03

2.3K 269 23
                                    


. . .

"Ayah mu datang?" Renjun yg ditanyai hanya menggeleng lesu.

Benar. Ayahnya super sibuk sepertinya, jadi tidak bisa datang.

"Sayang sekali, padahal kau peringkat 2 seangkatan. Huh! Si Jaemin itu memang tidak bisa dilawan!" keluh Haechan

"Huhh lihat lah ibu ibu disana~" rengek Haechan menunggu Jessica-ibunya- yg sibuk ngobrol dengan ibu si Na itu.

Renjun hanya diam mendengar ocehan Haechan, melihat interaksi ibu temannya ia jadi kangen ibunya. Helaan nafas kasar terdengar sampai telinga Haechan.

"Ada apa?"

Renjun hanya menggeleng.

"RENJUNAA!!! IBU KU DATANG!"

"dia lagi" gerutu Haechan.

"Huhh lelahnya~ hey Paman datang?" tanya Shua duduk disamping Renjun, sembari mengatur nafasnya.

Renjun lagi lagi diam. Shuhua melirik Haechan meminta penjelasan, namun Haechan hanya menaikkan bahunya tak tahu.

"Anak anak! Ayo pulang" teriak Jessica mendekati 3 siswa yg saling diam itu.

Yoona-ibu Jaemin- beserta sang putra menatap heran si mungil yang hanya diam tertunduk. Seperti enggan menatap mereka(?)

"Hey~ nak, kau peringkat 2 seangkatan bukan?" Tanya Jessica lembut membuat putranya iri. Ayolah Haechan tak pernah menerima suara lembut itu.

Renjun mendongak menatap Jessica sembari tersenyum manis lalu mengangguk samar.  Ia memperbaiki tasnya lalu beranjak, "Saya permisi..."  .

Hening. Tak ada yang bersuara. Mereka fokus menatap punggung ringkih siswa bermarga Huang itu dengan tatapan berbeda. Termasuk Jaemin menatap sendu si mungil.

"Shua?"

"Ya mama?"

"Dia itu anak Wendy?" wanita yang disebut 'Mama' oleh Shua itu menatap Renjun yg semakin menjauh hilang dri pandangan.

"WENDY?!"

🌱🌱🌱

Duduk di salah satu kursi di pinggir sungai Han, menatap kosong orang yg berlalu lalang dengan tawa. Renjun hanya diam sibuk dengan nasib. Mungkin.....
Babanya, Chanyeol—bahkan lebih mementingkan pekerjaan dibanding dirinya. Pasti sakit, disaat dirimu membutuhkan orang itu dia tidak ada.

"Huhh~"

Sudah berapa kali ia menghela nafas, namun rasa sesak di dada nya tak kunjung hilang. Apa sesakit ini. Perlahan air mata itu mengalir ke pipi gembil nya.
Jika dihitung, sudah 8-10 tahun sang Ayah tak memperhatikan dirinya. Bilang saja kekanak-kanakan, tapi sungguh dia merindukan Ayahnya.

"Rasanya sangat lelah menahan rindu sendiri disaat sosok itu berada di depan mata, tapi tidak ada balasannya..."

. . .

"Maaf Pak, Penerimaan raport sudah selesai dan seluruh siswa sudah pulang sejak sejam lalu" penuturan guru itu menambah rasa bersalah Chanyeol. Ia lupa bahwa sekarang adalah penerimaan raport. Mengingat tatapan sayu Renjun saat dirinya menolak secara halus permintaan putranya, Chanyeol berasa ditimpa ribuan batu tepat dihatinya.

Melihat reaksi orang tua siswa itu, sang guru menatap heran. "Kalau boleh tau, nama putra anda? Siapa tau raportnya belum diambil"

"Saya Huang Chanyeol, anak saya Huang Renjun kelas 11" jawab Chanyeol parau.

"Huang Renjun? Kalau boleh tau kelas 11 apa?" Chanyeol terdiam. Ia bahkan tidak tau putranya berada di kelas apa. Buruk sekali dia.

"Ada apa Park ssaem?"

Omnia Paratus| RENJUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang