Happy reading!!
4 pemuda itu berjalan menyusuri tempat itu dengan Haechan dan Jaemin menggenggam kedua tangan Renjun. Suara bising dari tawa anak anak bahkan orang dewasa disana membuktikan bahwa tempat itu sedang ramai ramainya, ini kan weekend. Langkah yang paling kecil berhenti diikuti 3 lainnya."Ada apa?" tanya Haechan. Renjun sedikit menoleh ke arah suara yang menarik perhatiannya. Kincir raksasa. "Ingin naik itu?" tanya Haechan lagi menyadari apa yang dilihat.
Namun gelengan pelan ia berikan, "Aku hanya ingin naik itu bersama Ayah. Ayo.." Mereka melanjutkan langkah menuju tempat makan disana. Mereka belum makan siang omong-omong.
Hingga Jaemin melihat sosok Shuhua berdiri tak jauh menatap ke meja mereka. Dengan pelan ia beranjak dari sana, dan menghampiri gadis itu. Shuhua yang melihat Jaemin mendekatinya segera berbalik.
Belum lagi sempat berlari, sebuah tangan berhasil menarik tas selempang nya. "Shu" panggil Jaemin.
...
"..hiks maaf Jaem" racaunya tertunduk tak berani menatap Jaemin. Ia memang salah, dia dihasut untuk sesuatu yang jelas tidak dapat ia miliki. Na Jaemin.
Sejak awal kenal dengan 3 orang Korea itu, Shuhua sadar Renjun dan Jaemin saling menyukai. Begitu juga dengan Haechan dan Jeno yang sudah menjadi sepasang kekasih.Dengan bodohnya dia bertekad merebut Jaemin bahkan 2 lainnya dari Renjun yang disebut gila oleh orang sekitar. Rasa sesal mengkhianati sahabat kecilnya itu, menyeruak kembali saat ia melihat Renjun yang makan dengan hati hati dengan tatapan kosong. "Sungguh Jaem, aku tidak hiks tidak bermaksud...aku tidak tau Minju akan hiks sejauh ini sung-hiks sungguh maaf"
Pemuda itu hanya menatap datar gadis yang menangis itu. Mendengar semua ceritanya, bahwa gadis Cina ini menyukai dirinya, merasa iri, dan berusaha merebut sangat membuatnya marah diikuti rasa kecewanya.
"Minta maaf lah pada Renjun, dia...sahabat mu" ucap Jaemin dan beranjak dari sana.
"Darimana saja kau?!" -Hc
"Toilet Lee, berisik kau" -Jm
"Suapi injun!" -Hc
"Tidak perlu.." -Rj
Shuhua kembali menangis mendengar suara Renjun. Sejujurnya dia tidak menyangka akan sejauh ini. Bodoh sekali dirinya melukai permata indah seperti Injun. "Maaf injun..maaf"
"Shuhua?" gumam Renjun berhenti makan menoleh pada Jaemin dan berusaha meraih tangannya.
"Ada apa injun?" tanya Jaemin lembut menangkap tangan kecil itu. "Na, aku...aku mendengar suara Shua.." lirihnya.
Jaemin menangkup wajah manis itu, menatap mata kosong itu dalam. "Injun, ada aku disini ok? Tak perlu takut"
"Tidak! Aku merindukan shua, cari dia Na"
KAMU SEDANG MEMBACA
Omnia Paratus| RENJUN✔️
Fanfic➪END ; blm revisi Kisah Huang Renjun yang Siap Untuk Apapun Yang Terjadi dalam merindukan Sang Mama ketika dirinya ditinggal lagi. Diangkat dan dijatuhkan di kondisi berbeda beda, membuat dirinya menyimpan sesuatu yang tidak dapat ia jelaskan dalam...