Manik coklat Melody terus setia menatap Oline yang tampak sibuk pada dunianya sendiri sejak awal. Melody sednag mencari waktu yang tepat untuk membicarakan tentang hubungannya dengan Archie, tapi sepertinya gadis itu terlalu takut pada kemungkinan reaksi Oline sehingga dia terus mengulur waktu hingga kini dia harus bersabar menunggu Oline yang tengah berbicara dengan Denish di depan entah tentang apa Melody tak begitu mendengarkan.
"Dari awal kelas lo terus aja liatin Oline kayak gitu, kenapa?" bisik Ella yang membereskan barangnya untuk pulang.
"Ini soal pilihan kamu kemarin." Tangan Ella bergerak slomotion kemudian mengabaikan buku-bukunya dan mulai memberikan perhatian penuh pada Melody yang menunduk.
"Lo pilih mana?" tanya Ella penasaran karena bagia Ella jawaban Melody akan memberikan kejelasan akan perasaan gadis itu terhadap Archie sekaligus sebagai penentu kemana arah hubungan persahabatan mereka.
"Ngomong." Satu kata yang mampu membuat Ella menyimpulkan bahwa Melody tak ingin berjarak dengan Archie dan mungkin itu artinya Archie memiliki sedikit kesempatan untuk menghuni hati manusia yang katanya tak ingin terpengaruh dengan kata cinta.
"Lo nggak takut Oline marah sama lo?" Pertanyaan ini sebenarnya juga sempat Melody tanyakan pada diri sendiri. Bagaimana jika Oline tidak menerima penjelasannya? Bagaimana jika gadis nakal itu mengabaikan dan membencinya? Seluruh skenario itu pernah masuk ke dalam otaknya.
"Takut." Ya, bahkan Ella pun ikut takut dengan reaksi Oline nanti ketika Melody bercerita.
"Terus kenapa lo lakuin?" Melody menautkan tangannya kemudian menjawab, "Awalnya aku nggak yakin, tapi Archie ngeyakinin aku."
"Ngeyakinin lo?" Ella ingin memastikan bahwa Melody tak memberitahu Archie bahwa dia yang memberi pilihan itu pada Melody.
"Semalem dia ke rumah dan nanya gimana hasil pertemuan sama kamu, terus aku jawab apa yang kayak kamu omongin ke aku." Ella menepuk dahinya, kini dia mengerti arti tatapan tajam dari Archie ketika mereka berpas-pasan di koridor sekolah. Archie marah. Marah karena Ella memberikan pilihan pda Melody untuk jaga jarak dengannya.
"Terus dia bilang apa?"
"Kalo aku pilih opsi ninggalin dia sama aja aku memutus silahturahmi dan itu dosa." Ella mencibir Archie yang tak kreatif dan tak terus terang bahwa si badung itu tak ingin Melody meninggalkannya.
"Dia juga bilang aku nggak perlu takut kehilangan temen kalo semisal Oline marah ke aku, dia mau jadi teman aku dan kalo kurang dia bakal nyuruh orang-orang buat jadi teman aku." Ella sungguh tak bisa berkata-kata lagi, Archie sungguh tak mempertimbangkan Oline sama sekali dan itu juga membuat Ella yakin bahwa berbicara pada Oline tentang hubungan Melody dan Archie adalah hal yang terbaik dibandingkan sahabatnya terus mengharapkan sesuatu yang tak akan pernah terjadi.
"Tapi, dibanding itu semua aku milih buat jujur dan nggak nutupin. Aku nggak mau terus-terusan nyimpen kebohongan dari Oline." Kepala Ella mengangguk paham, itu memang tipikal Melody.
"Hadeh, Denish bener-bener bikin gue nggak pulang-pulang gara-gara tehnya. Ini kalian nungguin gue?" tanya Oline yang mulai berjalan ke arah mejanya.
"Iya. Ada yang mau aku omongin, tapi kamu beresin dulu barang-barang kamu." Oline terlihat sdikit kaget dengan kalimat Melody yang terdengar begitu serius.
"Ada apa nih? Keliatannya serius bang--"
"OLINE AYO KELUAR! KATANYA LO KEPO SIAPA DIA, INI MEREKA RIBUT GARA-GARA CEWEK ITU!"
"SERIUS NYAMPERIN KE SINI?"
"IYA AYO!"
"Iya. Mel nanti aja ya bentar ini urgent banget." Oline tak mempedulikan tasnya dan langsung keluar mengikuti Denish.
"Ada apa sih?" tanya Melody yang kehilangan timingnya.
"Apa lagi? Pasti si Denish abis ngasih spill gosip dan mereka mau konfirmasi kayak yang udah-udah."
"Terus gimana?"
"Kita hangout aja abis ini biar lo ada kesempatan ngomong. Biar gue bawa tasnya si kampret." Melody mengangguk belum menyadari bahwa sejak beberapa menit lalu ponselnya terus berbunyi karena panggilan dari Ray.
***
Smartphone di tangan Archie jika bisa bicara mungkin akan memarahi lelaki yang terus menatapnya tajam, tapi tak menyentuhnya seolah lelaki itu sedang menunggu kabar dari orang. Dan, memang benar. Archie sedang menanti kabar dari Melody untuk mengetahui apakah hubungan gadis itu dengan Oline masih aman atau dia perlu bertindak.
Namun, sepertinya Melody tidak mengetahui betapa khawatirnya lelaki itu padanya. Melihat dari bagaimana Melody yang mengabaikan pesannya.
"Ci, depan ada Panji sama gengnya." Decakan menjadi respon Archie. Hari ini dia terlalu malas untuk meladeni perkelahian mana tangannya masih perih jika bergerak berlebihan.
"Kayaknya mereka dateng karena nggak terima lo bikin Gerry babak belur deh." Informasi tambahan dari Ray mampu menarik amarah Archie yang sebenarnya belum puas menghajar Gerry kemarin dia ingin menbayar lebih pada kelaluan lelaki yang membuat Melody menangis ketakutan.
"Ray, telpon Irish. Suruh dia stay di kelas dan kalopun harus pulang suruh lewat pintu belakang." Ray mengangguk paham sementara anak-anak geng mereka masih bingung dengan hubungan Melody dengan para perusuh yang datang.
"Yang lainnya ikut gue ke depan."
Archie memimpin jalan menuju gerbang yang sudah ditunggu oleh Panji dan teman-temannya. Atau mungkin bukan Archie yang mereka tunggu.
"Muka Gerry lebih bonyok dibanding kemarin," bisik Malik menarik Archie untuk melirik Gerry yang memang mempunyai lebih banyak memar.
"Ada urusan apa lo ke sekolah gue? Temen lo ngadu?" sengit Archie yang memang bisa melepaskan tinju kapan pun.
"Lo yang ngadu!" Gerry bersungut-sungut, dia yakin bahwa Archie yang mengadu hingga Panji marah besar padanya.
"Diem!" teriak Panji pada Gerry.
"Kita ke sini nggak mau ribut sama lo ataupun temen-temen lo." Sebuah kalimat yang tak akan bisa dipercaya oleh telinga teman-teman Archie.
"Terus lo mau apa? Ngajak main bekel?" tanya Malik sebal karena Panji yang tiba-tiba datang dia jadi menunda waktu untuk pulang dan bobo siang.
"Gue mau ketemu sama cewek lo."
"Mau apa lo ketemu cewek gue?" Seketika mulut para audiens berbisik-bisik penuh tanya bahkan Malik pun ikut bertanya pada Eros. "Sejak kapan Cici punya pacar? Siapa pacarnya? Lo tau nggak?" Sementara yang ditanya hanya diam saja.
"Gue mau minta maaf."
"Dia nggak masuk sekolah, sekarang pulang! Permintaan maaf lo nggak dibutuhin!" usir Archie.
"Fix kita harus ngedata cewek yang nggak masuk hari ini," kata Oline di belakang pada Denish yang setuju pada ide Oline karena lagi-lagi sebagai bandar teh dia harus tau segalanya.
"Nggak masuk? Terus itu apa?" Panji menunjuk ke arah Melody yang baru keluar kemudian lelaki itu berjalan mendekat ke arah Melody sayang Archie menahannya.
"Minta maaf dari sini, jangan deket-deket dia."
"Tapi—"
"LO NGGAK LIAT IRISH TAKUT SAMA TEMEN LO!" Dalam waktu supersekian detik semua orang berspekulasi bahwa Melody adalah pacar dari Archie.
"Melody pacar Archie?" gumam Oline.
***
Aku update dijam-jam orang udah bobo, tapi gapapa lah ya dibanding update tahun depan wkwkwk.
Sekarang coba kasih tau aku kalo kalian jadi Oline bakal marah nggak ke Melody?
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog Rasa
RomanceKetika Tuhan mulai menuliskan kisah cinta antara si anti romantic dan manusia tsundere.