Manipulasi pikiran yang dilakukan oleh Annelise cukup pintar dan Melody harus mengakui bahwa semuanya tertata rapi. Gadis itu menyusun satu persatu kisah yang terjadi pada Melody dan Archie hanya berdasarkan hasil cuitan di aplikasi burung yang mengabatkan Melody pernah operasi jantung. Jika Melody tak menilik sejak awal mungkin dia akan langsung termakan akan tipu daya itu.
Namun, Melody adalah gadis pintar. Dia bahkan tak butuh bertanya pada dokternya untuk membongkar siapa penilik jantung di dadanya. Gadis itu hanya butuh mengurutkan timeline waktunya dan kecelakaan Anneth.
Melody operasi setahun sebelum Anneth kecelakaan yang artinya tak mungkin Anneth yang hidup memberikan jantungnya. Memang awalnya dia agak bimbang dan mempertanyakan keterlibatan Archie, tapi si pemegang juara kelas itu akhirnya bisa meyakini bahwa kekasihnya bersih.
Dan, dalam rangka membalas tipu muslihat Annelise padanya Melody berniat melakukan konfrontasi. Hal itulah yang membuat gadis dengan seragam berbeda itu duduk di hadapan Melody dengan tatapan angkuh.
"Udah lo pikirin?" tanya Annelise sembari mengangkat grlasnya untuk dia minum teh di dalamnya.
"Udah," jawab Melody singkat sembari menaruh ponselnya di atas meja yang menunjukkan wallpaper dia dan Archie yang tengah bersama. Sengaja agar Annelise melihatnya.
"Lo percaya sama bajingan itu?"
"Jika harus memilih siapa yang harus aku percaya antara kamu sama Archie aku bakal pilih Archie. Dan, orang yang kamu panggil bajingan itu punya nama. Namanya Archie!" Annelise sebenarnya agak bingung dengan karakter Melody. Kadang gadis itu terlihat lemah, tapi di satu sisi dia terlihat sangat tangguh apalagi jika melakukan pembelaan.
"Wah dari mana kepercayaan diri itu? Lo nggak tau apa-apa soal Archie! Gue kenal dia dari dia masih belum puber."
"Yang kenal Archie itu Anneth bukan Annelise. Yang dikenal Archie ataupun Panji itu Anneth bukan Annelise. So, nggak usah ngaku-ngaku. Kamu keliatan kayak pasian rsj yang mengidap delusional."
Annelise menggebrak meja, dia jelas tersinggung dengan ucapan Melody. Namun, Melody tak akan ambil pusing karena niatnya memang untuk membuat Annelise kebakaran jenggot.
"Lo!"
"Apa?" tanya Melody dengan anggun seolah suara teriakan Annelise hanyalah suara orang yang kebetulan ingin bertanya padanya.
"Let's make it clear Annelise. Sahabat Panji dan Archie itu Anneth. Kamu bukan siapa-siapa mereka. Oke kamu kembaran Anneth, tapi bukan berarti kamu punya posisi yang sama dengan Anneth."
"Lo salah! Selama ini yang temenan sama mereka bukan Anneth tapi gue! Gue orang yang nemenin panji main sama Archie karena Anneth nggak bisa bahasa inggris! Setiap ada Archie Anneth selalu pergi dan nyuruh gue buat main! Jadi, sejak awal yang kenal Archie itu gue bukan Anneth! Archie butuh gue bukan Anneth! Kalo bukan karena gue Archie nggak bakal bisa bersosialisasi karena nggak bisa bahasa indo!"
Sekarang Melody mengerti bahwa ada obsesi dalam diri Annelise pada Archie. Sedikit banyak gadis itu ingin dipandang ataupun dihargai pencapaiannya dalam mengajari bahasa Indonesia Archie.
"Tapi lo tau? Yang dikasih kado itu Anneth bukan gue!"
"Ah itu yang buat kamu sebel sama mereka dan gantiin Anneth yang mau dijemput Archie sampai akhirnya Anneth asli masih ada di tempat bimbel dan kecelakaan?" Melody masih terdengar tenang dalam suasana memcekam yang diciptakan oleh Annelise.
"Jangan sembarangan nuduh lo!"
"Aku nggak sembarang nuduh. Rekaman cctv ada, Archie berhasil yakinin aku kemaren karena adanya rekaman cctv itu. Kamu dijemput Archie dan kak Irene. Kamu pake baju biru dan rok putih di bawah lutut. I saw that Annelise." Bohong, ccrv itu tak pernah ada, Melody hanya menambahi setelah mendengarkan cerita detail dari versi Archie yang sangat ingat baju apa yang dikenakan olehnya.
