Kangen

966 166 57
                                    

"Gue nggak amnesia gue cuma gak inget siapa lo. Dan denger Panji manggil lo Anneth sekarang gue inget."

Melody melirik gadis di samping Panji yang membingungkan bagi Melody karena dibalik sikap anehnya yang sempat menuduh Archie amnesia, dia tampak begitu tenang ketika Archie mengatakan alasannya. Seolah namanya yang dilupakan oleh Archie bukanlah masalah besar.

"Kamu temen dia dari kecil kan? Kok bisa lupa sih?" tanya Melody mengutarakan kebingungan nya.

"Dia temennya Panji bukan gue. Tiap gue main sama Panji dia selalu ngintilin."

"Lo segitu takutnya sama cewek lo sampai nggak ngaku lo deket sama gue. Tapi, kalo itu mau lo ya udah. Gue ulang semuanya." Archie berdecak tak suka, sementara itu Panji hanya diam dan sedikit kebingungan dengan sikap Anneth yang berbeda dengan terakhir kali mereka bertemu.

"Kenalin, gue Anneth temen Panji dan bukan temen cowok lo." Gadis itu mengulurkan tangannya ke Melody, tapi entah mengapa Melody tak juga menyambut tangan Anneth seolah gadis itu enggan untuk kenal dengan Anneth.

"Mel," senggol Ella yang mengantarkan kembali pikiran Melody untuk segera menyambut tangan Anneth demi kesopanan.

"Melody."

"Nice to meet you Melody kedepannya kita bakal sering ketemu." Melody tersenyum sekalipun dalam hati dia berdoa semoga tak bertemu gadis di depannya yang entah mengapa membuat dia tak nyaman.

"Iya."

"Lo kalo nyari tau soal Archie bisa tanya-tanya ke gue. Walaupun dia nggak nganggep gue, gue tau segalanya tentang dia." Melody tersenyum template sedikit merasa bahwa ocehan ramah ini bermaksud untuk menegaskan bahwa dia lebih mengenal Archie dibanding dengan Melody.

"Dih, kayak Tuhan aja sampai tau segalanya." Celetuk si mulut berbisa Oline, tapi di luar dugaan Anneth malah tertawa kecil seolah ujaran kebencian dari Olin hanyalah sebuah kalimat bercanda.

"Nggak sih, kalo Tuhan tau segalanya, kalo gue cuma tau tentang Archie." Anneth melirik Melody yang menunjukkan raut terganggunya tanpa sadar, sepertinya tingkah Anneth mengusir kesopanan Melody.

"Aduh, sorry ya Mel, gue nggak bermaksud buat bikin lo nggak nyaman. Gue cuma berniat baik biar lo tau semuanya tentang pacar lo termasuk alasan kenapa dia dan Panji nggak akrab kayak dulu lagi."

Melody memang penasaran, tapi jika dia harus memilih lebih baik dia tak perlu tau itu dari Anneth entah mengapa dia tak suka ketika Anneth lebih tau tentang sejarah Archie dibandingkan dengannya. "Terima kasih atas niat baik kamu, tapi aku harus nolak."

"Kenapa?" tanya Anneth seolah dia baru saja menawarkan uang 100 milyar dan Melody menolaknya. 

"Karena gue yang bakal cerita semuanya ke Irish. Masalah gue dia harus denger dari mulut gue sendiri bukan dari mulut orang lain." Archie mendahului Melody yang memang bingung harus menjawab apa.

"Lo takut gue ngomong kalo kalian ribut gara-gara gue?" tanya Anneth diiringi tawa seolah menyatakan bahwa ucapannya adalah canda, tapi Archie tak menangkapnya seperti itu.

"Nggak. Gue tau Melody bukan orang bego yang percaya sama cerita karangan kayak seseorang," tutur Archie sembari melirik Panji.

"Maksud lo apa?" Panji mulai terpancing.

"Panji, bukannya kamu harus tanding ya? Sana masuk." Melody melesat di depan Archie bisa bahaya jika mereka bertengkar.

"Cowok lo nyindir gue, Mel."

"Archie nggak pernah nyebut nama kamu. Itu bisa aja orang lain. Jadi, tolong jangan buat ribut kasian tim kamu kalo nggak jadi main gara-gara kalian berantem." Panji menghela napas membenarkan ucapan Melody.

Monolog RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang