BAD LIAR

776 160 26
                                    

"Let's dating Irish. Real date, will you?"

"Archie." Hanya dengan mendengar cara Melody memanggilnya Archie tahu bahwa jawabannya ada tidak, lihat saja bagaimana gadis itu tampak kesusahan untuk berbicara pasti itu karena Melody ingin menolaknya. Setidaknya itu yang ada di kepala Archie. Memang, dia sudah bergerak terlalu cepat jika saja dia bersabar sedikit mungkin dia akan mendapatkan hati Melody.

"Boleh aku jawabannya kalo aku udah paham? Kamu mau nunggu?"

"Apa yang nggak kamu pahami?" tanya Archie yang menggunakan aku kamu.

"Setahu aku pacaran itu harus ada dasar cinta sementara aku sendiri nggak tau apa itu cinta. Apa aku cinta sama kamu apa nggak." Archie tak tahu apakah ini sejenis penolakan yang dilakukan oleh anak-anak pintar atau Melody memang tak paham.

"Tapi, kalo misal kamu nggak mau nunggu kamu bisa ambil jawaban nggak." Tentu saja penolakan tak akan menjadi opsi jawaban Archie, jadi dengan kesadaran penuh dia menjawab sanggup menunggu sekalipun dia tak pernah tau apakah jawaban yang akan dikatakan Melody kelak.

"Oke, gue tungguin." Melody mengangguk reflek.

"Oke ke sampingin soal itu, tadi kamu mau ngechat aku apa?" Archie tak akan melupakan hal itu.

"Aku?" tanya Melody.

"Iya Irish, kamu tadi ngechat aku apa? Jangan mengalihkan pembicaraan terus."

"Nggak, bukan gitu Archie, cuma aku kaget kamu pake aku kamu biasanya lo gue."

"Karena aku pacar kamu walaupun masih sepihak. Jadi, apa yang mau kamu omongin sama aku?" tanya Archie.

Melody tampan menimbabg-nimbang, tapi akhirnya dia membuka mulutnya juga. "Aku cuma mau nanya, tapi kalo misal kamu nggak mau jawab nggak masalah. Aku nggak mau maksa kamu."

"Tanya apa pun dan aku bakal jawab." Manik Melody menangkap kesungguhan dari mata Archie yang semakin memaksa mulutnya untuk melontarkan sebuah pertanyaan yang dia simpan sejak bertemu dengan Anneth.

"Kamu sama Panji sekarang musuh?" Archie mengangguk dan dia yakin akan ada pertanyaan susulan lagi.

"Dulu kalian temen deket?" tanya Melody lagi.

"Bisa dibilang gitu, dulu dia sering main ke rumah eyangnya yang satu kompleks sama rumah aku dan karena aku juga pindahan dari luar aku cuma bisa bahasa indo dikit." Archie memberikan tanda sedikit dengan tangannya yang membuat Melody merasa lucu.

"Terus?"

"Terus Panji lumayan pinter bahasa Inggris jadi yang bisa komunikasi sama aku cuma dia dan dia juga yang ngajarin bahasa Indo. So, after that kita temen deket. Tapi ya nggak berlangsung selamanya ternyata."

"Kalian berantem?" tanya Melody.

"Iya. Bisa dibilang berantem hebat."

Melody menarik napas panjang kemudian mengeluarkan pertanyaan pamungkasnya. "Apa pertengkaran itu melibatkan Anneth?" Archie tahu hal ini akan ditanyakan oleh Melody dan dia juga sudah siap menerima konsekuensi dari jawaban yang akan dia berikan.

"Iya. Itu karena dia."

***

Melody benci berpikir di luar pelajaran apalagi jika subjek dari pemikirannya adalah Archie yang kini berada di pinggir lapangan basket. Ada rasa yang membuat Melody kesulitan dalam mengidentifikasinya sehingga ketika Archie mengajaknya untuk benar-benar berkencan dia belum mau menjawabnya. Bayangan hubungan Archie, Anneth, Panji dan juga dirinya membuat dia takut untuk menarik sebuah garis kejelasan.

"Eh yang nomor 9 cakep ya. Siapa namanya?"

"Archie kalo nggak salah." Melody menajamkan telinganya ketika ada orang yang berbicara tentang Archie.

Monolog RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang