Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
"Lisay?" Jennie berbisik pada Lisa, dan Lisa menoleh ke arahnya.
"Hm? Kenapa? Ada apa Jesay?" jawab Lisa juga berbisik.
"Gue datang bulan deh kayaknya. Lupa kalau ini tanggal period"
"Bawa gak?" tanya Lisa sambil menoleh ke belakang, memastikan noda Jennie tidak terlihat.
Jennie menggeleng sedikit cemberut.
"Heh! Kalian kenapa si? Pake bisik-bisik segala. Gue masih nampak 'kan? Kenapa kalian bisik-bisik berdua doang hah?" tegur Rose yang tidak terima menjadi satu-satunya manusia tak dianggap ada di meja cafe itu.
Ketiganya sedang nongkrong di sebuah cafe tempat biasa Jennie dan Rose menghabiskan masa bosannya.
"Ajak-ajak gue kalau ngobrol tuh. Mentang-mentang lagi kasmaran. Gue gak ngontrak ya di bumi ini"
Merasa tidak diajak berbisik oleh pasangan baru itu Rose menegur keduanya, memprotes tanpa menurunkan suaranya.
Jennie pun berbisik pada Rose, memberitahu sesuatu sampai menanyakan apa Rose juga membawa barang yang Jennie butuhkan.
"Lo bawa pembalut gak? Kayaknya gue dapet deh"
"Ish! Oon deh. Mana ada gue bawa-bawa begituan kalo bukan period"
Rose menggeleng, setelah mengetahui apa yang jenlisa bicarakan.
"Kalau gitu aku beli dulu ya?" Lisa membuka jaketnya untuk menutupi bokong Jennie, tepatnya bagian belakang Jennie. "Pakai ini buat nutupin kalau tembus nanti, aku pergi beli dulu ya?" lalu ia berdiri namun Jennie menahan lengannya.
"Emang lo tau jalan daerah sini? Alfamartnya lumayan jauh Li, Indomartnya apalagi. Lo mau beli ke mana gue tanya?"
"Ya.. Aku beli di alfamart aja yang deketan. Udah kamu gak usah khawatir, 10 menit kira-kira sampai gak, kalau kita lari?"
"Gue gak tau, pakai mobil aja 10 menit kayaknya baru nyampe. Kita pulang aja deh, gue telpon pak supir ya?"
"Biar aku beli Jennie. Kamu tunggu di sini, Rose titip Jennie ya?" Lisa menepuk bahu Rose lalu berpamitan.
"Iya, sana lo buruan. Gak percaya banget dibilangin jauh" ucap Rose.
Lisa berlari setelah mengusap kepala Jennie, bermaksud untuk membeli sesuatu yang kekasihnya butuhkan.
"Eh.. HATI-HATI LISAY.." ucap Jennie sedikit khawatir, lalu menatap Rose dengan mata penuh harap.
"Apa? Apa? Apa? Apa? Lo mau gue susulin dia? Terus biarin lo sendiri di sini? Gak ah! Gue males, lagian dia juga nitipin lo ke gue"
"Tapi dia gak tau jalan di sini Rose, dia bukan orang sini. Ke cafe ini aja dia baru sekarang, susulin dia ya? Please.. Demi gue, sahabat lo" Jennie merapatkan tangannya memohon, dan Rose berdecak.
"Ck! Zaman sekarang ada G-maps Jen.. Kalau dia kesesat juga pasti dia telpon. Lagian tu anak nekat banget. Udah dibilangin jauh tetep aja cabut"
"Rose.. Please.. Gue takut aja" pikiran Jennie memang mudah over thinking. Jadi sebisa mungkin ia mencegah hal-hal dalam pikirannya dengan tindakan yang bisa ia lakukan.