Ella berulang kali melihat keadaan langit di luar kelas memastikan langit tak sedang mendung yang memungkinkan akan terjadinya hujan badai. Hal itu ia lakukan karena tiba-tiba ia melihat Olin berangkat sekolah sangat amat pagi padahal tak ada PR. Rasa takut itu semakin menjadi-jadi ketika Olin tampak memegang sebuah buku dan juga bolpen seolah siap menjalani kehidupan seorang pelajar yang rajin.
"Lin, ini lo kesambet setan rajin atau lo lagi mimpi sambil jalan?" tanya Ella.
"Nggak ada setan yang bikin rajin!" Olin menjadi agak sensitif.
"Terus kenapa lo berangkat pagi? Numpang mandi di sekolah?" Imajinasi Ella memang berlebihan.
"Nope, gue lagi melakukan misi kedua deketin Archie." Masih pagi dan Olin sudah membuat kepala Ella terasa berkunang-kunang.
"Lo mau ngapain?"
"Sisy bilang anak jurnalis mau wawancara anak basket, tapi anak basket nggak mau gegara si Archie. Nah, ini kesempatan gue buat mepet si Archie." Ella mengerti bahwa Olin memang ingin mendekatkan diri pada manusia brengsek, tapi apa korelasinya dengan berangkat pagi?
"Terus apa hubungannya sama berangkat pagi?" tanya Ella tak mengerti.
"Anak basket ada latihan pagi, 'kan udah deket turnamen." Kini ucapan Olin masuk akal, tapi masalahnya adalah ia yakin Olin akan ditolak mengingat apa yang dilakukan Olin bisa dianggap mengganggu.
"Lo yakin?" tanya Ella yang meragukan ide Olin itu
"Yap. Gue yakin. Udah dulu, gue mau ke lapangan sepuluh menitan lagi anak basket pada ngumpul di lapangan dan gue harus lakuin tugas gue."
Olin langsung pergi begitu saja seolah ia tak butuh sepatah dua patah kata dari Ella untuk menyadarkannya, lagipula Ella tak begitu peduli. Dia datang pagi untuk men-download drama bukan untuk mengurusi kisah percintaan Olin yang ia rasa akan gagal total.
Lupakan tentang Ella, sekarang Olin berada di lapangan basket bersama Sisy yang mencoba bicara dengan Archie.
"Lo lagi, lo lagi. Gue bilang gue nggak mau." Archie sudah menolak begitu melihat wajah Sisy dan di situ Sisy menyenggol Olin meminta untuk membantunya.
"Kenapa nggak mau?" tanya Olin yang sebenarnya sedang mencoba untuk mencari celah.
"Karena gue nggak mau." Jawaban Archie menunjukkan bahwa lelaki itu tak ingin menjelaskan alasannya di samping itu Archie juga sepertinya tak ingin.
"Pertanyaannya semua atas persetujuan lo, gimana?" Archie menghela napas, dia harus latihan sebelum pelatih datang dan sekarang Olin membuat gara-gara.
"No still means no." Olin bukan anak yang suka menyerah dan dia memilih untuk balik melawan Archie.
"Bilang aja lo takut diwawancara." Olin mencoba memprovokator Archie. Biasanya karakter di novel yang ia baca sering melakukan itu dan hampir 99,99 persen berhasil.
Namun, hal yang perlu Olin ingat adalah mereka di dunia nyata bukan dunia fiksi. Hal yang lebih penting, Archie bukan manusia yang mudah diprovokasi.
"Terserah lo. Tapi, gue nolak. Silahkan pergi, kami harus latihan." Archie berlari ke lapangan meninggalkan Olin yang malah semakin tertantang dengan Archie.
"Tenang aja Ci, gue bakal coba lagi."
"Nggak usah Lin, gue minta tolong Melody aja." Alis Olin bertaut, kenapa tiba-tiba Melody.
"Kenapa Melody?"
"Feeling aja."
-o0o-
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog Rasa
RomanceKetika Tuhan mulai menuliskan kisah cinta antara si anti romantic dan manusia tsundere.