Suka?

1.3K 281 46
                                    

Menurut kebanyakan masyarakat di negara +62 ras terkuat adalah ras mak-mak. Segala hal yang berkaitan dengan ibu-ibu harus diperhatikan agar tak menimbulkan gencatan senjata yang entah berakhir mendapatkan omelan selama 4 SKS atau penyunatan uang saku atau bahkan lebih mengerikan jika nama di Tipe-X dari KK.

Selain dikenal suka mencari kesalahan anak, ibu-ibu juga pintar dalam berperan menjadi detektif seperti yang dilakukan oleh Melisa, ibu Melody. Beberapa saat yang lalu ia menemukan sebuah hoodie besar di lemari Melody yang jelas itu adalah hoodie lelaki ditambah ada nama "ARCHIE" di bagian punggungnya. Apakah Archie sebuah merk? Tentu saja Melisa tak akan percaya, dia tahu merk yang sering dibeli oleh Melody dan Archie tak ada di dalamnya.

Berbekal rasa penasaran si ibu milenial itu membuka sosial media miliknya untuk mencari siapa Archie ini. Butuh cukup banyak waktu untuk Melisa menemukan Archie karena ada banyak Archie yang ada di mesin pencarian Instagram. Namun, akhirnya dia menemukan Archie yang mungkin berhubungan dengan Melody, seseorang yang satu sekolah dengan Melody. Bahkan ia melihat hoodie yang sama dengan yang ada di lemari Melody.

"Hmm, boleh juga selera Irish," gumamnya. Dia tak marah pada Melody. Dia cukup terbuka jika Melody memiliki kekasih asal segalanya jelas.

Melisa keluar rumah begitu ia mendengar suara mobil berhenti, ia yakin bahwa itu adalah putrinya. Ia sudah tak sabar ingin mengorek informasi tentang Archie. Memikirkannya saja membuat wanita paruh baya itu bersemangat. 

Namun, di luar ekspektasi ternyata sang anak tak sendiri. Melody tampak sedang bicara dengan lelaki yang persis di foto yang ia lihat di instagram. Kini ia semakin bersemangat untuk melakukan investigasi.

"Irish," panggil Melisa dan wanita itu bisa melihat kepanikan di mata anaknya. Berbeda dengan Melody, Archie menampakan senyum ramah bahkan tampaknya lelaki itu lebih dulu bangun dari rasa kaget.

"Selamat siang, saya Archie teman Irish, kakak pasti kakaknya Irish," kata Archie sambil mengulurkan tangannya mengajak salaman.

Ucapan Archie tadi jelas disengaja, dia tahu bahwa wanita di depannya adalah mama Melody, dia hanya ingin memberi kesan baik pada mama melody. Dan, memang benar mama Melody sudah memberi point plus untuk Archie.

"Salam kenal Archie, tapi saya bukan kakak Irish, saya mama Irish." Melisa membalas jabatan tangan Archie dengan senyum malu-malu karena merasa lebih muda.

"Oh ya? Maaf Tante. Habis Tante kelihatan muda banget, jadi saya pikir tante kakak Irish." Melody yakin bahwa Archie aslinya adalah seorang penjilat.

"Nggak apa-apa. Ayo masuk. Kalian nggak berencana jadi patung selamat datang kan?" tanya Melisa dan Archie menggeleng, sekarang Melody merasa tersingkir. Mamanya menyukai Archie.

"Permisi. Maaf ngerepotin ya Tante." Archie menarik Melody untuk ikut masuk bersamanya. Hal itu tentu tak luput dari pengawasan Melisa. Anaknya jelas ada apa-apa dengan Archie, begitu pikir Melisa.

"Kamu duduk dulu Archie, biar saya bikinin minum. Irish temenin Archie." Melody mengangguk kemudian duduk tak jauh dari Archie.

"Kamu pinter nyuri hati mama."

"Lo minta tolong sama gue karena gue pinter ngambil hati ibu-ibu kan?" Melody mengangguk.

"Tapi, apa ini nggak kecepetan? Gimana kalo—"

"Makin cepet makin baik, Irish. Lo ikutin aja." Melody hanya bisa menyetujui Archie, hanya Archie yang bisa membantunya.

"Ini diminum, Archie." Archie memberikan senyum terbaiknya kemudian meminum minuman yang disajikan mama Melody. Bukan minuman spesial, tapi karena dia sedang berusaha mengambil hati mama Melody dia harus memberi reaksi yang lebih.

Monolog RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang