"Kapan kau kirim uang itu?"
"Bisakah mulut kotor mu itu berhenti bertanya?! Ayah ku sudah tiada, hartanya diberi pada Paman ku! Aku harus mengambil semua itu"
Pria itu tertawa, "Itulah mengapa kau jgn pernah menjadi putri yang durhaka Zhang Jia"
Wanita yang disebut Zhang Jia itu tertawa sinis, "Pak tua itu terlalu mengatur tapi tak apa. Berkat dia Chanyeol menjadi milik ku.."
.
.
.
.
..
"Kita berangkat?" Renjun hanya mengangguk karena sibuk memperhatikan ponselnya, sementara Chanyeol membereskan pakaian Renjun.
"Terimakasih..." ucap remaja itu pelan namun dapat didengar oleh Ayahnya.
"Untuk apa?"
Renjun menatap Ayahnya dengan senyum manisnya, "Terimakasih tak membuang ponsel ku Ayah"
Chanyeol tertegun sejenak kemudian tersenyum menanggapi. Mengingat kembali kejadian beberapa hari lalu, ia merasa menjadi monster bagi anaknya sendiri. Anaknya tidak mencuri.
Uang yang Jia maksud terselip diantara dokumen di lemarinya. Emang, emosi adalah musuh terbesar jika tidak dapat dikontrol.
"Ayah? Ayo..."
Kedua Ayah-anak itu hanya diam saat perjalanan menuju rumah. Tak ada obrolan hangat seperti biasanya.
____
Jaemin menatap kesal sekaligus jijik kearah 2 orang yang berstatus menjadi sahabatnya. "Hentikan itu. Kalian menjijikkan" gerutu Jaemin tak di indahkan sejoli itu.
Jaemin menghela nafas panjang, "Semua orang melihat kalian. Ayolah ini masih Pagi, kalian sudah bermesraan begitu.."
Haechan melepas pelukannya dari lengan Jeno, "Makanya jangan jomblo cari pacar sana!" balasnya diikuti anggukan kepala dari Jeno
"Aku sudah punya Pacar"
"EH? SOK IYA AJA!"
Jaemin menggedik bahu, "Renjun kan pacar ku. Ohh tidak aku merindukannya:(("
Haechan menatap Jaemin horor, "Apa?! Renjun? Hahaha shit. Tidak akan ku biarkan kau bersama Injun ku" sarkas Haechan tidak santai
"Kenapa jadi kau yang atur?! Kau ibunya? Tidak kan?!" Jaemin membalas tidak terima. Apa apaan itu tadi? Injun ku?! Katanya???
"Iya! Aku ibunya kenapa?!"
"Jadi, Sayang kau istri Paman Chan?" tanya Jeno
Haechan menggeleng cepat, "BUKAN BEGITU ISH! sudah lah kalian lelaki tidak paham"
"Cih! Kau juga lelaki" protes Jaemin. Ia menatap sarapan didepannya tidak selera.
"injun aku merindukan mu...." lirih Jaemin.
"Hai~"
Nafas Jaemin tercekat saat mendengar sapaan itu. Suara itu tidak asing ditelinga nya, ia merindukan suara itu.
"Oh! Kau datang? Baguslah urus dia" Renjun menatap Jaemin yang bengong.
"Na? Kau baik baik saja?" tanya Renjun
"Apa aku berkhayal karena merindukan dia? Chan, apa aku gila??" racau Jaemin menatap tajam wajah Haechan.
"Huh~sejak dulu" jawab Haechan malas
"Dia merindukan mu Ren" timpal Jeno
Renjun terdiam mendengar itu, "B-begitu ya? Na! Aku datang!" pekiknya tepat di telinga Jaemin
KAMU SEDANG MEMBACA
Omnia Paratus| RENJUN✔️
Fanfiction➪END ; blm revisi Kisah Huang Renjun yang Siap Untuk Apapun Yang Terjadi dalam merindukan Sang Mama ketika dirinya ditinggal lagi. Diangkat dan dijatuhkan di kondisi berbeda beda, membuat dirinya menyimpan sesuatu yang tidak dapat ia jelaskan dalam...