"Nggak mungkin! Nggak ada cctv di sana."
"Who said? Itu beneran ada nyatanya Archie punya datanya. Selama ini dia keep karena mandang pertemanan kalian, tapi sayang dia nyangkanya kamu itu Anneth jadi kalo sekarang dia tau kamu bukan Anneth dia bakal pake cctv itu."
Annelise tampak begitu gusar dan tak perlu mencaji cenayang untuk tau bahwa gadis itu sedang mengalami kecemasan. Cemas kelakuannya akan diberitahukan ke publik.
"Sekarang kamu nggak usah ngelak lagi. Kamu penyebab saidara kembarmu kecelakaan dan stop salahin Archie atas kesalahan kamu. Karena kamu Archie dan krluarganya menderita."
"Tau apa kamu tentang penderitaan? TAU APA?!"
Melody memilih diam, dia tau dia sudah cukup memprovokasi Annelise sekarang giliran Annelise untuk menyempurnakan rencananya.
"Gue selalu jadi bayang-bayang Anneth! Panji, nyokap gue, bokap gue semuanya selalu lebih sayang sama Anneth cuma Archie yang nggak suka sama Anneth!" Jujur Melody agak bingung dengan kalimat belepotan yang keluar dari mulut Annelise.
"Ah gue pikir gue ketemu orang yang nggak akan sayang sama Anneth dan mungkin dia bakal sayang sama gue lebih dari Anneth. Tapi, lo tau? Archie juga nganggap gue Anneth."
"Kamu nggak pernah mengenalkan diri sebagai seorang Annelise, gimana dia bisa ngenalin kamu bukan Anneth. Kalo hanya masalah itu harusnya kamu nggak perlu fitnah Archie dong!" Hal itu beralasan bagi Melody aneh jika dia menyalakan Archie untuk alasan tak mengenali.
"Lo tau apa yang terjadi sama gue kalo orang tua gue tau kalo gue pura-pura jadi Anneth dan akhirnya bikin anak kesayangan mereka kecelakaan sampai koma?"
Annelise menjeda ceritanya dadanya naik turun menandakan emosi negatif masih mengurungnya, matanya terus bergetar hingga Melody bisa menduga bahwa itu mungkin menyakitkan bagi Annelise. "Mereka bisa keluarin gue dari kartu keluarga! Mereka bakal buang gue Mel."
Mendengar hal itu Melody langsung mengambil kamera yang ada di dekat tamanan tepat di belakangnya. Annelise tentu kaget dengan hal itu. Dia pikir bahwa di ruangan itu hanya ada dia dan Melody bahkan Melody juga sengaja mencari private room yang seharusnya ini cukup aman untuk melakukan percakapan. Namun, sayangnya gadis yang menurutnya adalah gadis yang baik malah merekam semuanya.
"Apa maksudnya ini?"
"Sorry, tapi aku rekam semuanya dan orang tua kamu udah tau." Melody merasa bersalah dengan apa yang menimpa Annelise terlepas betapa jahatnya gadis itu. Namun, baginya annelise melakukan itu karena tak ada yang menyayanginya meskipun dia tak begitu relate karena keluarganya yang begitu menyayanginya.
"Lo!" Annelise berdiri dan mulai menarik rambut Melody yang hari ini sedang digerai.
Teriakan kesakitan dari Melody akibat jambakan dan cakaran membuat beberapa orang mendekat termasuk Archie. Melihat sang kekasih sedang dalam keadaan terpojok Archie langsung bergerak menarik Annelise hingga gadis it terjerembab ke belakang.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya archie pada Melody yang rambutnya sudah kusut dan wajahnya ada luka cakaran.
"I am okay Archie, cuma perih aja."
Archie langsung menengok ke belakang dan menatap Annelise dengan mata yang menyala seolah ada pembakaran amarah di dalamnya. "Lo!"
Archie baru saja ingin bergerak untuk mendatangi Annelise tapi Melody memeganginya. "Archie aku pengen pulang. Anter aku pulang."
Ini kali pertama Annelise melihat Archie bisa menatap wanita dengan lembut. Lelaki yang sejauh ini selalu menatap orang lain dengan wajah malas bisa berperilaku seperti itu. Melody jelas bukan lawan yang bisa dia kalahkan untuk mendapatkan Archie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog Rasa
RomanceKetika Tuhan mulai menuliskan kisah cinta antara si anti romantic dan manusia tsundere.