Another Meeting

1.4K 296 43
                                    

Kegagalan dalam bicara empat mata secara rahasia bersama Archie membuat Melody memutar otak untuk bisa kembali bertemu dengan Archie tanpa membuat siapa pun tahu bahwa keduanya bertemu. Dan pilihan Melody ada di hari Kamis sore dimana Leon sedang rapat Hima sementara Elliot ada les. Jangan tanyakan tentang sahabatnya yang sedang mendapatkan bimbingan khusus dari guru Fisika berkat nilainya yang tak melebihi dua kali jumlah member NCT.

Lonceng berbunyi ketika Melody membuka pintu kafe membuat beberapa pengunjung menyempatkan diri untuk melirik gadis bermata madu itu. Agak sedikit malu, tapi Melody tahu bahwa pandangan itu hanya bersikap sementara sampai ia duduk dan memesan.

Namun, perkiraan Melody meleset. Tanpa bisa ia duga pengamatan itu terus berlanjut berkat seorang lelaki entah sengaja atau tidak menabrak Melody hingga minumannya membasahi baju gadis itu.

"Maaf, maaf."

"Iya nggak apa-apa." Melody mencoba membersihkan kaosnya.

"Saya bantu." Tangan lelaki itu hampir menyentuh dada Melody dengan dalih mau membantu membersihkan noda di kaos Melody jika saja tak ada orang yang menarik kerah belakang kaos Melody untuk mundur ke belakang menabrak dada orang. Tak perlu melihat Melody tau bahwa itu Archie, Melody hafal dengan bau sea notes dan bergamot.

"Watch out your hand!" Benar itu suara Archie.

"Saya cuma mau bantu bersihin a—"

"You don't have to." Archie menarik kaos Melody untuk berada di sampingnya. Sepertinya Archie masih enggan melakukan kontak fisik dengan Melody.

"Ganti baju."

"Aku nggak bawa ganti, Archie. Kamu mau aku pulang dulu?" Si tersangka penyiraman hanya diam berkat Archie yang terus menatapnya tajam.

Helaan napas dari Archie terdengar kemudian lelaki itu melepaskan hoodie dengan tulisan Archie di bagian punggungnya meninggalkan kaos putih lengan pendek.

"Pake ini." Archie menyerahkan hoodie-nya pada Melody.

"Sana ganti." Melody dengan patuh menuruti perintah Archie, jujur ia takut dengan wajah marah yang ditunjukkan Archie. Apa lelaki itu marah karena bajunya basah? Tapi, untuk apa?

Sementara Melody sibuk dengan pikirannya, Archie masih berhadapan dengan pelaku penyiraman. Archie yakin lelaki itu sengaja melakukannya agar bisa menyentuh dada Melody.

"Gue tau lo sengaja numpahin minuman ke baju Irish. Itu masih bisa dimaafkan, tapi saat tangan kotor lo mau pegang Irish itu perkara lain, it's unforgivable." Suara Archie dalam dan tajam menikam pendengaran lelaki itu.

"Lo beruntung gue pake baju putih. Gue nggak mau ngotorin baju gue pake darah lo." Itu adalah peringatan terakhir Archie sebelum mencari tempat duduk di pojok.

"Archie," panggil Melody yang kemudian duduk di depan Archie.

"Wow kamu ambilin pesenan aku?" kata Melody. Ia tadi sempat pesan makanan dulu sebelum ganti baju saat Archie sibuk memarahi lelaki kampret.

"Lain kali pake nama Irish aja kalo sama gue. Gue nggak biasa pas denger lo dipanggil Melody." Melody mengangguk kemudian memicingkan mata ketika minuman yang ia pesan sudah diminum Archie.

"Itu minuman aku!" Tangan Melody hendak meraih minumannya, tapi Archie menahannya.

"Irish! Hoodie gue hampir kena cake lo." Tangan Archie tergerak untuk melipat lengan hoodie yang kebesaran untuk tangan Melody.

"Itu nggak rapi." Archie berdesis karena protes dari Melody, sepertinya gadis itu lupa bahwa orang didepannya adalah si ahli tawuran.

"Sebelah." Melody mengulurkan lengan sebelahnya untuk dilipat oleh Archie. Mungkin bagi orang lain mereka terlihat seperti dua manusia yang sedang menjalin cinta.

Monolog RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang