34

1.8K 183 2
                                    

Renjun menggeleng dan perlahan menarik bahu Wendy. Dengan cepat sang ibu memeluk anaknya erat dan menangis menumpahkan beban keduanya.

"Mama..mama mama injun hiks..mama" racau si kecil meremat baju Wendy seolah tak mau melepas sang ibu.

"Iya hiks...iya sayang maaf hiks"

"Mama..."

——————

"Detak jantungnya normal, pernapasannya juga baik. Dia sudah jauh lebih baik dari yg ku duga. Dan Wendy, tolong tetap disini" jelas Xiumin setelah memeriksa Renjun yang masih sesenggukan dalam tidurnya.

Semua orang lega, akhirnya semua baik baik saja. Tidak semua kecuali...Yuan.

"Ayah, bunda Yuan mana? Itu bunda Hyung, bukan bunda Yuan" tanya Yuan entah kenapa membuat Chanyeol bingung.

"Kenapa tiba tiba tanya Bunda?"

Yuan tampak berpikir, "Bunda Yuan baik, bunda Hyung jahat"

"Yuan tidak boleh begitu nak" tegur Yoona lembut mengelus kepala bayi itu.

"Tidak! Dia meninggalkan Hyung, dan datang menyamar sebagai guru. Dia jahat dan penipu" ucap Yuan memeluk Yoona erat saat melihat Wendy yang menatapnya sendu.

"Tapi ini karena bunda mu, Yuan..." Lirih Wendy berbalik kembali mengelus kepala Renjun yang sedang tidur.

" Lirih Wendy berbalik kembali mengelus kepala Renjun yang sedang tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jia menatap lekat orang dibalik kaca bening itu. Berusaha menahan amarah agar tidak menampar pria bodoh ini.

"Kau.gagal" ucap Jia penuh penekanan. Suruhannya ini mengatakan kalau Huang Renjun selamat dari obat penghenti jantung yang ia berikan sebelumnya.

"Maaf Nyonya, aku tidak tau anak itu kuat menahannya. Maaf" lirih pria itu menundukkan kepalanya.

Jia menghela nafas kesal, "kau harus berhasil kali ini"

Pria itu menggeleng, "Tidak Nyonya, polisi mulai mencari ku. Aku tida-"

"Bukan kau, tapi Yeh Shuhua..."

🌱🌱🌱

"Kau akhirnya sekolah heummmm" Shuhua memeluk erat tubuh mungil Renjun dan langsung dilepas paksa oleh Haechan. "Kasar sekali..." sungut gadis itu mengelus lengannya pelan.

"Dia sulit bernafas bodoh!" peringat Haechan. "Kan aku merindukan nya~" rengekan gadis itu menambah rasa kesal Haechan.

Kekehan kecil ia lontarkan, Renjun memilih mengejar Jaemin yang tadi hanya diam dan Pergi. "Na..."

"Ada apa injun?"

"Nanti pulang sekolah, kita pulang bersama ya??" ajak Renjun lebih ke merengek sih. Jaemin tersenyum cerah dan mengangguk.

"Ayo, bayi ini harus mengejar pelajaran yg tertinggal" dirangkulnya bahu kecil itu, "Ish! Aku bukan bayi, Nana~"

"Minggir!"

Omnia Paratus| RENJUN✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang