Hai gengs, aku kembali dengan chapter terbaru. Sesuai janji dan permintaan salah satu readers yg pengen aku up sekarang.
Jangan lupa buat vote, komen sebanyak-banyaknya, dan tandai typo.
•
•
•✨ Happy Readings ✨
"Assalamualaikum Nek, maaf Bulan baru bisa ziarah sekarang." Netra coklat yang biasa menatap seseorang dengan dingin itu memancarkan kesedihan mendalam. "Terakhir kali aku ke sini waktu aku mau pergi ke Columbia ya, Nek?" Cyra, wanita itu terkekeh kecil sebelum mengangkat satu tangannya untuk menyeka air mata.
"Kakek, apa kalian di sana sudah bahagia?" Netra Cyra berpindah pada makam satunya, di mana nama sang kakek tertulis. Semilir angin sore hari itu menerpa anak rambut yang jatuh menutupi kening Cyra.
"Maaf baru bisa ke sini Kek." Cyra menunduk saat perasaan sesak di dadanya mulai ia rasakan. Kini, wanita itu bangkit diikuti lelaki yang setia menemaninya ke mana pun, Bintang.
Langkah Cyra memelan saat ia tiba di makam orang yang sama berartinya dengan Nenek dan Kakeknya, Karina. Cyra menekuk lutut, berjongkok dengan tangan yang senantiasa mencabuti rumput-rumputan liar yang mulai tumbuh di sekitaran makam Karina, mamanya.
"Mama!" Cyra memejamkan mata sebentar saat dengan lancangnya bayangan-bayangan masa lalu terputar di otaknya. Padahal niatnya ke sini itu untuk menuntaskan semuanya, menuntaskan luka masa lalu agar ia lebih damai menjalani kehidupan selanjutnya.
"Maaf baru bisa dateng ke sini, Ma." Cyra lagi-lagi mengucapkan perkataan yang sama seperti ia di makam nenek dan kakeknya.
"Aku terlalu pengecut ya Ma baru dateng setelah 5 tahun aku pergi? Padahal seharusnya aku menyelesaikan semua luka itu dari dulu, kenapa baru sekarang aku berani ya?" Cyra menghela nafas kasar, tangannya kini bergerak mengelus nama sang mama di kepala makam.
"Nyatanya emang aku sepengecut itu, Ma." Air mata Cyra terus saja berdesakkan keluar, kali ini tanpa ingin menyeka.
Bintang yang tak suka Bulannya menangis mengulurkan tangannya, mengusap punggung bergetar itu dengan pelan.
"Ma, aku sekarang udah nikah. Bintang yang jadi suami aku, mungkin sebentar lagi mama juga bakal punya cucu." Cyra sempatkan untuk menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum geli.
"Aku juga udah mulai memperbaiki hubungan aku sama mama Nafisa dan papa Fahmi, aku juga sekarang udah sembuh dari Alexithymia aku."
"Mama Karina akan tetap menempati tempat spesial di hati aku, Ma. Semua pengorbanan mama nggak akan pernah aku lupakan, kedatangan aku juga ke sini untuk menyelesaikan semuanya, Ma."
Cyra kembali memejamkan mata sekilas, "Aku, aku telah memaafkan mama sepenuhnya. Aku juga memaafkan diriku sendiri, aku juga sudah sepenuhnya memaafkan atas semua yang terjadi di masa lalu. Aku mau mulai hidup baru, Ma."
"Aku sayang mama Karina." Selanjutnya, Cyra menunduk mengecup sekilas nama sang mama di sana. "Lain waktu, aku akan sering ziarah ke sini. Kalau nggak dengan Bintang mungkin dengan cucu mama nanti."
Selepas itu, Cyra menoleh pada lelaki yang mengulas senyum padanya. Bintang, lelaki itu bangga pada istrinya. Dengan semua luka yang telah di rasakan, dengan semua kejadian yang perlahan menghancurkan fisik dan mentalnya, Cyra tetaplah menjadi wanita yang kuat.
"Aku mau ke makamnya Ariel juga, dia juga salah satu bintangku." Bintang menganggukkan kepalanya seusai Cyra mengatakan itu.
Setelah sedikit berjalan dari makam Karina, Cyra tiba di makam yang bertuliskan Ariel Zaa Nadhif. Ia kembali berjongkok lalu melakukan apa yang ia lakukan di makam Karina, mengelus kepala makam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CYRA 2 {COMPLETE}
Romance{SEQUEL DARI CYRA STORY BY FIAA_AN} °°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°° ❞ 𝕂𝕚𝕤𝕒𝕙 𝕜𝕚𝕥𝕒 𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕦𝕤𝕒𝕚 ❞ - 𝒞𝒴ℛ𝒜, © 2022 "Tugasku berusaha Sedangkan, tugasmu adalah membiarkan." Cyra, seorang gadis yang sudah terluka terl...