Date

922 196 49
                                    

Kencan adalah hal yang mewah bagi Archie setelah melihat bagaimana sibuknya mempersiapkan segala macam persyaratan agar diijinkan pergi kencan oleh papa Archie. Bayangkan saja, lelaki itu harus mulai membuat rundown yang dia asistensikan kepada papa Melody yang harus mengalami revisi tiga kali, tak hanya itu Archie juga harus membuat surat keterangan akan menjaga Melody dan mengembalikannya sebelum jam 10 malam. Jika lebih dari itu maka Archie akan terkena sanksi berupa larangan untuk menemui Melody lagi. Oleh karena itu lelaki badung itu bertekad akan memanfaatkan seluruh waktu yang dia punya untuk membuat Melody terkesan syukur-syukur jika dia diangkat menjadi pacar tetap.

Berbeda dengan Archie yang menganggap ini adalah sebuah kesempatan langka, Melody malah merasa terbebani. Jujur saja gadis itu tak pernah berkencan sebelumnya dan dia tak tau apakah tingkahnya nanti akan memicu amarah Archie atau tidak.

"Dompet apa hp?" tanya Melody begitu Archie mengulurkan tangannya.

"Hah? Maksud lo?"

"Itu tangan kamu." Melody menunjuk tangan Archie yang masih belum dia sambut.

"Sini tas lo, gue bawain." Melody beroh ria kemudian memberikan tas putih kecil yang berisi banyak hal baik doraemon pada Archie. "Kamu pasti takut aku buka dompet kamu ya?" goda Melody yang dalam sekejap mendapat pelototan dari Archie.

Archie sendiri heran kenapa sikap gentleman nya diartinya seperti itu padahal dia hanya ingin menjadi sosok pacar yang berguna sekalipun mereka hanya pura-pura. "Apa gue keliatan kayak orang pelit yang nggak nge bolehin lo ambil duit gue?"

Melody menggeleng. "Nggak sih." Masih segar diingatannya bagaimana Archie memberikan dompetnya pada Melody secara cuma-cuma bahkan ketika Melody berniat mengembalikan uang Archie, lelaki itu menolak dengan kalimat yang tak beda dengan apa yang tadi lelaki itu katakan.

"Mana tangan lo."

"Mau digandeng? Nggak usah, aku bukan anak kecil yang suka ilang kok." Kali ini Melody cukup tanggap dengan maksud dari Archie, sayangnya respon yang diberikan tak sesuai seperti yang ada dipikiran Archie.

"Kita pacaran Irish! Nanti kalo ada anak-anak sekolah yang liat kita jalan kayak musuhan bisa ketahuan kita." Melody tampak menimbang ucapan Archie hingga akhirnya dia ikut menggandeng tangan Archie.

"Lo mau makan atau mau nyari parfum dulu?" tanya Archie memberi pilihan pada Melody yang memang awalnya ingin mencari parfum untuknya sekaligus untuk Leon yang sebentar lagi ulang tahun.

"Cari parfum dulu aja. Aku habis makan juga, atau kamu laper?" Archie menggeleng, demi ayang lapar pun dia dia tahan.

"Oke, di sana ada toko parfum langganan aku. Ayo." Melody menarik Archie ke sebuah gerai parfum yang tak begitu ramai, entah karena kurang terkenal atau memang kualitasnya tak begitu bagus.

"Irish, long time no see." Melody melepaskan tangan Archie untuk memeluk sosok perempuan cantik dengan jepit bunga besar dikepalanya.

"I know right." Melody terkekeh kemudian menoleh ke arah Archie yang sedari tadi hanya menjadi patung yang menyimpan rasa cemburu. Andai saja dia adalah gadis itu mungkin Melody akan memeluknya juga.

"Archie, kenalin ini Flora pacar Sean kakaknya Elliot. Flora ini Archie, dia—" Archie menatap Melody penuh harap dia akan dikenalkan sebagai pacarnya bukan teman ataupun pacar pura-pura.

"Pacar aku." Tak hanya Flora, Archie pun kaget dengan perkenalan dari Melody, tapi tak urung sebuah senyum yang tersimpan keluar.

"Kapan pacarannya? Kok bisa? Kamu diancam ya?" Flora begitu heboh hingga membuat Archie ingin sekali memukul perempuan itu, sayangnya Archie memegabg teguh sebuah prinsip untuk tak memukul perempuan (read: kecuali Irene a.k.a Ratu ular).

Monolog RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang