abdi ndalem itu

8.5K 335 0
                                    

Vani bangun karena guncangan temannya, Indah, Kharisma Indah. Teman dekatnya yang selalu bangun pertama.

"Bentar ah... " jawab Vani sambil merapatkan selimutnya. Jam tiga pagi memang masih dingin kan?

"Nanti nggak sempat tahajud dan mandi" Indah berujar lembut. Tak pernah marah dan selalu sabar. Berbeda dengan Vani yang sering marah.

Vani menyibak selimutnya, terduduk sambil melipat selimutnya dengan muka cemberut.

"Pagi-pagi kog ya udah cemberut, senyum dong, biar tambah berkah" kata Indah lagi lalu keluar kamar, bersiap mandi. Vani memaksakan senyumnya. Sebelum berdiri, Vani membangunkan Deyyeh, yang tidur di sebelah nya. Memang begitu kebiasaan di kamar kami, harus membangunkan seseorang sebelum keluar kamar. Usaha sederhana agar tidak ada yang tertinggal jamaah.

Deyyeh bangun dan Vani langsung keluar kamar, mandi dan bersiap ke mushala untuk menunggu jamaah dengan shalat tahajud dan bertadarus Al Qur'an. Saat suara azan dari masjid pesantren putra terdengar, Vani mengembalikan Al Qur'an ke rak dan menunaikan shalat qobliyah subuh, menunggu beberapa menit dengan zikir hingga Ibu Nyai Mutmainah, atau lebih sering dipanggil Ummah datang untuk mengimami.

Setelah slam, semua santri masih duduk di atas sajadah nya untuk zikir dan berdoa. Ummat memberikan beberapa menit untuk santrinya agar berdoa. Di saat itulah Vani mendoakan kebaikan untuk orang orang yang disayangi. Kadang juga dia mencurahk isi hati nya kalau sedang ada masalah yang dialamimya. Vani paling suka berdoa karena itulah cara seorang makhluk berkomunikasi dengan penciptanya. Sesungguhnya Allah akan murka kepada orang yang tidak mau berdoa karena mereka dianggap sombong.

Setelahnya kami semua berdiri untuk mengambil Al Qur'an karena sudah didawuhi ummah. Lalu kami duduk sesuai khalaqah kami. Setiap khalaqah ada sekitar tujuh sampai sepuluh orang dengan satu pembimbing yang sudah ditentukan. Pembimbing nya adalah Abdi ndalem dan di khalaqah Vani namanya mbak Dwi. Masih muda namun fasih bacaannya.

Ummah lenggah kembali ketika kami semua sudah membentuk khalaqah. Ummah menyimak bacaan alquran yang sedang mendapatkan giliran menyetor kan bacaan atau hafalan nya. Untuk yang jurusan Al Qur'an seperti Vani harus menyetor kan hafalan Al Qur'an nya. Kalau yang jurusan kitab hanya menyetor kan hafalan juz amma. Tidak mungkin kalau disamakan karena jurusan kitab memang lebih terfokus pada kitab. Selain itu kami juga punya kewajiban sekolah. Sekolahnya masih satu komplek dengan asrama jadi kami tidak pernah keluar pesantren. Tapi begitu lah santri, kudu kuat nahan cocok, karena santr itu memang ngalap berkah.

Satu kali putaran, deretan akan disimak oleh mbak Dwi setelah itu digunakan untuk menghafal kembali. Vani itu bukan anak teladan yang selalu rajin, kadang ia ngobrol atau tidur bersama Mika dan Damai, teman satu khalaqah nya.

Sekitar pukul enam lima belas, simpan dibubarkan, setelah itu para santri akan mandi kalau tadi belum dan sarapan. Karena Vani tadi sudah mandi,, ia bergegas ke aula yang berubah menjadi ruang makan saat jam makan. Setelah mengambil nasi dan lauk, Vani menghampiri Hamayta atau Ata dan Mela, mereka teman terdekat Vani, mungkin sahabat. Meskipun tidak satu kamar mereka sangat dekat.

Pukul tujuh kurang lima belas menit mereka selesai makan dan minum, saat berjalan menuju kamar masing-masing mereka berpapasan dengan Fezral, salah satu Abdi ndalem putra yang cukup dekat dengan Vani. Tak bisa di pungkiri kalau Vani juga menyimpan rasa untuk Fezral yang hanya terpaut tiga tahun. Fezral tersenyum sambil mengangguk dan berlalu karena tugas Fezral hanya mengantarkan nasi yang kurang. Memang terkadang nasi kurang kadang pula sisa.

"Allahu akbar... sadarkan teman hamba ya Allah" ujar Ata saat melihat Vani bersemu. Bagaimana tidak? Fezral termasuk barisan Abdi ndalem yang banyak disukai santri putri. Lesung pipinya akan terlihat saat sedang tersenyum, sama seperti Vani. Kulitnya coklat manis dengan hidung mancung dan mata yang tajam berhias alis tebal. Jelas sekali kalau dia lelaki yang tegas.

He Is mine (END, Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang