23

1.7K 235 18
                                    

Renjun berangkat lebih awal kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun berangkat lebih awal kali ini. Ia bangun tadi pagi, rumah tampak hangat tanpa dirinya. Yuan yang selalu tertawa bersama kedua orang tuanya membuat dirinya takut merusak suasana hangat itu. Dan juga, Ayahnya yang mendiami dirinya.

"Renjun!" Tidak ada respon, oknum yang dipanggil sibuk mendengar musik melalu aerphonenya.

Hingga tepukan di bahu menyadarkan dirinya, "Je-jeno..?"

Jeno menatap sendu mata Renjun yang tampak ketakutan melihat dirinya. "Aku ingin bicara berdua dengan mu"

🦋🦋🦋

"Maaf..."

Renjun menatap Jeno kebingungan, "Ma-maaf untuk apa? Kau tidak ada salah pada ku"

Rasa bersalah semakin terasa mendengar ucapan itu, tidak salah katanya? Dia ini baik, polos atau bodoh? Pikir Jeno.

"Rumor mu dengan Winter itu tidak be-"

"Ya. Itu tidak pernah adanya, aku tahu karena aku difitnah disini. Terus kau mau apa?"-Renjun.

Dengan berani Jeno menatap manik rubah itu, "Maafkan aku karena tidak mempercayai mu Ren..."

Keduanya diam.

Helaan nafas cukup panjang terdengar dari mulut Jeno, "...dan maafkan juga Winter yang memilih diam"

Renjun mengulas senyum tulus miliknya. Senyum itu membuat dominan didepannya ini terpesona, jika ia lupa akan Haechan. Ia rasa akan menculik Renjun detik ini juga.

"Aku tidak pernah dendam, aku sudah memaafkan kalian sejak kalian mengusir ku kantin saat itu. Kau tau? Tidak semua orang bersalah, dan..."

Ia menghela nafas, "...manusia tak luput dari kesalahan. Kau tidak perlu terlalu memikirkan hal itu. Aku sudah tidak apa-apa, ok? Aku ke kelas dulu.."

Tersisa Jeno yang terdiam seribu bahasa mencerna ucapan Renjun.

Tersisa Jeno yang terdiam seribu bahasa mencerna ucapan Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlihat Somi sedang berdiri di depan pintu kelas. Kelas masih kosong, sedikit menyesal memilih datang lebih awal. Hingga langkah kaki di koridor menyadarkan dirinya. Itu Renjun, bayi kecilnya.
Kedua netra mereka bertemu. Tidak ada percakapan, hanya mata saling melempar tatapan yang berbeda.

Omnia Paratus| RENJUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang