✨The first thing will make a good impression. Convey support and leave good comments.✨💛
Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Jakarta, 06.00 Pagi.
Kriiiiinggggg..... ⏰
Suara jam weker berbunyi pada pukul 06.00 pagi. Pemiliknya yang masih berselimut terusik suara dering yang mendenging di telinganya.
"Ck! Ah.. Berisik banget lu!" tangannya menyeret bantal setelah meraba di mana jam tersebut ia tempatkan, sementara matanya masih terpejam penuh kantuk.
Tok tok tok..
"J.. SAYANG.. BANGUN NAK.. Nanti kamu telat lho.. Cepetan bangun.. Bukannya ini hari pertama kamu masuk sekolah di kelas Sebelas? Ayo bangun"
Go Eun sang ibu memasuki kamar putrinya yang terlihat sangat berantakan. Bantal di atas nakas guna menutupi jam wekernya yang sudah sekarat berbunyi, jaket di lantai dan bekas bungkus camilan juga kaleng soda yang berserakan di bawah sofa dekat televisi.
Go Eun tidak heran, sebab itu adalah kebiasaan Jennie. Ya, Jennie merupakan putri tunggal keluarga Rubyjane yang lahir di New zealand dan dibesarkan di Jakarta atas dasar urusan bisnis orang tuanya yang mengharuskan untuk menetap di Indonesia. Ia juga sering melakukan perjalanan ketika libur semester dan memilih untuk berlibur ke Korea Selatan. Selain untuk mengunjungi sang nenek yang tinggal di sana, Jennie juga menyukai Korea karena alasan yang cukup mendasar, seperti kultur, musim, dan kehidupan bebasnya di negeri ginseng.
Berbeda dengan di Jakarta, Go Eun siap menggemblengnya untuk menjadi anak yang lebih baik dari sebelumnya, namun usaha itu terasa sia-sia ketika Min Ho sang suami begitu memanjakan putri semata wayangnya. Go Eun hanya pasrah, menikmati perannya sebagai ibu dari remaja berumur 17 tahun tersebut.
"Iiih mamiii.. Biarin aja deh, Jennie masuknya besok aja. Sekarang masih ngantuk mi.. Nanti aja nanti bangunnya.. Hoamhh.." bahkan ia sering menolak perintah dari ibunya, karena merasa memiliki perlindungan yang lebih kuat yaitu ayahnya.
Go Eun menarik selimut yang menutupi putrinya, ia rebut selimut itu sampai Jennie meringis minta dikembalikan padanya. Go Eun membuka tirai jendela agar Jennie dapat tersinari matahari pagi.
"Aaa.. Mami please... Lima menit lagi!" rengek Jennie sembari menyembunyikan kepalanya di bawah bantal. Dan Go Eun mengambil bantalnya.
"Sekolah, atau mami gak akan ngasih kamu uang jajan lagi!"
"Ih! Ngancamnya gitu.. Lagian uang jajan Jennie dari daddy 'kan ada juga bagian Jennie" Jennie duduk sambil memukul-mukul kasurnya, merengek kesal saat ancaman ibunya menuju ke arah uang saku.
"Daddy kamu menyerahkan semua itu ke mami, kekuasaan tertinggi. Kamu gak akan bisa apa-apa tanpa mami. Ayo mandi!"
Wajah suntuk bangun tidur Jennie yang disertai dengan mimik kesal kian mencuat dan menghasilkan hembusan nafas yang dalam.