08

2K 237 42
                                    







____

Besok adalah hari pertama Renjun di kelas 12. Dia sudah tidak sabar. Buktinya dia sedang memilah beberapa buku untuk dipakai besok. Tinggal beberapa bulan dia akan lulus dan...eits! Itu masih dalam wacana.

Dia turun untuk makan malam. Hari ini hari Minggu, wajar Ayahnya di rumah. "Kau siap untuk sekolah besok?" tanya Chanyeol ketika Renjun duduk di salah satu kursi disana.

Anak itu mengangguk semangat lalu menatap Chanyeol intens, "Aku akan berangkat bersama Jaemin. Bolehkan?" pintanya dengan senyum dan tatapan memohon. Yang ditatap hanya diam seperti berpikir.

Renjun menghela nafas kecewa saat Chanyeol menggeleng pelan, "Ayah akan mengantar mu besok setelah mengantar Yuan..."

"Tapi Ayah, sekolah Yuan dan sekolahku berlawanan arah. Bagaimana-"

"Kau turuti saja apa susahnya."

"Bukan begitu Bunda, ada Jaemin yang satu sekolah dengan ku. Bisa saja aku bersama dia, dan Ayah mengantar Yuan. Kan lebih cep—"

"Kau tak mau Ayah mengantar mu?" tanya Chanyeol dingin melirik Renjun.

Renjun spontan menggeleng cepat, "Tidak Ayah, aku hany-"

"Maka dari itu kau ikut Ayah" mutlak Chanyeol. Renjun hanya bisa mengangguk pasrah.

Berakhir makan malam itu dengan hening. Tidak ada yang bersuara kecuali Yuan yang meminta ini itu kepada Jia.

____


"KAU SELALU SEENAKNYA RENJUN!!"

"Chan tenanglah, itu wajar"

"APANYA YANG WAJAR NA! KAU SENDIRI MENGATAKAN TADI, BAHWA MEMBUJUK PAMAN SIWON ITU TIDAK MUDAH. KARTU MU BAHKAN SAMPAI DISITA AGAR DAPAT MENGGUNAKAN MOBIL. HUH!!"

Renjun yang mendengar itu terdiam, seharusnya ia tunggu memastikan lalu menyetujui ajakan temannya. "Maafkan aku. Aku salah—"

"YA! KAU SELALU SALAH! Seharusnya kita tidak mengajak dia Na, kau tau diakan anak manja yang akan diantar kemana pun dia mau" celetuk Haechan pedas tanpa memikirkan perasaan temannya yang sedang dia omeli.

Jaemin terlihat diam mendengar ocehan Haechan melalui Video Call grup itu. Melihat Renjun yang hanya tertunduk dia jadi tak tega memarahinya.

"Maafkan aku, kalian bisa membatalkan memakai mobilnya. Maaf" lirih Renjun tak berani menatap wajah Haechan yang sedang marah.

"Tak apa Renjunnie, tidak usah dipikirkan. Kita semua tidak tau hal ini akan terjadi. Lagian itu hanya janji bisa, jadi kau—"

"HEY NA JAEMIN! JANJI BIASA HINGGA KARTU MU DIAMBIL?! BODOH!"

"Lee Haechan turunkan suara mu" peringat Jaemin tatkala melihat Renjun yang semakin tertunduk.

Haechan menghela nafas kasar, "Baiklah baik. Sampai ketemu besok. Good night" Haechan langsung mematikan sambungannya diikuti Jaemin tanpa pamit.

Renjun menutup layar laptopnya setelah sambungan telpon mati. "Lagi lagi aku merepotkan orang lain....."

____

Renjun dengan seragam lengkap perlahan melewati gerbang sekolah. Ia diantar oleh Chanyeol, dan adiknya berangkat bersama Ibunya. Jadi dia lebih awal. Saat melewati tempat parkir ia melihat sepeda motor yang biasa dipakai Jaemin, dan pemilik masih disana bersama Haechan. Saat ingin menghampiri 2 remaja itu, terlebih dahulu mereka pergi.

Omnia Paratus| RENJUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang