Putus atau Lanjut?

994 235 57
                                    



Hal yang dikatakan oleh Oline persis seperti apa yang pernah Melody lihat dalam sebuah novel ataupun drama hasil nimbrung Oline dan Ella. Entah hal itu memang situasi yang sering terjadi hingga akhirnya dibukukan atau ini adalah situasi yang dibuat oleh Oline dari hasil mencontek. Melody tak tahu dan memang seharusnya gadis itu tak mencari tahu ... setidaknya untuk saat ini karena bagaimanapun otaknya harus menemukan jawaban yang tepat apa permintaan Oline.

"Gimana Mel? Lo tinggal ngajak gue pas lo bareng sama Archie. Simple kan?"

Sederhana memang karena dia hanya harus membuat Oline dan Archie memiliki moment untuk berbicara, tapi hal sederhana itu terdengar begitu berat untuk dilakukan oleh Melody. Bukan karena cemburu, bukan, bukan itu karena rasa cemburu hanya muncul jika Melody menyukai Archie dan Melody tak menyukai Archie dalam hal romantis, setidaknya itu dipikiran Melody.

"Mel," panggil Ella yang merasa Melody terlalu terlarut dalam pemikirannya.

"Archie bakal marah." Oline melirik Ella yang menutup mulutnya seolah menahan mulutnya mengeluarkan suara.

"Kenapa marah? Dia pasti nggak akan keberatan. Kalo dia marahin lo, gue marahin balik." Oline membuat alasan agar Melody tak menolaknya.

"Maaf, Lin aku nggak mau." Ella melempar pandangannya kesamping masih dengan tangan yang menutupi mulutnya sementara Oline juga menutupi wajahnya sekejap kemudian memperlihatkan wajahnya yang memerah.

"Kenapa? Lo suka sama Archie makanya lo nggak mau bantuin gue?" tanya Oline.

"Bukan ... bukan gitu."

"Terus apa?"

"Aku nggak tau. Aku ngerasa kalo aku harus nolak kamu. Aku nggak suka," ujar Melody sambil menunduk takut. "Maaf," lanjutnya.

"Udah Lin udah, nggak kuat gue nahan tawa. Udah." Ella beberapa kali menepuk lengan Oline dengan mulut yang tak lepas dari tawa yang tak lama kemudian diikuti oleh Oline.

"Iya gue juga hampir nggak kuat nahan tawa tadi. Liat nih muka gue merah banget gara-gara nahan tawa."

"Iya anjir kayak kepiting rebus." Kedua gadis itu masih tertawa tak sadar bahwa ada gadis polos yang menatap mereka penuh tanya. Bagaimana situasi mengintimidasi bisa berubah menjadi komedi hanya dalam beberapa detik saja.

"Ehem." Melody berdehem untuk menyadarkan dua sahabatnya bahwa dia masih ada di sana.

"Sorry Mel. Abis lo lucu banget tadi."

"Lucu?" tanya Melody masih belum menemukan benang merah antara situasi yang terjadi beberapa menit yang lalu dengan kata lucu yang diungkapkan oleh Ella.

"Iya lucu. Liat lo nolak gue, lo harus liat muka lo tadi kayak anak kucing yang minta makan tau nggak lucu banget." Ini tak seperti yang pernah dilihat Melody dalam drama ataupun novel. Jika dia menjawab tidak maka seharusnya Oline akan melempar air ke arahnya dan menuduhnya sebagai sahabat yang tak setia kemudian persahabatannya akan putus. Namun, anggapan lucu yang keluar dari mulut Oline jelas makin membuat Melody bingung.

"Aku nggak ngerti." Oline berhenti cengengesan dan mulai menjalaskan, "Gue selalu pengen nyoba dialog di novel yang gue baca dan yah ... apa yang gue bilang ke lo buat deketin gue sama Archie itu scriptnya dan hasilnya luar biasa nggak gue duga. Gue pikir lo bakal ngeiyain."

"Lo sih nggak percaya gue bilang. Hubungan mereka nggak sesimple itu. Sekarang mana duitnya jangan sok lupa lo."

"Ya mana gue tau anjir dia bakal jujur, kalo tau dia bakal jujur gue nggak bakal kalah taruhan." Oline mengeluarkan seembar 50 ribuan untuk diberikan kepada Ella dan sebagai gadis yang memiliki otak super pintar Melody paham dengan situasi yang menjeratnya.

Monolog RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang