadari ada sebuah mobil yang melaju kencang seperti sedang menargetkan tubuhnya, hingga sebuah tabrakan tak dapat dihindari.

Brukkkk

Mobil itu menabrak tubuh Bintang hingga tubuh itu melayang cukup tinggi dan jatuh tergeletak dengan darah bercucuran dari kepalanya. Malam ini menjadi malam terlukanya sang Bintang.

🌙 TBC 🌙

Gimana chapter ini? Bintang kecelakaan gengs 😭

MAU NEXT KAPAN?

KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA DULU SINI....

Jangan lupa Follow akun wattpadku
{Instagram: @fiaafnh & @fiaafiatistory_}
{Tiktok: @fiaafnh} untuk tau info selanjutnya ataupun konten-konten menarik di sana.

CYRA 2 {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang